Sukses

Piala Dunia 1994: Sejarah Adu Penalti di Final Piala Dunia

Megabintang Diego Maradona ketahuan mengonsumsi doping.

Liputan6.com, Jakarta - Kejutan banyak mewarnai Piala Dunia 1994. Mulai dari rekor penonton hingga jumlah gol yang dihasilkan.  

Turnamen sepakbola dunia yang diadakan FIFA untuk ke-15 kalinya ini, diselenggarakan di Amerika Serikat (AS), pada 17 Juni hingga 17 Juli 1994. AS dipilih pada Juli 1988 dalam sidang Komite FIFA di Zurich, Swiss.

Mulanya banyak pihak meragukan penunjukkan AS sebagai tuan rumah. Maklum, selain negara ini dinilai belum berpengalaman menggelar turnamen sepakbola, olah raga ini juga belum banyak dikenal masyarakatnya. Namun, kenyataan menunjukkan lain.

Keputusan Presiden FIFA Joao Havelange terbukti tepat. Piala Dunia di AS banyak mengundang minat dan perhatian, dan dinilai paling sukses dari segi jumlah penonton yang hadir di stadion.

Total kehadiran penonton untuk putaran final melebihi angka 3,5 juta orang atau hampir 70.000 orang per pertandingan. Jumlah ini menjadi yang tertinggi dalam sejarah penyelenggaraan Piala Dunia.

Pertandingan di Piala Dunia AS digelar di sembilan kota berbeda, yaitu Los Angeles, San Fransisco, Detroit, New York, Dallas, Chicago, Orlando, Boston, dan Washington DC.

Piala Dunia 1994 juga dianggap sebagai turnamen yang kembali mempertontonkan gaya permainan menyerang. Hasilnya, total gol yang tercipta pun cukup mencengangkan, yakni 141 gol atau 2,71 gol per pertandingan. Ini adalah total gol tertinggi sejak 1982.

Pada Piala Dunia 1994-lah dimulai perhitungan kemenangan diganjar dengan nilai 3. Regulasi ini meniru Asosiasi Sepak Bola Inggris (Football Association) yang telah menerapkannya lebih dulu di kompetisi domestiknya.

Turnamen ini dimenangkan Brasil, setelah mengalahkan Italia pada pertandingan final. Dengan keberhasilan ini, Brasil sukses mencatatkan diri sebagai pemegang empat trofi Piala Dunia. Italia terpaksa harus puas menempati urutan kedua setelah kalah lewat drama adu penalti. Pahlawan Italia, Roberto Baggio, kala itu gagal mengeksekusi tendangan penalti, dan hasil akhir 3-2 untuk kemenangan tim Samba. Ini adalah kali pertama penggunaan adu penalti dalam menentukan juara Piala Dunia.

Sementara, Swedia meraih juara ketiga setelah menang dengan skor 40 atas Bulgaria. Masing-masing partai yang memperebutkan juara tiga dan partai final dilaksanakan di Stadion Rose Bowl, Los Angeles.

Sekadar catatan, Yunani dan Arab Saudi untuk pertama kalinya tampil di Piala Dunia. Di gelaran ini, tim-tim asal Britania Raya tidak ada yang ambil bagian. Inggris dan Irlandia yang cukup sukses di 1990, tidak lolos melewati babak kualifikasi.

Piala Dunia 1994 memunculkan nama Romario Faria sebagai pemain terbaik meskipun bukan pencetak gol terbanyak.

Catatan penting lainnya, di Piala Dunia di AS inilah terjadi tragedi Diego Maradona setelah yang pertama pada Piala Dunia 1990. Maradona diketahui menggunakan doping sehingga tak bisa melanjutkan memperkuat Argentina.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini