Sukses

Yakin Capello Tidak Bersalah

Diduga menyembunyikan informasi dari pengadilan tindakan korupsi di sepakbola, Fabio Capello memberi tanggapan. Tim pengacara pelatih Timnas Inggris menyatakan keyakinan bahwasanya Capello akan terbebas dari segala penyelidikan kejaksaan Italia.

Tim pengacara Fabio Capello mengeluarkan pernyataan terkait kabar yang menyebutkan dibukanya penyelidikan bahwa pelatih Timnas Inggris itu telah memberikan kesaksian palsu. Capello diduga menyembunyikan informasi dari pengadilan Italia yang menyidangkan kasus korupsi di sepakbola.

Tim pengacara itu yakin Capello akan bersih dari dugaan. Capello memberi kesaksian di pengadilan yang mendakwa enam orang yang diduga menggunakan ancaman dan kekerasan untuk mengintimidasi para pemain agar setuju terikat ke dala agen pemain GEA World (Baca: Tuduhan Baru Jerat Capello).

Jaksa penuntut yakin jawaban Capello di persidangan tidaklah utuh alias ada yang disembunyi-sembunyikan. Karena itu berkas kesaksian pelatih berusia 61 tahun disingkap kembali. Tapi tim pembela Capello tidak mudur selangkah pun. Pengacara Capello mengaku terkejut dengan deklarasi yang disampaikan jaksa penuntut umum.

“Tuan Capello dimintai kesaksiannya berkenaan tuntutan kepada GEA World. Segala poin-poin pernyataan yang diberikan di Pengadilan Roma telah diketahui oleh jaksa penuntut umum semenjak penyelidikan kasus itu dibuka,” ujar juru bicara tim pengacara Capello.

Seperti dikutip Football Italia, dalam penjelasan lebih lanjut, “Tuan Capello menyatakan dengan jelas tidak pernah terlibat dalam penyusunan dan ketetapan kontrak para pemain profesional. Dia hanya terlibat secara tidak langsung mengenai kontrak pemain.”

Sesuai statusnya sebagai saksi, tim pengacara itu yakin kesaksian kliennya itu sudah proporsional. Juga, capello memberi segala informasi yang diketahuinya untuk membantu pengadilan dan tim penuntut. Oleh karena itu, “Kami berkeyakinan semuanya akan jelas—bahwa Capello tidak bersalah,” tandasnya. Di pengadilan yang pasti Capello membantah menggunakan cara-cara kotor terhadap manejerial pemain ketika mengarsiteki AS Roma atau Juventus, klub terakhirnya di Italia sebelum bergabung dengan Real Madrid pada 2006.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini