Sukses

Tradisi Berganti demi Prestasi

Akankah terjadi pertarungan total football kontra jogo bonito saat Belanda meladeni Brasil pada partai perempat final Piala Dunia 2010 di Stadion Nelson Mandela, Port Elizabeth?

Liputan6.com, Jakarta: Stadion Nelson Mandela menjadi venue pertaruhan Belanda dan Brasil di babak perempat final Piala Dunia 2010. Brasil sebagai pemuncak ranking FIFA dan Belanda yang menghuni peringkat keempat. Akankah tersaji total football versus jogo bonito atau partai sepakbola pragmatis yang tak lagi indah?

Belanda dan Brasil datang ke Afrika Selatan untuk menang, tidak untuk menghibur. Pragmatis sebelumnya terasa gatal di kuping pecinta sepakbola kedua negara, tapi pelatih Bert van Marwijk dan Carlos Dunga emoh mendengarkan ocehan itu. Yang penting menang! “Kami ke sini untuk menang,” seru Van Marwijk. "Jika bisa menang dengan indah, oke, tapi di atas itu semua yang penting hasil akhir," tambah Meneer berusia 58 tahun itu.

Mendengar kata-kata Van Marwijk rasanya janggal, tapi melongok jejak rekam “Tim Oranye” di bawah asuhannya menarik juga. Sebelum partai Jumat (2/7), Belanda tidak pernah kalah dari 23 kali bermain dan selalu menang delapan kali di 2010. Sebuah rekor mengesankan bagi Timnas Belanda.

Daya serang dari punggawa macam Robin van Persie, Wesley Sneijder dan Rafael van der Vaart belum terlihat impresif. Tapi lini belakang yang dikhawatirkan sebelum turnamen terbesar itu digelar terbukti rapih. Belanda tidak pernah kebobolan dari bola jalan (open play) di Afsel. Dua gol yang bersarang di gawang mereka tercipta dari titik putih.

Dunga lebih banyak menuai kritik karena meninggalkan falsafah jogo bonito. Dunga bergeming karena memang Selecao toh tetap tajam. Hanya Jerman dan Argentina yang bisa menjebol gawang lawan lebih banyak ketimbang Brasil. Bahkan data statistic memperlihatkan bahwa Brasil menciptakan lebih banyak peluang di banding tim peserta manapun.

Dunga punya pengalaman manis bertemu Belanda. Ia merupakan kapten tim Brasil ketika mengalahkan Belanda di perempat final Piala Dunia 1994, hingga menjadi yang terbaik di Amerika Serikat. Pertemuan Brasil dan Belanda selalu seru. Dari 10 pertemuan, Brasil menang tiga kali, sedangkan belanda merebut dua kemenangan. Tapi di putaran final Piala Dunia, keduanya berbagi satu kemenangan dari tiga kali berhadapan.

Van der Vaart bisa kembali memperkuat lini tengah Belanda, sedangkan Brasil tidak akan diperkuat gelandang Elano. Yang menarik yakni adu lihai dan kreativitas antara Sneijder dan Kaka. Di kubu Belanda, Van Persie penasaran karena baru mencetak satu gol di Afsel. Sebaliknya Luis Fabiano penasaran menambah pundi golnya yang kini berjumlah tiga untuk merengkuh gelar “Sepatu Emas”.

Head to head:
9-10-1999 Partai persahabatan: Belanda 2 – 2 Brasil
08-06-1999 Partai persahabatan: Brasil 3 – 1 Belanda
05-06-1999 Partai persahabatan: Brasil 2 – 2 Belanda
07-07-1998 Partai persahabatan: Brasil (menang penalti) 1 – 1 Belanda
31-08-1996 Partai persahabatan: Belanda 2 – 2 Brasil
09-07-1994 Piala Dunia: Belanda 2 – 3 Brasil

Prakiraan susunan pemain:
Belanda: Maarten Stekelenburg; Gregory van der Wiel, John Heitinga, Joris Mathijsen, Giovanni van Bronckhorst; Dirk Kuyt, Mark van Bommel, Wesley Sneijder, Nigel de Jong, Arjen Robben; Robin van Persie.
Brasil: Julio Cesar; Lucio, Juan, Maicon, Michel Bastos; Gilberto Silva, Felipe Melo, Daniel Alves, Kaka; Robinho, Luis Fabiano.

Prediksi peluang:
Belanda 45-55 Brasil
(DIM)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini