Sukses

Wawancara Ferguson: Saya Tidak Sepenuhnya Pensiun

Ferguson membawa Setan Merah 13 kali juara Liga Premier, dua kali Liga Champions, dan segudang trofi lainnya sebelum pensiun tahun 2013.

Liputan6.com, Manchester - Alex Ferguson merupakan manajer tersukses di Manchester United. Pasalnya, ia membawa Setan Merah 13 kali juara Liga Premier, dua kali Liga Champions, dan segudang trofi lainnya sebelum pensiun tahun 2013.

Setahun setelah pensiun, mantan manajer asal Skotlandia itu melakukan sesi wawancara dengan MUTV. Banyak hal yang disampaikan mantan manajer asal Skotlandia itu, mulai dari kehidupannya hingga pandangannya soal MU di bawah van Gaal.

Berikut petikan wawancara Ferguson seperti dilansir Mirror:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Kehidupan paska pensiun


Bagaimana kehidupan Anda setelah pensiun?
Saya banyak melakukan aktivitas. Saya berjalan-jalan dan melakukan hal yang saya suka. Selain itu saya senang menyaksikan pertandingan dari perspektif yang berbeda. Itu sangat menarik.

Bagaimana perbedaan Anda sekarang dan tahun-tahun lalu, apakah masih bangun jam setengah enam pagi seperti biasanya?

Saya tidak lagi bangun jam enam pagi sekarang. Saya biasanya baru bangun jam setengah delapan atau delapan pagi. Lalu saya bersepeda, dan sarapan bersama istri. Ini adalah kali pertama sepanjang hidup saya.

Namun saya masih punya kantor di Wilmslow dan sekretaris saya, Lyn  yang juga sekretaris saya di MU masih bekerja di sana. Rasanya sungguh luar biasa masih banyak surat yang meminta foto dan tandatangan saya dari seluruh dunia.

Pernahkah Anda pergi ke suatu tempat namun tak dikenali?

Rasanya tidak ada tempat seperti itu. Selama bekerja di MU, saya terus mendapat sorotan. Bahkan saat saya ke New York, masih banyak yang kenal pada saya.

Pekerjaan Anda di UEFA membuat Anda masih dekat dengan pertandingan...

Saya adalah Ketua Asosiasi Manajer di Eropa, sehingga saya selalu tahu jika ada perubahan dalam pertandingan. Saya senang karena tahun ini kami menerima 10 pelatih baru di asosiasi.

Saya ingin mendengar suara dari manajer muda di asosiasi ini. Mereka harus membuat kontribusi lebih ketimbang saya, Arsene Wenger, Jose Mourinho, dan Carlo Ancelotti.

Anda selalu memilih tim setiap pekannya sejak tahun 1974. Seberapa berat tidak melakukannya lagi sekarang?

Jujur saya rindu pemain dan staf di Carrington. Saya rindu rapat pagi saat kami menyaksikan video pertandingan dan mendiskusikannya. Saya punya waktu yang menyenangkan bersama mereka.

Memilih tim? Hal terberat dalam memilih tim adalah memberi tahu pada pemain yang tidak akan saya turunkan. Saya harus memberi tahu kalau mereka juga punya peran yang sama pentingnya dengan pemain yang bertanding.

Anda merasa tak berdaya sekarang hanya bisa menyaksikan dari kursi Direktur?

Saya sungguh terganggu ketika kami kalah dari Liverpool tahun lalu. Saya tidak suka saat kami kalah dari Manchester City dan Liverpool karena keduanya rival kami.

Anda banyak membantu manajer muda untuk berkembang. Apakah mereka masih ada yang menghubungi Anda?

Ada satu, dua orang, tapi tidak banyak. Mungkin mereka berpikir saya sudah mati dan bagian dari masa lalu. Faktanya saya masih menjadi bagian dari Asosiasi Manajer di Liga Premier.

Yang jelas saya masih aktif. Saya tetap sibuk seperti dulu. Sekarang saya masih punya tugas di UNICEF, UEFA, dan menjadi duta bagi MU. Tahun depan saya ingin memberikan pidato soal kepemimpinan.

3 dari 3 halaman

Penampilan MU di Bawah Van Gaal

Tak mudah menyerah adalah bagian dari DNA MU. Apakah sekarang target tim adalah mengembalikan ke DNA tersebut?

Van Gaal telah membuat banyak perubahan, dan saya pikir ia telah melakukan hal yang benar. Dia punya pengalaman dan punya reputasi terkait hal ini. Dia manajer yang brilian.

Van Gaal mungkin tidak mendapatkan hasil yang diharapkan di awal kariernya. Namun saya juga sama. Yang saya butuhkan saat itu adalah dukungan dari Sir Bobby Charlton, Martin Edwards, dan jajaran direksi. Dan jika itu dilakukan sekarang, maka saya yakin semuanya akan baik-baik saja. Van Gaal akan menjalani proses yang sama.

Apakah Anda pernah bertukar pikiran dengan van Gaal? Hubungan apa yang Anda miliki dengannya?

Saya selalu punya hubungan baik dengan van Gaal. Pertemuan pertama saya adalah pada tahun 1998, ketika itu kami satu grup di Liga Champions.

Dia bertanya pada saya bagaimana menangani pers. Saran saya adalah tak usah membaca dan tak usah sedih melihat media. Namun dia punya caranya sendiri. Melihatnya dalam jumpa pers sangat menarik. Dia sangat jujur saat jumpa pers.

MU masih banyak menarik perhatian pemain bintang meski tak berlaga di Eropa. Bagaimana Anda melihatnya dari posisi Anda sebagai Direktur?

MU saat ini sedang membangun tim kembali. Dan Anda butuh pemain berkualitas untuk klub sekelas MU. Tapi yang membuat saya senang adalah van Gaal memberikan tujuh pemain muda masuk ke tim utama.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini