Portugal vs Ghana: Kedua Kubu Dalam Tekanan Hebat

Liputan6.com, Jakarta - Sama-sama mendapatkan hasil imbang di laga kedua, Portugal dan Ghana wajib memetik kemenangan di partai ketiga babak penyisihan grup G Piala Dunia 2014 dalam laga di Estadio Nacional, Maracana, Kamis 26 Juni 2014.

Dalam duel ini, kedua kubu melakukan comeback luar biasa di laga kedua. Portugal berhasil menyamakan kedudukan di menit akhir pertandingan kontra Amerika Serikat. Laga itu berakhir imbang 2-2. Ghana pun demikian. Wakil Benua Hitam itu menunda langkah Jerman otomatis lolos ke 16 besar.

Sampai menjalani 2 laga, 4 tim di grup G memiliki peluang untuk melaju ke babak berikutnya. Jerman memiliki peluang paling besar karena produktivitas gol Tim Panser paling banyak di antara 3 konstestan lainnya. Seleccao das Quinas--julukan Portugal--bisa lolos ke babak 16 besar jika mampu mengalahkan Ghana dengan skor telak. Di sisi lain AS kalah besar saat bertemu Jerman.

Kendati memiliki peluang untuk lolos ke babak 16 besar, ikon sepakbola Portugal, Cristiano Ronaldo pesimistis, Portugal melangkah ke fase knock-out. "Kami mungkin hanya tim sama biasa (dengan tim lainnya). Saya akan berbohong jika saya mengatakan kami adalah tim top," ujar Ronaldo.

Sementara itu, pelatih Portugal, Paulo Bento justru dipusingkan dengan cedera sejumlah pemain jelang pertandingan ini. Striker Helder Postiga diragukan karena cedera, begitu juga dengan Fabio Coentrao yang mengalami cedera hamstring. Terlebih, Pepe tidak bisa ikut bertanding karena masih menjalani hukuman dua laga menyusul pelanggaran keras saat Portugal bertemu Jerman.

Striker Braga, Eder menjadi striker murni untuk mengisi daftar nama pemain Portugal saat melawan Ghana. Memainkan Ronaldo di posisi penyerang tengah dengan ditopang Nani di kanan dan Varela di sayap kiri mungkin bisa menjadi salah satu pilihan yang mengisi formasi 4-3-3 milik Paulo Bento.

Sadar berada di bawah tekanan, Bento tetap tenang. Sekalipuan gagal membawa Portugal lolos ke 16 besar, dia tetap bertahan di kursi pelatih Portugal. "Pada April lalu, saya telah mencapai kesepakatan dengan Federasi (saat meneken kontrak 2 tahun). Apapun yang terjadi di pertandingan lawan Ghana, saya tidak akan mundur sebagai pelatih. Tidak ada paksaan mundur dari siapapun dalam federasi."

"Jerman dan Amerika Serikat akan memainkan pertandingan sendiri. Begitu juga dengan kami yang akan menentukan sendiri nasib kami di laga ini (lawan Ghana)," sambung Bento.

Sedangkan, dari kubu Ghana, performa Kevin-Prince Boateng yang jauh dari harapan membuat posisinya terancam oleh Jordan Ayew. Gelandang enerjik AC Milan, Sulley Muntari dipastikan absen lantaran kartu kuning di laga lawan Jerman. Posisi Muntari kemungkinan digantikan oleh Michael Essien atau gelandang muda asal klub Udinese, Emmanuel Badu.

Bagi Ghana, untuk bisa lolos ke babak 16 besar masih bergantung pada pertandingan lain. Jika laga Jerman melawan AS berakhir imbang, habis sudah harapan Ghana dan Portugal untuk tampil di perdelapan final.

Pelatih Ghana, Kwasi Appiah menginstruksikan tim agar mewaspadai CR7. Bagi Appiah, sukses "mematikan" Ronaldo membuat Ghana berhasil melumpuhkan setengah kekuatan Portugal."Semua orang tahu kemampuan Ronaldo, pemain terbaik di dunia. Untuk bisa mematikan Ronaldo, kami harus bermain kolektif. Dengan begitu, Ronaldo gagal menunjukkan kemampuannya," beber Appiah dikutip Super Sport.

Menurut Appiah, penting bagi timnya untuk tidak memberikan ruang bagi Ronaldo. Namun dia sadar, Portugal bukan cuma Ronaldo"Kami akan mempelajari video pertandingan mereka. Sebab, Portugal bukan Ronaldo seorang."

"Segalanya tentang kerja sama tim. Saya tidak percaya  kemampuan individu (bisa menentukan hasil)," dia menambahkan.