Sukses

Alasan Madrid Lego Robben dan Sneijder

Direktur Umum Real Madrid, Jorge Valdano memberi konfirmasi jika pelatih Los Blancos, Manuel Pellegrini sebenarnya masih membutuhkan kontribusi Arjen Robben. Lalu, mengapa Robben dijual?

Liputan6.com, Madrid: Hiruk pikuk di bursa transfer musim panas usai sudah. Selain sukses memboyong sejumlah pemain bintang ke Santiago Bernabeu, Real Madrid pun dapat dibilang berhasil mengusir para punggawa yang berasal dari Negeri Belanda. Kini tinggal tiga pemain yang berasal dari Negeri Kincir Angin, yaitu Ruud van Nistelrooy, Royston Drenthe, dan Rafael Van der Vaart. Tiga pemain lainnya yang hengkang adalah Arjen Robben, Wesley Sneijder, Klaas-Jan Huntelaar.

Direktur Umum Klub, Jorge Valdano memberi konfirmasi jika sejatinya entrenador tim Manuel Pellegrini masih membutuhkan kontribusi Robben. Padahal, sejak bursa transfer dibuka, nama Robben berada dalam daftar teratas pemain yang bakal ditendang. Lalu, apa yang sebenarnya terjadi?

“Awalnya, setelah kami berhasil merekrut Cristiano Ronaldo, ia (Robben) memang diminta untuk meninggalkan klub. Namun, pelatih berniat untuk tetap memakainya,” tutur Valdano kepada stasiun radio Onda Cero. Valdano memuji sikap profesional yang ditunjukkan Robben. “Ia menikmati saat-saat dimana ia diturunkan (bermain). Meskipun posisinya bukan jadi starter, ia mampu tampil memukau. Namun, ayahnya punya pikiran lain dan meminta klub untuk menerima tawaran yang datang dari klub lain,” imbuhnya.

Berbeda dengan Robben, lain cerita halnya dengan Sneijder. Gelandang yang diboyong Los Blancos dari Ajax Amsterdam pada 12 Agustus 2007 dengan mahar sebesar 27 juta euro (sekitar Rp 383,4 miliar) sejak semula tetap ngotot tak mau meninggalkan Bernabeu. Di mata Madrid kedatangan Kaka otomatis membuat Sneijder tersingkir.

"Logika sederhananya seperti itu. Jika Kaka datang artinya Sneijder yang hengkang. Andaikata Ronaldo masuk, artinya Robben yang harus keluar. Sama halnya dengan Barcelona saat merekrut (Zlatan) Ibrahimovic, mereka tahu konsekuensinya, yaitu menjual Samuel Eto’o,” tegas Valdano.

Madrid mengakui jika proses penjualan Sneijder sangat sulit dilakukan. Pasalnya, yang bersangkutan kerap menolak opsi hijrah ke Italia. “Sangat sulit upaya yang kami lakukan saat melego Sneijder. Sebab, ia tak mau terbang ke Italia. Namun, pada akhirnya, ia dapat diyakinkan jika Inter Milan adalah klub yang besar. Lagipula, di sana (Inter) ia mempunyai kesempatan tampil yang jauh lebih besar dibanding di sini (Madrid),” tandas Valdano.

Salah satu pemain asal Belanda yang pantas beruntung adalah Van der Vaart. Madrid batal melego mantan kapten SV Hamburg tersebut. “Begitu Sneijder dan Robben hengkang, saya pikir Van der Vaart punya tempat dalam skuad. Memang benar dan kami akui jika sepanjang musim panas kami berniat melegonya. Namun, seiring dengan berjalannya waktu dan kondisi yang terjadi di bursa, kami pun berpikir ulang (membatalkan penjualan Van der Vaart)," pungkas Valdano. (MEG)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.