Sukses

Grant: Kemenangan Pemain dan Fans

Portsmouth menjungkirbalikkan prediksi dengan melaju ke babak final FA Cup. Di mata manajer tim Avram Grant, keberhasilan tersebut menjadi milik para pemain dan suporter klub.

Liputan6.com, London: Cerita luar biasa kembali terjadi di panggung FA Cup. Di babak final yang akan berlangsung di Wembley Stadium, 15 Mei mendatang, bakal bertemu dua tim yang melihat posisinya di klasemen bak langit dan bumi: Chelsea dan Portsmouth. The Blues untuk sementara menempati puncak singgasana, sedangkan Pompey terbenam di dasar klasemen. Bahkan, Portsmouth telah dipastikan terdegradasi menyusul penalti poin akibat krisis finansial klub.

Keberhasilan Pompey menjungkirbalikkan prediksi sebagian besar opini publik dengan mengalahkan tim yang di atas kertas jauh lebih tangguh dan berkualitas Tottenham Hotspur begitu membanggakan Avram Grant, manajer tim berkebangsaan Israel. “Kami percaya diri dan memiliki keberanian hati untuk memenangkan laga tersebut. Kami pun tahu kami bisa melakukannya. Mereka (Spurs) adalah tim yang bagus didampingi manajer yang baik pula. Tetapi, secara taktik kami tampil luar biasa. Para pemain tampil gagah berani dan sepenuh hati,” puji Grant.

Padahal, aku Grant, komposisi pemain yang ia turunkan melawan anak-anak asuhan Harry Redknapp terbilang acak-acakan bin amburadul. “Lima pemain kondisi fisiknya kurang fit. Beberapa dari mereka juga bermain bukan dalam posisi sebagaimana mestinya. Bahkan, kami tidak mempunyai seorang bek pun di bangku cadangan. Jadi, melihat apa yang kami tampilkan dan dua gol yang tercipta, saya tidak bisa meminta lebih dari mereka (para pemain),” tegas Grant.

Keberhasilan meraih tiket ke partai pamungkas juga merupakan kabar bagi baik administartor Portsmouth, Andrew Andronikou. Pasalnya, otomatis Pompey meraih bonus sebesar 900 ribu pound. Itu belum termasuk pendapatan kasar sekitar satu juta pound dari hak siar televisi dan tarif tiket di partai final.

Di mata Grant, keberhasilan melangkahkan kaki untuk kali kedua di partai puncak FA Cup dalam tiga musim terakhir menjadi puncak kisah luar biasa yang menerpa klub di sepanjang musim ini menyusul penalti sembilan poin karena memasuki tahapan administrasi terkait besarnya utang klub yang mencapai lebih dari 70 juta pound.

“Benar-benar hari yang ‘gila’ melihat apa yang terjadi di sepanjang musim ini. Para pemain memberikan segalanya di lapangan dan tidak pernah putus asa meraih ambisi melaju ke partai puncak. Kami bisa menulis sebuah buku yang menceritakan banyak hal yang tidak berpihak pada kami di musim ini,” tegas Grant.

Grant menolak berbicara lebih jauh tentang partai final melawan John Terry dkk yang notabene merupakan mantan anak-anak asuhannya. Grant datang ke Stamford Bridge menggantikan Jose Mourinho, 20 September 2007. Pada 24 Mei 2008, Grant didepak. “Biru melawan Biru. Saya sangat senang. Tapi, lihatlah saja nanti. Segala sesuatunya bisa saja terjadi. Tapi, untuk saat ini saya ingin merayakan keberhasilan kami,” aku Grant.(MEG/The Sun)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.