Sukses

Polisi Penembak Sandri Divonis Enam Tahun

Pengadilan Arezzo menjatuhkan hukuman enam tahun penjara bagi Luigi Spaccarotella, polisi yang menembak Gabriele Sandri, fans Lazio, 11 November 2007.

Liputan6.com, Arezzo: Beberapa jam sebelum kick-off pekan ke-12 kompetisi Liga Serie A Italia, Minggu, 11 November 2007, muncul kabar seorang fans Lazio tertembak oleh seorang aparat kepolisian yang sedang bertugas melerai bentrokan antara fans Biancocelesti dengan suporter Juventus di daerah Badia al Pino, Arezzo. Alhasil, laga di pekan tersebut ditunda.

Fans Lazio yang tertembak timah panas itu kemudian diketahui bernama Gabriele Sandri, 26 tahun. Sementara, oknum polisi yang melakukan penembakan bernama Luigi Spaccarotella. Dalam pembelaannya, Luigi mengaku tidak bersalah dan mengikuti prosedur yang berlaku saat mengamankan keributan antarsuporter Lazio dan Juve (Baca: Dan, Oknum Polisi itu Mengaku).

Namun, di sela-sela gencarnya serangan publik dan media massa, tak terkecuali pejabat pemerintah, Luigi diseret ke meja hijau. Dalam persidangan, jaksa penuntut Arezzo (wilayah yuridiksi peristiwa penembakan tersebut), Ennio Di Cicco berpendapat lain dan keukeuh menyatakan tindakan Luigi menyalahi prosedur dan tidak termaafkan (Baca: Pembunuhan Disengaja, Tuntutan Buat Oknum Polisi Italia).

Setelah hampir dua tahun berlalu, kisah panjang Luigi akhirnya benar-benar berakhir di balik jeruji. Pasalnya, seperti yang dilansir Channel 4, Rabu (15/7), pengadilan di Arrezo memutuskan Luigi bersalah dan harus mendekam di balik penjara selama enam tahun. Hukuman yang lebih rendah delapan tahun dibanding dakwaan jaksa Di Cicco.

Pengacara Luigi, Federico Bagatti menyatakan pihaknya akan naik banding terhadap putusan tersebut. “Kami bergembira bagi Spaccarotella sebab hukuman tersebut membuktikan apa yang sejak semula ia katakan bahwasanya ia tidak berniat membunuh siapapun. Namun, jelas pula jika besaran hukuman itu terlalu keras. Kami akan naik banding. Petugas kepolisian (Luigi) telah mengatakan jika tembakan yang diarahkan ke udara dimaksudkan untuk melerai pertikaian yang terjadi di antara kedua fans. Lalu, tembakan kedua secara tidak sengaja dilakukan seiring dengan upayanya berlari mengejar mobil,” terang Bagatti.

Sebaliknya, di lain pihak, ayahanda Sandri menilai vonis hakim jauh dari sisi keadilan. “Memalukan. Pengadilan tidak memercayai keterangan lima warga yang melihat Spaccarotella mengarahkan pistol dan menembakkannya ke tengah-tengah rombongan sepeda motor (dimana Sandri berada). Saya tidak lagi percaya dengan keadilan. Tanpa diragukan lagi, kami pun akan naik banding,” tegasnya. (MEG)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.