Sukses

Rompi Anti-Peluru Dirasa Perlu

Catatan angka kriminalitas yang tinggi di Afrika Selatan mencuatkan gagasan penggunaan rompi anti-peluru bagi para pemain yang berlaga di Piala Dunia 2010. Setidaknya untuk skuad Der Panzer.

Liputan6.com, Leverkusen: Salah satu kekhawatiran yang mengiringi perhelatan akbar Piala Dunia tahun depan yakni tingginya angka kriminalitas di Afrika Selatan (Afsel). Dari para suporter negara peserta hingga pesepakbola yang ambil bagian di dalamnya merasa perlu mewaspadai catatan tersebut.

Agar tidak terjadi kejadian yang tidak diinginkan beberapa solusi diapungkan. Demi keamanan pemain desakan penggunaan rompi anti-peluru dirasa perlu. Sedikitnya desakan itu telah diwacanakan buat para anggota skuad Der Panzer Jerman. Michael Ballack dkk diharapkan mengenakan perlengkapan keselamatan diri tersebut selama berlaga di Afsel musim panas mendatang.

Kepala firma keamanan yang bermarkas di Leverkusen, BaySecur, menyatakan perlunya pemain Jerman ekstra waspada ketika berada di negara paling selatan di “Benua Hitam” tersebut.

“Kemungkinan para pemain berkeliaran di luar hotel harus ditekan seminimal mungkin,” kata Kepala BaySecur, Guenter Schnelle, sebagaimana dilansir The Telegraph. “Kalaupun mesti keluar hotel, mereka akan mendapat pengawalan penuh: pengawal dengan senjata lengkap dan penggunaan rompi anti-peluru bagi para pemain.”

BaySecur merupakan firma jasa yang diberi tanggung jawab Federasi Sepakbola Jerman (DFB) untuk mengawal seluruh komponen Der Panzer, termasuk tamu penting, ketika melawat ke luar negeri. Dalam hal ini BaySecur sudah memikirkan langkah teknis pengamanan di Afsel setelah Jerman memastikan diri lolos kualifikasi.

DFB menguraikan rencana pengamanan ketat di sekitar hotel tempat Timnas Jerman menginap di Pretoria, salah satu dari lima kota terbesar di Negeri Apartheid. BaySecur mencermati betul rasio kejahatan di Afsel yang menurut data laman resmi Badan Intelejen Amerika Serikat (CIA) memiliki rasio 22,4 kematian per 1.000 individu dua tahun silam. (DIM)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini