Menguak Fakta Messi yang Belum Terungkap (II-Habis)

Messi yang mendapatkan dua kewarganegaraan, tampil menjanjikan dengan tim muda Barcelona. Federasi sepakbola Spanyol (REFF) sempat tertarik memanggil Messi untuk mengikuti seleksi. Menyadari hal tersebut, Federasi sepakbola Argentina langsung “mengamankannya”

Petinggi AFA melayangkan surat panggilan untuk Messi memperkuat Argentina. Karena terburu-buru Federasi salah menulis nama Lionel Messi menjadi Leonel Mecci.

Namun karier di level internasional tidak semulus seperti di Barcelona. Rekan satu tim sekaligus seniornya di Barcelona, Xavi Hernandez menyatakan, mental bertanding Messi sering terjatuh jika mengingat minimnya kontribusi untuk timnas. Messi mendapat tekanan yang sangat hebat bila gagal bersama timnas. Dia selalu dikritik karena kehebatannya di Barcelona tidak pernah muncul saat bermain di timnas.

Bahkan, dia diperlakukan sebagai “Pecho Frip”—bahasa halus yang ditujukan untuk pengecut—ketika Argentina tersingkir dari Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, Messi menangis menjerit-jerit di ruang ganti.

Tidak dapat dipungkiri, peran sang nenek berada di balik sukses besar Messi menjadi pemain bintang seperti saat ini. Sang Nenek juga yang membujuknya agar tetap berlatih di Rosario. Dia bahkan meyakinkan pelatihnya, tidak masalah bila cucunya yang berbadan kecil bisa bermain melawan orang yang lebih besar.

Gol Messi juga tidak hanya untuk sang Nenek. Messi juga mempersembahkan gol untuk seorang pasien wanita penderita Alzheimer yang meninggal saat Messi berusia 10 tahun. Sebelum meninggal, Messi dan wanita itu berdiskusi intensif. Itu sebabnya, Messi kerap mengacungkan telunjuk ke langit saat merayakan gol.

“Saya sangat merindukannya. Jujur, saya ingin melihat dia menjadi seperti saat ini. Karena alasan itu, saya juga mendedikasikan gol untuknya. Terkadang, saya suka berpikir, dia melihat saya dari manapun,” ujar Messi

Selain dari Nenek, gairah sepakbola Messi juga datang dari sang Ayah, Jorge sangat keras terhadapnya. Keinginan bermain sepakbola semakin menjadi begitu bertemu saudaranya, Rodrigo. Kedua kerabat itu bermain di pinggiran kota Barcelona.

Messi tahu tidak paham politik. Namun pada suatu malam, dalam sebuah perayaan gelar, pemain mungil itu berteriak keras melalui microphone dan mendukung Catalan memisahkan diri dari Wilayah Kerajaan Spanyol.

Dukungan tersebut keluar dari mulut Messi saat sedang mabuk sambil mengenakan syal di kepalanya.

Messi berteriak keras sambil berteriak: Visca el Barca, Visca Catalunya, dan Argentina!

Teman terbaik Messi selalu datang dari Brasil. Oleh rekan-rekannya, dia dijuluki “The Dwarf atau “La Pulga” (kutu). Mereka kerap menertawakan Messi karena memiliki telinga besar. Tapi tetap menaruh respek atas talenta sepakbola yang dimiliki Messi.

Di Barcelona, dia dekat dengan pemain satu angkatan di La Masia sejak berusia 13 tahun, terutama Cesc Fabregas. Bahkan, dia memanggil Pique “Ayah” karena telah melindunginya sejak masih kecil.

Terlepas kedekatannya dengan Pique dan Faberagas, dia nyaman memiliki teman dari Brasil. Ronaldinho dan Deco sahabat kental Messi. Dia memilih nomor punggung 30 gabungan dari nomor Ronaldinho dan Deco (10 dan 20). Messi juga akrab Thaigo Motta.

Mantan pemain Barcelona Sylvinho bercerita, Messi lebih mudah bergaul dengan orang Brasil: “Suatu hari, misalnya, dia ingin mengubah mata uang Euro ke Yen. Tapi dia tidak mengetahui caranya. Saya kemudian pergi ke resepsionis Hotel untuk meminta bantuan,” cerita Sylvinho.

Penulis buku “Mystery of Messi”, Alexandre Julliard menulis:“Di Barcelona, Dani Alves dan kiper kedua Barcelona, Jose Manuel Pinto bertahan di tim hanya karena berteman dekat dengan Messi.”

Seperti kata “zlataner” (merujuk pada Zlatan Ibrahimovic) yang membuat Anda bingung. Nama Messi juga masuk dalam kamus bahasa Santillana (bahasa Spanyol). Kata sifat “Inmessionante” tercantum dalam kamus itu yang definisinya:

“Kata sifat yang mengacu cara sempurna bermain sepakbola dengan skill di atas rata-rata. Kata yang mengacu pada pesepakbola terbaik sepanjang Massa.”

Pelatih Timnas Argentina, Alejandro Sabella yang pertama kali mempopulerkan kata itu.

Mantan pelatih Barcelona, Josep Guardiola sempat berujar, kemampuan Messi menggiring bola sampai saat ini belum ada yang menandingi. Pelatih yang kini menukangi Bayern Munich itu percaya, Messi akan berjalan lebih cepat dengan bola dibanding tanpa bola.

Lalu, apa rahasia Messi bisa terampil menggocek bola? “Ketika saya masih kecil, saya bermain di gang-gang rumah. Saya menggiring bola di jalan sempit. Saya menyesuaikan kontrol bola dengan kondisi sekitar tempat saya bermain. Itu membuat saya lebih mudah saat menggiring bola."