Sukses

Keluh-kesah Seorang Scolari

Setelah Deco, giliran Luiz Felipe Scolari yang mengecam kebobrokan yang terjadi di Chelsea. Scolari menunjuk trio pemain The Blues tidak pernah mau menerima metode kepelatihannya.

Liputan6.com, Rio de Janeiro: Setelah Deco yang melontarkan sumpah serapah terhadap kebijakan owner klub, Roman Abramovich (Baca: Sumpah Serapah ala Deco), kini giliran mantan manajer Chelsea, Luiz Felipe Scolari, yang mengecam kebobrokan yang terjadi di Stamford Bridge. Seperti diketahui, karena dianggap gagal mengangkat prestasi John Terry dkk, pada 9 Februari lalu, Scolari dipecat.

Hampir lima bulan berlalu, Scolari kini mengungkapkan unek-uneknya sekaligus peringatan bagi Carlo Ancelotti, manajer Chelsea di musim depan, untuk mewaspadai kekuatan (power) sejumlah pemain senior. Pasalnya, dalam benak Scolari, kegagalannya dalam meningkatkan kinerja tim di Liga Premier yang membuatnya dipecat, tidak terlepas dari keengganan atau sikap penolakan yang dilakukan tiga pemain senior: Didier Drogba, Petr Cech, dan Michael Ballack.

Dalam wawancaranya dengan harian Brasil yang berbasis di Rio de Janiero, O Globo, Scolari menyatakan kekuatan sebenarnya dalam dunia sepakbola saat sekarang ini adalah power yang dimiliki para pemain. “Pelatih, yang menangani sebagian besar klub di Eropa, tidak memiliki kemampuan untuk melawan (kekuatan) mereka. Para pelatih yang selalu jadi biang keladi dan akhirnya mendapat pemecatan,” tegas Scolari seperti yang dikutip The Guardian dan The Sun.

“Coba tanyakan kepada klub, mana yang lebih baik dipecat, para pemain bintang yang mendapat gaji empat sampai sembilan juta euro per tahun dengan kontrak sampai lima tahun atau pelatih? Tentunya, yang pertama kali bakal dibukakan pintu keluar adalah pelatih. Mayoritas pemain sadar dan tahu betul dengan hal tersebut,” imbuhnya.

“Permasalahan utama yang terjadi pada saya saat menangani Chelsea adalah (sikap) para pemain seperti Didier Drogba, Michael Ballack, dan Petr Cech. Mereka tidak pernah mau menerima metode latihan yang saya terapkan atau melakukan apa yang saya perintahkan,” tandas Scolari yang pada awal Juni ditunjuk menangani FC Bunyodkor, juara Liga Uzbekistan atau Uzbekistan Professional Football League 2008.

Scolari mengklaim ketiga pemain sempat berulah dengan meminta perawatan medis yang tak lazim dilakukan. Yang menyesakkan bagi manajer berkebangsaan Brasil berusia 60 tahun ini, ulah ketiga pemain itu justru didukung dewan direksi klub. “Drogba meminta izin untuk menyembuhkan cedera ototnya di Cannes. Ballack hendak pergi ke Koln guna merawat cedera kakinya. Cech? Lain lagi. Ia meminta pelatih kiper khusus bagi dirinya sendiri. Tentu saja, saya menolak permintaannya mentah-mentah,” terang Scolari. Sejak itu, tambahnya, “Sikapnya (Cech) mulai berubah. Ia memerlakukan saya dengan begitu dingin. Di ruang ganti pemain, tampak jelas saya mendapat resistensi. Dan, akhirnya, justru mereka mendapat dukungan dari dewan direksi.”

Menurut Scolari, selain Chelsea,  power pemain juga terjadi di Real Madrid. “Masalah yang dimiliki Real Madrid adalah Raul. Ia pemain veteran dan masih tetap menjadi bos di ruang ganti pemain. Siapa saja yang tidak menyukai peranannya, termasuk pelatih, bakal jadi sengsara,” katanya.

Terakhir, Scolari bersumpah tidak akan kembali ke Inggris. Alasannya, soal pajak yang kelewat tinggi, 50 persen. “Saya tidak akan pernah kembali bekerja dalam persepakbolaan Inggris. Saya yakin, mulai musim depan mereka bakal mendapat masalah besar. Yaitu, soal pajak yang aturannya berubah. Jumlah 40 persen sudah tinggi. Kini dinaikkan menjadi 50 persen. Dalam arti, untuk membayar gaji satu juta euro, klub harus mengeluarkan dana sebesar dua juta euro. Daya tarik (Liga Premier) bakal berkurang. Sebab, di Spanyol, pajaknya hanya 20 persen. Di Turki, malah lebih rendah, hanya 12 persen,” pungkas Scolari.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini