Sukses

Barry dan Kutukan Putaran Keempat

Sejak sukses menembus partai final pada 2000, Aston Villa tidak pernah sukses melangkah lebih jauh dari putaran keempat Piala FA. Gareth Barry yang merupakan satu-satunya saksi hidup kesuksesan tersebut membidik pencapaian terbaik di tahun ini.

Aston Villa termasuk klub Inggris tersukses di Piala FA. Bersama Liverpool, The Villans menempati peringkat keempat klub yang paling sering menggondol gelar juara, yaitu sebanyak tujuh kali. Namun, titel terakhir yang didapat sudah sangat lama terjadi, 1957.

Kenangan manis Villa di Piala FA digoreskan pada 2000. Ketika itu mereka menembus partai final namun menyerah di tangan Chelsea dalam pertandingan yang dimainkan di Stadion Wembley yang lama. Setelah itu nihil. Delapan tahun berturut-turut Villa tidak pernah mampu melangkah lebih jauh dari putaran keempat.

Gareth Barry menjadi satu-satunya saksi hidup dalam skuad Villa yang ikut merasakan jantung berdetak ketika berlaga di final Piala FA. Walau Villa akan turun dengan tim pelapis untuk laga replay kontra Doncaster Rovers, Rabu (4/2) besok, Barry optimistis inilah waktu yang tepat untuk menghilangkan kutukan putaran keempat.

“Inilah saat yang tepat buat kami melangkah ke putaran kelima,” kata Barry yang berkesempatan mengangkat trofi juara untuk pertama kalinya jika Villa juara, dikarenakan kapten reguler, Martin Laursen cedera. “Klub ini sudah lama tidak merasakan lolos ke putaran kelima. Kami akan memperlakukan pertandingan (kontra Doncaster) dan kompetisi dengan penuh respek.”

Villa harus melakoni partai ulangan setelah pada laga pertama tidak mampu memastikan langkah di kandang Doncaster.  Walau manajer Martin O’Neill menurunkan kekuatan penuh, namun Villa ditahan tanpa gol oleh klub yang bermain di League One atau kasta ketiga tersebut.

Sementara untuk pertarungan di Villa Park nanti O’Neill kemungkinan mengistirahatkan sejumlah pemain pilarnya. Hal itu bisa terbaca ketika ia mulai mengevaluasi kemungkinan dari perjalanan klub di musim ini (Baca: O’Neill Mulai Revisi Target). Villa terus memelihara  peluang tampil di Liga Champions musim depan. Dan satu lagi, mereka juga terus berkompetisi di Piala UEFA.

“Saya tidak tahu keputusan apa yang akan diambil manajer (O’Neill). Jadwal kami selama Februari sangat padat. Dua partai per pekan harus kami jalani. Meski demikian, kami tidak akan mengecilkan pertandingan versus Doncaster. Kami tahu itu dari laga pertama,” lanjut gelandang yang musim panas lalu itu sangat diminati bos Liverpool, Rafael Benitez.

Jika dipilih antara Piala FA atau Piala UEFA? “Kami akan memandangnya seimbang mungkin. Kesempatan (meraih gelar) di kedua ajang sama besar. Ketika final Piala FA datang di karier yang relatif muda, wajar jika Anda ingin merasakan emosi itu secara teratur,” tandas Barry yang pada 23 Februari nanti genap berusia 28 tahun kepada Daily Express.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.