Sukses

Telapak Tangan Memerah, Eko Yuli Hanya Dapat Perunggu

"Ini bukan alasan saya tidak mampu meraih emas atau perak," kata Eko Yuli.

Liputan6.com, Incheon - Lifter Indonesia Eko Yuli Irawan gagal mempersembahkan medali emas untuk kontingen Indonesia. Lifter asal Lampung itu hanya dapat meraih perunggu di kelas 62 kg putera.

Eko mengaku sebelum pertandingan, dia mengalami masalah pada tangannya. Telapak tangannya lecet dan memerah menjelang angkatan clean & jerk.

"Ini bukan alasan saya tidak mampu meraih emas atau perak," kata Eko Yuli sembari memperlihatkan tangannya di Incheon, Korea Selatan.

"Waktu saya pemanasan di belakang untuk clean & jerk, telapak tangan saya sedikit terganggu, tapi tidak terlalu masalah saya pergunakan untuk angkatan," kata peraih medali perunggu Olimpiade Beijing 2008 dan Olimpiade London 2012.

Putra dari pasangan Saman dan Wastiah itu kalah bersaing melawan atlet Korea Utara dan Tiongkok yang masing-masing merebut medali emas dan perak pada pertandingan di kelas 62kg putra.

"Mereka memang masih jauh lebih baik dari saya, Kim (atlet Korut) itu juara Olimpiade dan Chen Lijin (Tiongkok) itu juara dunia, tapi saya puas bisa meraih perunggu di Asian Games ini," ungkap atlet peraih emas di SEA Games Thailand 2007, Laos 2009, dan Indonesia 2011 serta peraih emas di beberapa kejuaraan dunia junior itu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ingin jadi legenda


Eko Yuli menyatakan masih punya ambisi untuk membuktikan bahwa dirinya layak menjadi legenda olahraga angkat besi dengan memenangi Olimpiade 2016 di Brazil mendatang.

"Ambisi saya adalah Olimpiade di Brazil nanti, saya ingin menciptakan sejarah, tapi apa yang saya angankan itu tidak semudah membalik tangan, pesaing saya juga semakin kuat," tambah suami dari Masitah.

Ditanya tentang perjalanan dirinya menjadi seorang atlet angkat besi, Eko Yuli mengatakan perjalanannya cukup unik.

"Saya dikenalkan olahraga angkat besi dari pelatih pertama saya yaitu Yon Haryono," ungkapnya.

"Sebelumnya saya tidak mengira bisa menjadi atlet nasional. Melakukan latihan angkat besi karena ajakan teman-teman sehabis menggembala kambing. Saat SD saya mempunyai empat kambing milik bapak untuk diangon tiap hari," begitu Eko mengisahkan.

Setelah "mengangon" kambing di kawasan Metro Lampung, katanya, dia diajak temannya mengintip latihan angkat besi binaan Yon Haryono. Saat sedang mengintip itulah dia ketahuan pelatih itu, dan kemudian diajak untuk ikut latihan angkat besi. Dia lantas menuruti ajakan itu tanpa beban.

Pada keesokan harinya, Eko langsung membawa sepatu dan kaos untuk melakukan latihan angkat besi usai menggembalakan kambing. Dari situlah ia mendapat restu orang tuanya.

"Bapak memberikan ijin melakukan latihan angkat besi dengan syarat menggembala kambing dulu. Saat itu saya memasuki usia 11 tahun. Ketika memasuki usia 12 tahun, saya langsung diintruksikan mengikuti kejuaraan nasional di Indramayu, Jabar," ungkapnya mengakhiri wawancara itu. (Ant)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini