Sukses

PSIS Siap Membela Pemain yang Disanksi PSSI

Yoyok aneh pihaknya tidak dihukum PSSI.

Liputan6.com, Semarang- Banyak ketidakjujuran dalam insiden gol bunuh diri di divisi utama antara PSIS Semarang vs PSS Sleman. Penilaian itu disampaikan mantan pelatih PSIS sekaligus eks arsitek PSS Sleman, Sartono Anwar, dalam Diskusi Semarang Punya Cerita, bertajuk "PSIS (belum) Mati", Sabtu (22/11/2014).

Sartono mengaku, begitu mendengar insiden 5 gol bunuh diri, ia langsung mendatangi bekas tim asuhannya, PSS Sleman. 
 
"Tampaknya banyak hal tidak jujur yang besar, maka akibatnya besar. Kalau takut Borneo, Sleman bilang saja ke PSSI," kata Sartono.
 
Apresiasi justru diberikan kepada manajemen PSIS karena siap bertanggungjawab atas sanksi yang diterima para pemainnya. Meski demikian, idealnya manajemen sejak awal tidak mengorbankan pemain yang kini terancam masa depannya.
 
"Pas dipanggil (PSSI), harusnya bilang pemain dan official salah. Bilang 'saya bertanggungjawab, saya yang suruh' begitu. Kalau bisa begitu, orang Sleman pasti tambah ngeri (takut)," kata Sartono.
 
Sartono mengaku sangat terkejut mendengar dua tim yang pernah diasuhnya itu mendapatkan sanksi sangat berat.  Namun apapun alasannya, hukuman dari Komdis PSSI sudah turun meski masih diberi kesempatan untuk banding.
 
"Mungkin di lapangan mereka (pemain PSIS) memang ikut-ikutan (mencetak gol bunuh diri). Tapi apapun yang dikatakan, Komdis tidak percaya, di Komdis memang dicari orang-orang sadis dan berani," tambah Sartono.
 
Sementara itu CEO PT Mahesa Jenar, Yoyok Sukawi mengatakan pihaknya siap bertanggungjawab dan membela para pemain. Namun dia merasa aneh karena sebagai pengelola, Komdis sama sekali tidak memanggilnya.
 
"Demi Allah saya tidak instuksikan untuk bunuh diri. Saya sudah bilang yang dihukum saya saja, tapi mereka (Komdis) tidak mau, bahkan saya tidak dipanggil Komdis, padahal saya juga mau memberi keterangan. Mas Liluk (Manajer Tim PSIS, Wahyu Winarto) juga bilang semua pemain jangan di sanksi," kata Yoyok.
 
Diketahui komdis PSSI memberikan hukuman variasi mulai dari pelatih, asisten pelatih, manajer, pemain di lapangan, pemain cadangan, hingga pembantu umum dan masseur. Hukuman tersebut berupa larangan melakukan aktivitas sepak bola selama satu tahun, lima tahun, sepuluh tahun, dan paling berat seumur hidup.

Baca Juga

4 Fakta Menarik Kemenangan MU Atas Arsenal

Lionel Messi, Sang Spesialis Pemecah Rekor

Inilah Calon Pengganti Wenger di Arsenal

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini