Sukses

Rasialisme Guncang PSSI-nya Prancis

Federasi Sepakbola Prancis (FFF) kelabakan. Isu rasialisme mengemuka setelah salah satu media massa membocorkan klaim bahwa para petinggi FFF tengah menimbang kebijakan kuota terhadap pemain keturunan Arab dan Afrika dalam persepakbolaan Prancis.

Liputan6.com, Paris: Federasi Sepakbola Prancis (FFF) kelabakan. PSSI-nya Prancis ini langsung mengadakan penyelidikan internal terkait klaim bahwa para petinggi FFF, termasuk pelatih Timnas Prancis Laurent Blanc, tengah menimbang kebijakan penerapan kuota berbau rasialis terhadap pesepakbola keturuan.

Para petinggi FFF itu dikatakan secara rahasia sedang menggodok pembatasan pesepakbola keturunan Arab dan Afrika hingga 30 persen saja dari mulai usia 12 sampai 13 tahun. Clairefontaine merupakan akademi sepakbola terkenal milik FFF yang telah melahirkan pemain-pemain top seperti Thierry Henry, Nicolas Anelka, dan Hatem Ben Arfa yang kesemuanya pemain keturuan.

Menteri Olahraga Prancis Chantal Jouanno angkat bicara. Jouanno mendesak FFF merespon tuduhan yang sudah menyebar itu. Padahal, Jouanno sering mendengung-dengungkan pentingnya kesamaan hak dan kesempatan di olahraga. “Diskriminasi tidak mendapat tempat di olahraga, baik itu di gelanggang maupun di akademi pelatihan,” kata dia.

Rasialis menjadi isu yang dekat dengan persepakbolaan Prancis. Terutama sekali setelah performa memalukan pada Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan. Meski tidak terlalu mengemuka, tenggelam oleh ngambeknya Anelka, terdapat selentingan bahwa enam pemain berkulit hitam memberontak.

Pengalaman di Afsel berbanding terbalik dengan dengan pengalaman di 1998. Ketika itu Prancis yang menjadi tuan rumah perhelatan terakbar sepakbola sukses menjadi yang terbaik. Dan skuad Les Bleus, julukan Timnas Prancis, dihuni para pemain multietnik. Zinedine Zidane dan kawan-kawan disebut tim “Blacks, Blancs, Beurs” atau hitam, putih, dan Arab.

FFF pun sibuk menyelidiki klaim kebijakan yang mengutamakan pesepakbola kulit putih yang didengungkan pertama kali oleh Mediapart, sebuah media online. Mediapart mengabarkan isu panas ini mulai Kamis (28/4) lalu.(DIM/Reuters)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.