Sukses

Siapa Berpesta di Bukit Jalil?

Malaysia berharap keajaiban, Thailand mencoba mengakhiri penantian panjang.

Liputan6.com, Kuala Lumpur - National Stadium, Kallang, Singapura bergemuruh menyambut gol Khairul Amri di pertandingan terakhir babak penyisihan grup B Piala AFF 2014, Sabtu (29/11/2014). Stadion megah berkapasitas sekitar 50 ribu penonton itu bergetar oleh lautan merah pendukung tuan rumah.

Kedudukan 1-1 di menit 83 membuat Singapura lolos ke partai semifinal perhelatan sepakbola tertinggi di Asia Tenggara itu. Sorak-sorai suporter tuan rumah membahana di segala penjuru stadion. Mereka tinggal menunggu waktu merayakan sukses Singapura melaju ke fase knock-out. Tapi sejurus kemudian, tenggorakan fans suporter tuan rumah seperti tercekat. 

Wasit pertandingan asal Oman, Ahmed Al-Kaf tiba-tiba memberi Malaysia penalti di masa injury time menit 90+3 setelah pemain Singapura dianggap melakukan pelanggaran di kotak terlarang. Sontak, sang pengadil pun dihujat satu stadion. Lemparan botol air mineral mengarah ke lapangan.

Sementara di salah satu sudut stadion, ultras Malaysia berjingkrak kegirangan. Mereka semakin keras bernyanyi. Kemenangan 2-1 atas Singapura bakal mengirim Harimau Malaya lolos ke partai final. Safiq Rahim ditunjuk menjadi eksekutor.

Di antara suporter Singapura ada yang menutup mata, tidak ingin melihat penalti. Mereka menunggu harap-harap cemas ketika Safiq mengambil ancang-ancang. Petaka buat Singapura, anugrah bagi Malaysia. Safiq Rahim menjalankan tugasnya dengan sempurna. Malaysia kini membalikkan kedudukan dengan skor 2-1.

Seakan "gemas" dengan Singapura, tim besutan Dollah Saleh itu melengkapi penderitaan tuan rumah lewat gol penutup yang dicetak pemain veteran Indra Putra Mahayuddin di menit 95. Dan itu menjadi malam "ajaib" Malaysia. Menang dengan skor 3-1 dan memastikan langkah ke semifinal.

Luapan emosi tergambar jelas di wajah pemain Malaysia ketika wasit meniup peluit tanda pertandingan berakhir. Mereka berlari bersama ke arah tribun suporter yang dipadati atribut kuning-hitam. Menyampaikan salam hormat sekaligus rasa terima kasih. Seluruh offisial Malaysia larut dalam euforia. Pelatih Dollah Saleh melompat-lompat seperti anak kecil.

Di sisi lain, pemain Singapura hanya terkapar di lapangan. Ada juga yang tertunduk lesu. Menatap lapangan dan ribuan suporter dengan tatapan kosong.

Pelatih The Lions, Bernd Stange penasaran terhadap keputusan wasit memberikan Malaysia penalti di masa injury time. Dia terlibat diskusi serius dengan match-commisioner.

"Sepanjang pengalaman saya sebagai pelatih, inilah penalti hadiah dari wasit. Sangat menyakitkan tersingkir dengan cara seperti ini," kata Stange, lirih dikutip dari Strait Times.

Tapi keputusan wasit tidak bisa diganggu gugat. Malaysia menjadi tim terakhir yang memastikan diri melaju ke partai semifinal.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Dewa Penolong Bernama Keberuntungan

Pelatih Malaysia, Dollah Saleh tidak menyangkal, kemenenangan 3-1 itu berbau keberuntungan. Pasalnya, sebelum pertandingan, Malaysia berada dalam tekanan berat. Juara Piala AFF 2010 itu harus memetik kemenangan, minimal 1-0 untuk menyambar satu tiket semifinal yang tersisa dari grup B.

"Ya, kami bersyukur mendapatkan penalti di menit akhir pertandingan," kata Dollah. Terlepas dari faktor non-teknis, Dollah menyebut performa pemain ikut menentukan keberhasilan tim melaju ke babak semifinal. "Mereka telah berjuang habis-habisan hingga detik terakhir."

Tiga kali beruntun sejak 2010, Malaysia selalu mencapai empat besar. Hasil ini membuat Negeri Jiran berpeluang besar kembali merebut juara seperti 4 tahun silam di Indonesia.

Bukan sekali saja, Malaysia dibantu dewa keberuntungan. Di babak semifinal menjadi bukti nyata, keberuntungan ikut mempengaruhi tim Negeri Jiran "bertahan lama" di panggung Piala AFF.

Di leg 1 semifinal kontra Vietnam, Malaysia harus mengakui keunggulan tim tamu dengan skor 2-1 dalam pertandingan di Shah Alam Stadium. Sepasang gol dari striker Le Cong Vinh dan Nguyen van Quyet membuat fans Malaysia keringat dingin.

Gairah suporter Malaysia sempat meredup dengan kekalahan itu. Pendukung garis keras Malaysia mengamuk setelah pertandingan. Mereka menyerang suporter Vietnam yang menyaksikan langsung pertandingan di Shah Alam Stadium.

Meski kalah, Kapten Malaysia tetap menyimpan asa timnya bisa lolos ke partai pamungkas. "Kekalahan ini bukan akhir bagi kami, kami akan bangkit ketika bertanding di Hanoi," kata Safiq Rahim. Keyakinan Safiq terbukti, di semifinal leg 2, Malaysia ganti melibas Vietnam dengan skor 4-2 ketika bertanding di My Dinh Stadium, Hanoi. Malaysia melaju ke final dengan agregat 5-4.

Safiq Rahim, Norshahrul Thala, dan Sukor Adan masing-masing mencetak satu gol. Sedangkan, satu gol tambahan Malaysia disarangkan oleh gol bunuh diri Dinh Tien Thanh.

Dua kali Malaysia lolos dari lubang jarum. Dan Malaysia kini coba mengulangi dua cerita heroik seperti di partai terakhir babak penyisihan grup dan babak semifinal di mana mereka dalam kondisi terjepit. Pasalnya, di leg pertama babak final, Malaysia harus mengakui keunggulan Thailand dengan skor 0-2.

Perdana Mentri Malaysia, Datuk Sri Nadjib Tun Razak percaya, Malaysia bisa membalikkan kedudukan sekaligus merayakan gelar juara di Bukit Jalil. Stadion kebanggaan mereka."Insya Allah, saya akan hadir menonton pertandingan Sabtu nanti sebagai bentuk dukungan langsung terhadap Harimau Malaya."

"Semoga masih ada keajaiban sekali lagi bagi kami dan mari kita sama-sama berdoa untuk kejayaan Timnas Malaysia," sambung dia dikutip dari Utusan Online.

3 dari 4 halaman

Ujian Terakhir dari Thailand

Melihat kekuatan tim lawan, Thailand sedang berusaha mengejar kesempurnaan. Tim besutan Kiatisuk Senamuang itu belum terkalahakan dari babak penyisihan grup sampai final. Tim Negeri Gajah Putih memang sangat berambisi merebut gelar juara Piala AFF 2014. Thailand terakhir kali merebut gelar juara turnamen antar kompetisi sepakbola di Asia Tenggara itu pada 2002.

Selama 14 tahun penantian, Thailand tiga kali menjadi runner-up yaitu pada gelaran Piala AFF 2007, 2008 dan terakhir 2012. Sepanjang sejarah keikutsertaan Thailand, raksasa ASEAN itu tiga kali keluar sebagai juara pada 1996, 2002, dan 2002. Tercatat, dua kali keluar sebagai juara pada 1996 dan 2002, Thailand tampil superior. Mereka tidak tersentuh terkalahkan sepanjang turnamen.

Apakah ini menjadi sinyal, Thailand bakal keluar sebagai juara, mengingat di perhelatan Piala AFF tahun ini mereka baru menelan satu hasil imbang (0-0 kontra Filipina di leg 1 semifinal) tanpa kekalahan? 

Kesempatan untuk mengakhiri paceklik gelar terbuka bagi Thailand di final Piala AFF 2014, setelah dua tahun lalu hanya menempati posisi runner-up. Guna mencapai ambisi itu, pelatih Thailand, Kiatisuk Senamuang menyatakan bakal menginstruksikan tim bermain aman ketika menghadapi Malaysia di leg 2 final Piala AFF 2014 di Stadion Bukit Jalil, Sabtu (20/12/2014) hari ini.

"Kami bermain aman tetapi itu bukan berarti kami berdiam di daerah pertahanan dan melindungi keunggulan. Akan sangat berbahaya jika kami hanya berusaha mempertahankan keunggulan," tutur dia.

Bila Thailand berhasil merebut gelar juara, tentu menjadi torehan spesial bagi sang pelatih, Kiatisuk Senamuang. Ya, pelatih yang juga mantan Polisi itu menjadi pemain sekaligus pelatih pertama yang mengantarkan Thailand merebut gelar juara Piala AFF sepanjang sejarah turnamen.

Kiatisuk mengantarkan Thailand juara di tiga final AFF 1996, 2000, dan 2002. Paling diingat ketika Kiatisuk mencetak gol tunggal di partai pamungkas Piala AFF 1996 (ketika itu masih bernama Tiger Cup).

4 dari 4 halaman

Skuad Muda vs Veteran

Menilik materi kedua finalis, Thailand cenderung mengandalkan pemain muda. Chayapat Kitpongsritada tercatat menjadi pemain tertua milik Thailand. Pemain belakang milik BEC Tero Sasana itu berusia 31 tahun.

Selebihnya, Kiatisuk percaya pada pemain muda. Terbukti. pelatih muda itu membawa 4 pemain muda: Chanathip "Messi J" Songkrasin, Peerapat Notchaiya, Adisorn Promrak, Tanaboon Kesarat. Usia mereka 21 tahun.

Meski masih belia, kualitas pemain tersebut tidak perlu diragukan. Chanthip Songkarasin contohnya, di usia 20 tahun, dia sukses mengantarkan Thailand merebut medali emas SEA Games 2013 dan membawa menembus partai semifinal Asian Games 2014. Tidak heran bila pemain yang kini merumput untuk BEC Tero Sasana itu dipromosikan ke tim senior Thailand. Sejauh ini, keputusan Kiatisuk tepat membawa pemain yang digadang-gadang Messi dari Asia Tenggara itu.

Kiatisuk sendiri cukup percaya diri, Thailand bisa menggondol trofi juara yang terakhir kali dibawa pulang ke Bangkok 2002 silam.

"Tentu saja, saya percaya pemain tidak akan gugup. Saya telah katakan pada pemain, target mereka tetap berada dalam performa tertinggi. Anda harus belajar bermain dengan tekanan tinggi. Bermain bagus dan hanya fokus ke sepakbolam," ujar pelatih berjuluk "Zico" Thailand itu.

Di lain pihak, pelatih Malaysia, Dollah Saleh lebih condong mengandalkan skuat warisan pelatih K. Rajagopal yang mengantarkan tim merebut juara pada 2010 di Jakarta. Safee Sali dan Safiq Rahim merupakan jebolan pemain Piala AFF 2010. Meski tergolong striker veteran, toh, naluri mencetak gol kedua pemain itu belum mengendur. Safiq Rahim hingga kini masih menjadi top-scorer Piala AFF 2014 mengoleksi 4 gol. Sedangkan, Safee baru mencetak 1 gol.

"Malaysia masih punya 90 menit untuk menang. Kami tidak memiliki alasan tidak mampu bangkit di pertemuan kedua," ujar Safee Sali dikutip dari Utusan Online.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini