Sukses

Pemain Tuntut Mancini Dipecat

Awan kelabu menyelimuti City of Manchester Stadium. Tak habis pikir dengan kebijakan bosnya, sejumlah pemain senior Manchester City menuntut owner klub memecat Roberto Mancini.

Liputan6.com, Manchester: Awan kelabu menyelimuti City of Manchester Stadium. Tak habis pikir dengan kebijakan bosnya, sejumlah pemain senior Manchester City menuntut owner klub memecat Roberto Mancini. Dalam pandangan mereka, tak mungkin bagi The Citizens meraih gelar premiership selama tim ditangani mantan pelatih Inter Milan tesrebut.

Keinginan para pemain dipicu dari kekalahan mengejutkan yang dialami City saat menghadapi Wolverhampton Wanderers di Molineux Stadium, Sabtu (30/10) lalu. Dalam laga tersebut, publik pun disuguhi keributan antara striker Togo Emmanuel Adebayor dengan bek tegap asal Belgia Vincent Kompany.

“Sulit menemukan seorang pemain di ruang ganti yang seia sekata dengan Mancini. Situasinya benar-benar kacau. Tak ada yang mau mendengarkan arahannya. Semangat tim pun menurun karena para pemain tidak lagi punya sikap respek terhadap manajer. Sebagian pemain berpikir lebih baik jika ia (Mancini) hengkang. Mereka tidak tahu apa mereka inginkan selain Mancini pergi,” ujar sumber City.

Selain tak suka dengan gaya kepemimpinan Mancini, para pemain pun mengeluhkan kebijakan mantan striker Timnas Italia itu yang dinilai tak tahu dengan kebutuhan tim. Contohnya, “Mereka (pemain) tak habis mengerti mengapa Mancini memasukkan bek Pablo Zabaleta menggantikan Adebayor ketimbang memainkan striker Jo Alves.”

Selain perselisihan antara Adebayor dan Kompany, pemain termahal City gelandang bertahan Yaya Toure pun terlibat pertikaian dengan James Milner di tunnel. Menurut agen Toure, Dimitri Seluk, kliennya geram dengan kurangnya mentalitas juara yang tertanam dalam diri para pemain City.(MEG/The Sun)


* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini