Sukses

Ninis, Dewa Muda Yunani

Bagi seorang pesepakbola yang baru menginjak usia 20 tahun, rentetan pencapaian yang ditorehkan Sotiris Ninis terbilang cukup impresif. Sang bintang muda ini hampir pasti menjadi tumpuan harapan publik Yunani di Piala Dunia.

Liputan6.com, Athena: Untuk seorang yang baru menginjak umur 20 tahun, daftar prestasi yang telah dicapai Sotiris Ninis terbilang cukup impresif. Pada 2007, Ninis dianugerahi gelar Pemain Muda Terbaik Yunani. Pun, ia menorehkan rekor sebagai pemain termuda dalam sejarah sepakbola Yunani yang pernah memperoleh gelar tersebut. Ninis sekaligus termasuk dalam skuad pemain terbaik turnamen Piala Eropa U-19, dimana Yunani secara mengejutkan melaju ke final.

Gelar lainnya ditorehkan Ninis setelah dia menjadi pemain sekaligus pencetak gol termuda yang pernah membela Yunani di level internasional. Bukan itu saja, di usianya yang masih belia, Ninis juga pernah diberi kepercayaan menjadi kapten bagi klubnya, Panathinaikos.

Kesuksesan yang diperoleh dalam usia yang masih sangat muda, maka tidak mengejutkan jika sejumlah klub raksasa Eropa seperti Manchester United, Arsenal, AC Milan dan Real Madrid terus memantau kiprah sang bintang lapangan hijau ini. Tentunya sambil berharap suatu saat pinangan mereka diterima Ninis.

Meski lahir di Albania, Ninis merupakan keturunan asli Yunani. Pemain yang dijuluki "Messi-nya Yunani" ini diberkahi teknik mumpuni. Visi permainannya juga tajam. Akselerasi dan tendangan sangat keras. Kualitas seperti inilah yang membuatnya menonjol baik di klub maupun di Timnas Yunani U-21. Ninis juga merupakan pemain serbabisa yang berarti dia dapat bermain di sisi kanan lapangan atau menjadi jenderal di lapangan tengah. Musim lalu, dimana pun dimainkan, Ninis dipastikan akan selalu menciptakan peluang bagi Panathinaikos, baik melalui umpan satu dua, dribbling bola yang sempurna melewati hadangan musuh, maupun melalui visi permainan dan umpan-umpannya yang tajam.

Di Yunani, Ninis merupakan pemain yang sangat populer. Media massa di negara-negara Mediteranian langsung heboh ketika Otto Rehhagel pertama kali memanggil Ninis ke dalam skuad Timnas Yunani. Ninis sendiri tidak dapat menyembunyikan kebahagiaanya. “Itu merupakan mimpi yang jadi kenyataaan dan juga motivasi tambahan untuk berlatih lebih keras dan mengembangkan diri saya,” ujar Ninis.

Pada 16 Mei 2008, dalam debutnya yang pertama untuk Yunani, Dewi Fortuna tersenyum pada Ninis. Bintang muda ini berhasil mencetak gol pembuka kemenangan Yunani atas Siprus dalam laga persahabatan yang berakhir dengan kemenangan 2-0.

Meski kiprahnya gemilang bersama klub, karir internasionalnya sempat meredup. Ninis tidak lantas jadi pemain andalan bagi Rehhagel. Cedera yang kerap kali mendera calon dewa sepakbola Yunani ini terus menghalangi perkembangan karirnya. Misalnya, Ninis tidak dimasukkan Rehhagel ketika Yunani gagal mempertahankan gelar juara pada Euro 2008 di Austria-Swiss.

Akan tetapi pada Piala Dunia kali ini, Ninis hampir pasti mendapatkan satu tempat dalam skema Rehhagel. Sang "Dewa Muda" ini mulai menjadi harapan bagi publik Yunani. Ninis diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi kompatriotnya untuk merengkuh gelar juara Piala Dunia FIFA yang dapat menjadi pelipur lara bagi negara yang sedang dirundung krisis politik dan ekonomi ini. Hanya waktu yang dapat menjawab apakah sinar sang bintang di Piala Dunia nanti dapat meletakkan kembali senyuman di wajah para suporter Yunani. Yang pasti, bagi Djibril Cisse, striker internasional Prancis yang jadi rekannya di Panathinaikos, Ninis adalah masa depan bagi sepakbola Yunani. “Saya benar-benar menyukai Ninis. Saya yakin dia adalah pemain yang berkualitas dan pastinya merupakan masa depan sepakbola Yunani,” puji Cisse.(CHR/FIFA/Worldcup/Footballtalentspotter)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.