Sukses

Agum: Kita Tunggu Saja Keputusan FIFA

Waktu bagi Indonesia untuk menghindar dari sanksi FIFA semakin sempit. Kongres yang berujung ricuh membuat Ketua Komite Normalisasi Agum Gumelar hanya bisa pasrah.

Liputan6.com, Jakarta: Waktu bagi Indonesia untuk menghindar dari sanksi FIFA semakin sempit. Momen di Hari Kebangkitan Nasional seperti tak menyentuh Kongres PSSI di Hotel Sultan, Jakarta, Jumat (20/5). Kongres yang sedianya menghasilkan Ketua Umum, Wakil Ketua Umum, dan Komite Eksekutif untuk periode 2011-2015 ini berujung ricuh.

Badan sepakbola dunia (FIFA) sejatinya membentuk Komite Normalisasi untuk membangun kembali induk sepakbola nasional (PSSI). Inilah keputusan FIFA usai mendepak Nurdin Halid dari kursi nomor satu di persepakbolaan Tanah Air. Nurdin, bersama dengan tiga kandidat lainnya Nirwan D. Bakrie, George Toisutta, dan Arifin Panigoro, juga tidak diperkenankan mendaftarkan diri sebagai kandidat.

Inilah yang kemudian menimbulkan kembali bara di jajaran anggota PSSI. Sebagian pemilik suara sah menganggap keputusan FIFA salah sasaran. Bahkan, sebagian menganggap keputusan itu cacat hukum. FIFA dianggap menabrak statuta mereka sendiri. Silang sengketa ini pun menjadi warna dominan dalam kongres yang dibuka pukul 14:00 WIB tadi.

Peserta yang keukeuh mengusung George dan Arifin menamakan diri kelompok 78, sesuai dengan jumlah pemilik suara PSSI yang mereka kantongi, menghujani Ketua KN Agum Gumelar dengan interupsi. Mereka bersikeras George dan Arifin masuk dalam daftar kandidat. Mereka juga meminta Komite Banding menjelaskan tentang penolakan FIFA terhadap calon yang dijagokan.

Keadaan tak juga bisa dijernihkan. Pukul 22:49 WIB, akhirnya Agum mengetok palu. Bukan keputusan dihasilkan, melainkan kongres ditutup tanpa menghasilkan keputusan apa pun.

“Karena situasi yang tidak lagi kondusif dan tidak akan mungkin bagi kita mendapatkan hasil dari agenda, maka dengan mengucap Alhamdulillah dan meminta maaf dengan sangat kepada rakyat Indonesia, saya mengayatakan kongres ditutup,” ujar Agum yang bertindak selaku pimpinan kongres.

Mengenai rencana berikutnya, Agum mengatakan hampir tidak mungkin kongres akan dilaksanakan kembali. “Untuk saat ini kita tunggu saja keputusan FIFA,” ujar mantan Ketum FIFA ini. “Mereka (FIFA) mengirim pemantau yang bisa melihat situasi dengan matanya sendiri.”

Ini artinya sanksi larangan berlaga pada kompetisi di bawah FIFA dan AFC sudah di depan mata. Termasuk di antaranya, berlaga pada babak kualifikasi Piala Dunia 2014. Jika suspensi sampai diberlakukan, siapa yang mesti disalahkan? Masyarakat pecinta sepakbola nasional hanya ingin satu: tim Garuda mengangkasa di level Asia dan Dunia.(DIM/Reuters)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.