Gazza, Depresi dan Ingin Mati

Liputan6.com, London: Kabar keterpurukan Paul “Gazza” Gascoigne di lembah alkohol sudah berlangsung lama. Kehidupan salah satu legenda sepakbola Inggris ini kian terbenam di bawah pengaruh minuman keras pascakematian Sir Bobby Robson, mantan manajer Timnas Inggris yang meninggal akhir Juli lalu.

Gazza depresi berat lantaran ditinggal Robson yang merupakan sosok ayah buatnya. Pria yang kini berusia 42 tahun tersebut sampai berkeinginan mengakhiri hidupnnya dengan mengonsumsi 40 botol bir dalam waktu 13 jam. Itu berarti ia menenggak sebotol bir tiap 20 menit.

Ia mengirim pesan pada teman wanitanya, Jade Freeman, 20 tahun, yang menyatakan keinginan untuk kembali ke skuad Timnas Inggris. “Ia berada di planet lain. Tanpa rehabilitasi ketergantungan terhadap alkohol ia akan meninggal dalam 18 bulan,” kata Jade yang menyangkal bahwa dirinya merupakan kekasih dari Gazza melalui The Sun. “Tubuhnya tak akan sanggup bertahan. sungguh menyedihkan menyaksikan tekanan yang dipikulnya.”

Menurut Jade, dalam mabuknya Gascoigne menyesali kematian Robson yang meninggal akibat kanker dan menangisi mengapa orang-orang yang dicintai pergi meninggalkan dirinya. “Ia menenggak sebotol bir setiap 20 menit seperti meminum air mineral. Saya mengingatkan tapi tidak dihiraukannya. Ia mengatakan ingin mati saja. Setelah kematian ibunya ia merasa kesepian seorang diri,” imbuh Jade.

Sebagai teman Jade prihatin atas atas peristiwa tersebut. Gazza mulai kembali kecanduan berat alkohol sebelum menghadiri penghormatan terhadap jenazah mendiang Robson yang dilakukan di sebuah katedral di Kota Durham pada 21 September lalu. “Ia pria penyayang tapi saat ini memiliki misi mengakhiri hidupnya. Misi itu akan sukses jika tidak segera dihentikan,” pungkas Jade yang menyatakan Gazza beruntung jika bisa menyaksikan The Three Lions berlaga dalam Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan.(DIM)