Sukses

Buramkah Karir Berbatov di Old Trafford?

Rafael Benitez melego kembali Robbie Keane ke Tottenham Hotspur. Meski merugi, putusan itu terbukti jitu. Akankah langkah Benitez ditiru Sir Alex Ferguson, terkait belum gemilangnya penampilan Dimitar Berbatov selama semusim bermukim di Old Trafford?

Liputan6.com, Manchester: Meskipun gagal meraih titel premiership di musim 2008-09, Rafael Benitez patut dipuji terkait keputusannya melempar (baca: melego) kembali Robbie Keane ke Tottenham Hotspur di bursa transfer musim dingin Januari 2009. Meski Liverpool merugi—membeli Keane seharga 20,3 juta pound dan menjualnya kembali dengan fee 12 juta pound—terbukti tak sedikit yang memuji putusan yang diambil Benitez tersebut menyusul melempemnya performa Keane di Anfield Stadium di paruh pertama kompetisi: hanya mencetak lima gol dari 19 pertandingan.

Benitez dikenal sebagai sosok manajer yang tak mau malu mengakui kesalahannya dalam rekrutmen pemain. Jika seorang pemain dianggap tak becus mengejawantahkan instruksinya di lapangan, tak segan-segan Benitez mencadangkannya dan bahkan melemparnya ke bursa alias menjualnya. Hal itu terbukti dari didepaknya Josemi, Antonio Nunez, Fernando Morientes, dan Mauricio Pellegrino.

Nah, akankah langkah radikal yang dilakukan Benitez itu akan ditiru musuh bebuyutannya dalam lima tahun terakhir, Sir Alex Ferguson? Pasalnya, selepas kegagalan MU di Liga Champions, publik mulai bertanya-tanya tentang kontribusi pemain termahal MU, Dimitar Berbatov yang diboyong Ferguson ke Old Trafford dengan rekor fee 30,75 juta pound.

Seperti yang dilansir The Times Online, dilihat dari faktor skill, tak ada yang meragukan kualitas yang dimiliki Berbatov. Namun, meskipun bertalenta, striker Timnas Bulgaria berusia 28 tahun ini tampak kurang menyatu dalam gaya dan pola permainan yang dikembangkan MU. Di satu sisi, Ferguson sangat terkesima (baca: mengagumi) kemampuan Berbatov mengontrol bola. Namun, di sisi lain, faktor kontrol bola ala Berbatov itulah yang kerap membuat pola cepat serangan khas MU jadi tersendat.

Data statistik pun tidak berpihak pada ujung tombak kelahiran Blagoevgrad yang tercatat telah memperkuat Timnas Bulgaria dalam 67 pertandingan itu. Sejauh ini, di ajang premiership, Berbatov baru membukukan 9 gol. Di ajang yang lebih bergengsi, Liga Champions, Berbatov hanya menjadi starter dalam lima laga. Di tiga partai krusial yang terakhir, melawan Arsenal di babak semifinal (baik di leg pertama maupun leg kedua) dan final menghadapi Barcelona, Berbatov hanya jadi cadangan dan baru tampil di 25 menit terakhir.

Akankah Berbatov meniru jejak Juan Sebastian Veron yang awalnya juga digadang-gadang bakal menjadi legenda di Old Trafford? Dari 14 gol di semua ajang kompetisi yang telah dibukukan Berbatov, enam di antaranya dihasilkan ketika MU berhadapan dengan tim-tim ‘pinggiran’ semacam Celtic, Aab Aalborg, dan West Bromwich Albion. Hanya sekali Berbatov mencetak gol ke gawang tim-tim kuat: enam besar Liga Premier, yaitu ke gawang Chelsea, 11 Januari 2009.

Karena itu, andaikata Ferguson berhasil mempertahankan eksistensi Cristiano Ronaldo dari bujukan Real Madrid, di bursa transfer musim panas 2009, logis jika Ferguson mengincar bintang Lyon, Karim Benzema, sebagai amunisi baru The Red Devils. Hasil penjualan Berbatov plus 'dana nganggur' menyusul enggannya Ferguson memermanenkan Carlos Tevez bisa dijadikan modal awal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.