Sukses

Memprihatinkan, Kondisi PPLP dan SKO Ragunan Disorot

Meski demikian, siswa dari sekolah olahraga Ragunan kerap meraih prestasi di akademik.

Liputan6.com, Jakarta: Kondisi Sekolah Olahraga (SKO) Ragunan Jakarta dan Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP)  disorot. Ini karena sejak dikelola langsung pemprov DKI di era otonomi, kondisi dua fasilitas pembentuk atlet-atlet handal ini malah memprihatinkan.

Maka itu, Kemenpora diharapkan bisa memiliki sekolah olahraga nasional dengan fasilitas memadai seperti konsep P3SON Hambalang. Sorotan ini muncul dalam Diskusi Kamisan (Kumis) yang digelar Kemenpora, Kamis (12/2/2015).

“Saya kasihan terutama atlet cabang atletik yang sering terganggu karena di lapangan sebelah ada sepakbola,” kata  Asdep Sentra Keolahragaan pada Deputi Pembudayaan Olahraga Kemenpora, Raden Isnanta.

“Bayangkan, ketika mereka sedang berlatih, tiba-tiba bola masuk dari lapangan sebelah,” urai Isnanta.“Solusi untuk mereka memang sangat sulit. Mereka harus mempunyai tempat berlatih tersendiri kalau ingin fokus. Kalau tetap di Ragunan, mereka akan selalu terganggu,” tambahnya.

Lanjut ke halaman berikutnya------>

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

2

Dalam diskusi yang mengangkat tajuk ‘PPLP Ujung Tombak Pembibitan Olahraga Berprestasi’ itu, hadir pula  Kepala Sekolah SMP/SMA Ragunan Rasmadi. Dia menyoroti prestasi yang didapatkan anak didiknya di tengah keterbatasan fasilitas maupun kelelahan akibat latihan.

Ia menunjuk contoh eks kiper timnas U-19, Ravi Murdianto. Ravi terpaksa mengikuti Ujian Nasional susulan karena saat Ujian Nasional berlangsung tengah melakukan serangkaian pertandingan di luar negeri. “Tapi hasilnya sungguh mengejutkan, hasil ujian nasionalnya di atas teman-temannya," ungkapnya

Secara tegas ia mengatakan, atlet yang belajar di SMP/SMA Ragunan memiliki konsekuensi yang sama. Mereka harus belajar seperti pelajar di sekolah lain.Namun jam belajar mereka berbeda. Mereka belajar mulai dari pukul 9 pagi hingga pukul 12 siang.

Bagi mereka yang berada di luar negeri, mereka bisa belajar melalui laptop, tablet, atau alat komunikasi lainnya mulai pukul 1 siang.“Para guru di sekolah Ragunan dibagi dalam tiga shift. Dengan gaji yang sama dengan guru di sekolah lain, mereka siap menjalankan tugasnya,” ujarnya.

Baca juga :

Profil Tim ISL 2015: Bali United Pusam Ingin Seperti MU

5 Pemain Paling Subur Sepanjang Sejarah MU

Profil Tim ISL 2015: Bertabur Bintang, Sriwijaya FC Nafsu Juara

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini