Persita Kembali Gagal Raih Kemenangan

Tim juru kunci Indonesia Super Liga (ISL), Persita Tangerang, kembali gagal meraih kemenangan. Melawat ke Stadion Jatidiri Semarang pada Selasa (14/10)untuk menantang tuan rumah PSMS Medan, Persita sempat dua kali memimpin atas lawannya tersebut. Namun dua kali pula PSMS mampu menyamakan kedudukan. Pertandingan pun berakhir dengan skor imbang, 2-2.

Sepanjang laga, kedua tim menampilkan permainan dengan tempo relatif lambat. Hal ini makin terasa di babak kedua. Untuk babak pertama, irama permainan berjalan sedikit cepat, dengan Persita yang lebih banyak mendominasi jalannya alur bola. Beberapa kali serangan yang dilancarkan oleh pemain-pemain Persita merepotkan pertahanan PSMS yang dikomandani legiun asingnya, Patricio Jimenez.

Persita memetik keunggulan saat pertandingan baru berusia delapan menit. Tendangan sudut yang dilepaskan Cucu Hidayat, berhasil diteruskan sundulan kepala Christian Bekatal. Bola kemudian meluncur masuk ke gawang PSMS, tanpa dapat dihentikan kiper Ghali Sudaryono.

Setelah gol tersebut, Persita makin gencar melakukan tekanan. Namun kali ini Ghali Sudaryono masih dapat mempertahankan gawangnya. Di sisi lain, barisan penyerang PSMS terlihat begitu kesulitan rapatnya lini belakang Persita. Mereka pun mengantisipasinya dengan sering melepaskan tembakan spekulasi dari luar kotak penalti.

Di babak kedua, PSMS menampilkan permainan yang lebih agresif. Hasilnya mereka petik di menit ke-61, yakn I gol balasan yang dicetak Fabricio Bastos. Memasuki menit ke-84, gawang PSMS kembali kebobolan. Gol tersebut dibukukan oleh pemain pengganti Lubis Sukur yang berhasil lolos dari perangkap off side sebelum menuntaskannya dengan gol ke gawang Ghali Sudaryono.

Namun kemenangan yang sudah di depan mata sirna saat pertandingan memasuki injury time. Bek Persita, Syamsudin, menghalangi-halangi Fabricio Bastos, sehingga membuat wasit menunjuk titik putih. Eksekusi penalti diambil oleh Leonardo, yang tidak menyia-nyiakan peluang ini. Tembakannya masuk tanpa dapat ditepis kiper Wawan Hendrawan.