Sukses

Win-win Solution ala Keita

Setiap dua tahun sekali di bulan Januari, pesepakbola asal Afrika dihadapkan pada dilema, memperkuat klub atau timnas di Piala Afrika. Gelandang Barcelona, Seydou Keita punya solusi jitu untuk mengatasinya.

Liputan6.com, Barcelona: Setiap dua tahun sekali (tahun genap) di bulan Januari, para pesepakbola asal Afrika dihadapkan pada dilema: memperkuat klub atau timnas yang akan berlaga di Piala Afrika. Pun begitu pula dengan Seydou Keita, gelandang Barcelona yang juga menjadi pemain andalan Timnas Mali.

Piala Afrika 2010 akan digelar di Angola pada 10-31 Januari 2010. Sesuai dengan aturan FIFA, dua pekan sebelumnya, klub wajib melepaskan para pemain yang dibutuhkan timnasnya masing-masing. Artinya, sebelum tahun berganti, Keita kudu bergabung dengan The Eagles.

Masalahnya, pada 3 Januari 2010, Barca bakal mendapat lawan tangguh, Villarreal. Keita bermaksud ingin tetap bermain di Nou Camp guna menjaga peluang skuad Pep Guardiola tanpa kehilangan peluang bermain di Angola. Lagipula, akhir-akhir ini Keita sedang berada dalam performa terbaiknya, mencetak empat gol dari dua partai terakhir di La Liga.

Karena itu, selepas mengikuti Piala Dunia Antarklub 2009 di Abu Dhabi, 9-19 Desember mendatang (Barca menjadi wakil Eropa menyusul keberhasilannya menjuarai Liga Champions 2009-2009), Keita bermaksud akan meminta izin khusus kepada coach Mali, Stephen Keshi dan Federasi Sepakbola Mali (FMF) untuk dapat melepaskannya dari kewajiban bergabung dengan Mahamadou Diarra dkk di akhir tahun.

Namun, Keita tak berniat mendahului kehendak bosnya di klub, Guardiola. “Jika Guardiola menginginkan keberadaan saya, maka tentunya saya akan meminta izin kepada timnas agar saya dapat bermain di laga lawan Villarreal. Barca dan Mali sangat penting artinya bagi saya. Karenanya saya ingin membuat gembira kedua belah pihak,” tutur Keita seperti yang dikutip Sport.

Keita mengaku terganggu dengan jadwal turnamen Piala Afrika yang digelar di pertengahan musim kompetisi sepakbola liga-liga utama di Eropa. Keita pun menilai jadwal tersebut menjadi pemicu disharmoninya hubungan antara pemain dan klub.

Karenanya, Keita meminta pihak otoritas untuk mencari waktu yang lebih baik untuk menggelar ajang tertinggi di benua Afrika itu. “Anda (Konfederasi Sepakbola Afrika) seharusnya bisa mencari waktu yang lain bagi penyelenggaraan turnamen tersebut yang tidak menganggu jadwal klub dan tidak membuat para pemain berada dalam kondisi yang terjepit,” tandas pemain berusia 29 tahun itu.(MEG)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini