Sukses

8 Pelatih Indonesia Satu Dekade Terakhir

Dalam rentang 10 tahun, Indonesia sudah ditangani delapan pelatih berbeda, baik lokal maupun asing.

Liputan6.com, Jakarta - Kegagalan Indonesia di Piala AFF 2014 membuat Alfred Riedl menjadi pelatih ke-7 yang didepak PSSI dalam 1 dekade terakhir. Dalam rentang 10 tahun, Indonesia sudah ditangani delapan pelatih berbeda, baik lokal maupun asing.

Ironisnya, dari sekian banyak pelatih yang keluar-masuk, belum ada satupun yang mampu mengantarkan gelar juara. Asa mengakhiri penantian panjang, sejak terakhir kali merebut medali emas SEA Games 1991, sempat terbentang saat Riedl membawa timnas melaju hingga final Piala AFF, 4 tahun lalu.

Namun "panggang masih jauh dari api". Indonesia masih belum bisa mengakhiri puasa gelar setelah di final takluk dari rival abadi, Malaysia. Di perhelatan Piala AFF tahun ini, prestasi Indonesia lebih parah; tidak melewati babak penyisihan grup turnamen sepakbola tertinggi antarnegara di kawasan Asia Tenggara itu.

Bagi pelatih Indonesia berikutnya, hal ini tentu menjadi tantangan sendiri. Gagal berarti dipecat. Sudah banyak "korban" dalam 1 dekade terakhir ini. Siapa saja mereka? Berikut daftar yang dirangkum Liputan6.com dari berbagai sumber

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 9 halaman

Ivan Kolev

1. Ivan Kolev (2002-2004), (2007)

Pelatih asal Bulgaria ini sudah tidak asing bagi pecinta sepakbola di Tanah Air. Sempat melatih Persija Jakarta pada 1999 dan Bulgaria U-21, Kolev ditunjuk membesut Indonesia pada 2002.

Prestasi pelatih yang kini menukangi Yangoon United bersama tim Merah Putih tergolong bagus. Dia mengantarkan timnas menempati posisi runner-up Piala AFF 2002 dan mengantarkan tim lolos ke Piala Asia 2004 di Cina.

Sempat didepak pada 2004, Kolev kembali ditunjuk untuk menangani Indonesia di Piala Asia 2007. Perjalanan Indonesia di Piala Asia ketika itu hanya sampai di babak penyisihan grup.

3 dari 9 halaman

Peter Withe

2. Peter Withe (2004-2007)

Sukses Peter Withe di Thailand merebut dua gelar juara Piala AFF 2000 dan 2002 membuat Indonesia "latah" dan merekrutnya pada 2004. Pelatih asal Inggris itu dibebankan target mengantarkan Indonesia juara di Piala AFF di tahun tersebut.

Pelatih yang lahir di Liverpool itu memang membuat timnas tampil menjanjikan dan membawa tim ke final. Tapi lagi-lagi, Indonesia hanya mengantongi gelar runner-up di Piala AFF 2004. Masa depan Withe di Indonesia masih aman. Namun PSSI habis kesabaran ketika di Piala AFF 2007, Indonesia hanya sampai babak penyisihan grup. Menghadapi Piala Asia 2007, Indonesia ditangani Kolev

4 dari 9 halaman

Benny Dollo

3. Benny Dollo (2000-2001), (2008-2010)

Pelatih kenyang pengalaman di Indonesia ini comeback di tahun 2008. Sebelumnya, pelatih yang akrab disapa Bendol sempat menukangi timnas Indonesia periode 2000-2001.

Selama ditangani pelatih asal Manado itu, Indonesia mampu merebut gelar juara turnamen persahabatan Piala Merdeka 2008. Namun, rapor merahnya, Benny hanya mampu mengantarkan Indonesia mencapai semifinal Piala AFF 2008. Arsitek yang kini menangani Sriwijaya FC itu juga gagal membawa skuat Merah Putih tampil di putaran final Piala Asia 2011.

5 dari 9 halaman

Alfred Riedl

4. Alfred Riedl (2010-2011), (2013-2014)

Petualangan Indonesia mencari pelatih untuk menuntaskan gelar juara berlabuh pada sosok Alfred Riedl. Tugas pertama pelatih asal Austria itu memberikan gelar juara AFF yang belum pernah direbut Indonesia sejak turnamen ini bergulir sejak 1996.

Harapan itu sempat membuncah ketika pelatih berkebangsaan Austria itu membawa tim melaju ke final Piala AFF 2010. Sayang, di final leg 1 menghadapi Malaysia, Indonesia menyerah dengan skor telak 0-3. Kemenangan 2-1 di leg 2 yang berlangsung di Jakarta pun tidak berarti.

Sempat dipecat pada 2011 lantaran kisruh federasi, Riedl kembali ditunjuk menangani Indonesia 2013. Targetnya masih sama, membawa trofi Piala AFF 2014 ke Indonesia. Tapi lagi-lagi asa itu sirna, Indonesia gagal melewati babak penyisihan grup. Dan untuk dua kali Piala AFF berturut-turut, Indonesia tidak mampu melangkah hingga semifinal.

Nasib pelatih paruh baya itu di Indonesia itu sama dengan para koleganya: ditendang dari Indonesia karena gagal mencapai target yang dicanangkan.

6 dari 9 halaman

Wim Rijsbergen

5. Wilhelmus ’Wim’ Rijsbergen (2011-2012)

Pasca memecat Riedl pada 2011, PSSI kemudian menunjuk pelatih asal Belanda, Wim Rijsbergen. Karier pelatih yang memperkuat Timnas Belanda di final Piala Dunia 1974 itu di Indonesia tidak lama.

Wim tercatat pernah ribut dengan pemain menyusul kekalahan dari Bahrain di babak kualifikasi Piala Dunia 2014. Sang pelatih berkata di depan awak media, level Indonesia belum mencapai level profesional. Dia juga berkata kasar pada pemain ketika di ruang ganti ketika jeda di ruang ganti.

"F**k you all. Jika kalian tak bisa bermain lebih baik di babak kedua, saya akan tendang kamu,” kata seorang pemain meniru hardikan Wim.

7 dari 9 halaman

Aji Santoso

6. Aji Santoso (2012)

Meski hanya berstatus caretaker, pelatih yang kini menukangi Timnas U-23 Indonesia itu sempat menorehkan tinta merah bagi sejarah sepakbola Indonesia. Aji menjadi arsitek Indonesia ketika Indonesia menelan kekalahan terbesar 0-10 dari Bahrain di Kualifikasi Piala Dunia 2014.

Akibat kekalahan itu, Aji beserta ofisial sempat diselidiki FIFA karena dicurigai terlibat dalam skandal pengaturan skor. Dalam pertandingan itu, legenda Persebaya Surabaya itu juga diskorsing karena mengintimidasi wasit. Posisi pelatih 44 tahun itu digantikan Nil Maizar

8 dari 9 halaman

Nil Maizar

7. Nil Maizar (2012)

Pelatih asal Padang, Sumatera Barat itu naik pangkat. Penampilan cemerlang Semen Padang di pentas Indonesia Premier League membuat nama Nil Maizar melambung. Namun, gejolak di tubuh PSSI membuat Nil Maizar tidak bisa membawa pemain terbaik ketika berlaga di Piala AFF 2012.

Pemain naturalisasi seperti Tonnie Cussel, Jhonny Van Beukering yang dibawa jauh dari harapan semula. Di Piala AFF2012, Indonesia pun harus tersingkir dari babak penyisihan grup. Lepas dari Timnas Indonesia, Nil Maizar kini menukangi klub ISL, Putra Samarinda.

9 dari 9 halaman

Duet Rahmad dan Jacksen

8. Duet Rahmad Darmawan dan Jacksen F Tiago

Indonesia tercatat pernah memiliki 2 pelatih, Rahmad Darmawan dan Jacksen F Tiago. Mereka ditugaskan menggantikan posisi Luis Manuel Blanco untuk laga menghadapi Kualifikasi Piala Asia 2015 kontra Arab Saudi, 23 Maret 2013 di SUGBK. Blanco dipecat dari PSSI setelah terlibat konflik dengan pemain jelang pertandingan itu.

Ketika menangani Indonesia, dua pelatih itu masih terikat kontrak di klub masing-masing, Arema Indonesia dan Persipura Jayapura. Hanya  Jacksen yang mendapat kepercayaan mendampingi Indonesia ketika menghadapi China dan Irak di Kualifkasi Piala Asia 2015. Pelatih asal Brasil itu menangani Indonesia hingga akhir 2013 sebelum diambil alih Alfred Riedl.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini