Sukses

Pesepakbola pun Bayar Uang Preman

Dari hasil investigasi, seorang pesepakbola di Liga Premier Inggris kudu membayar 15 ribu pound atau sekitar Rp 210 juta setiap tiga bulan untuk membayar uang keamanan bagi keselamatan keluarganya.

Liputan6.com, London: Bukan rahasia umum jika dalam kehidupan sehari-hari, seorang figur publik rela merogoh dompetnya untuk mendapatkan keamanan baik untuk dirinya sendiri maupun bagi keluarganya. Pun begitu pula dengan pesepakbola profesional yang berkecimpung di kancah Liga Premier Inggris. Uang keamanan alias “jatah preman” pun jadi pengeluaran wajib bulanan.

Menurut hasil investigasi, seorang pemain “dipaksa” mengeluarkan dana tak kurang dari 15 ribu pound atau sekitar Rp 210 juta per tiga bulan sebagai jaminan keamanan bagi dirinya dan keluarganya. Jika tidak, maka sang pemain harus menerima risiko penyerangan dan tindak kriminal lainnya yang boleh jadi bakal mematikan kariernya di lapangan hijau.

“Bos saya mewajibkan seseorang untuk membayar sejumlah uang untuk setiap beberapa bulan. Jadi, dengan demikian, tidak ada orang yang berani mengganggunya selama tiga atau empat tahun. Besarannya, kira-kira 15 ribu pound untuk dua sampai tiga bulan. Jumlah yang kecil bagi seorang pesepakbola premiership. Tapi, tetap itu jumlah yang besar,” aku seorang anggota geng.

Lebih lanjut, anggota geng tersebut menegaskan jika pola yang mereka lakukan jauh lebih bermanfaat dibanding jika seorang pemain menyewa bodyguard atau pengawal keamanan pribadi. “Kami tahu dengan dekat dimana keluarga dan teman mereka (pemain) berada. Jadi, pengawal keamanan tidak bisa memproteksi mereka sepanjang waktu,” tegasnya.

Isu perlunya pesepakbola premiership mendapat pengawalan keamanan pribadi dilontarkan Chief Executive Asosiasi Pesepakbola Profesional (PFA), Gordon Taylor. “Sepakbola mencerminkan kondisi sosial. Kadang, realitas sosial yang terjadi tidak menyenangkan. Jika ancaman itu benar-benar ada, maka tentunya hal itu pantas untuk disikapi pemain. Sekarang, klub dan para pemain lebih konsen dengan soal itu (keamanan). Kami telah menyadarkan mereka akan kebutuhan soal tersebut,” tandas Taylor.

Seorang narapidana yang berasal dari Merseyside mengklaim jika sejumlah pesepakbola premiership harus membayar lebih dari 100 ribu pound agar ulah mereka yang terekam kamera di klub malam dan tempat prostitusi (pelacuran) tidak terekspos ke media massa.(MEG/Daily Mail)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.