Sukses

Arema: Menpora dan BOPI Jangan Bangga Tunda ISL

Ditundanya ISL berimbas kepada masyarakat kecil seperti penjual tiket sampai tukang parkir di Stadion.

Liputan6.com, Malang: Arema Cronus mengecam sikap Menpora dan BOPI atas keputusan menundak kick off ISL selama dua pekan kedepan. Keputusan ini dianggap merugikan banyak pihak. Bukan hanya klub saja yang merugi. Tapi juga semua elemen yang berpartisipasi dalam pertandingan ISL.

Bagi Arema Cronus, kerugian besar memang dialami. Mulai batal mendapatkan pemasukan dari tiket pertandingan lebih awal, hingga pemasukan dari sponsorship.

"Menpora dan BOPI  jangan bangga berhasil menunda ISL. Karena justru ini sebuah kerugian yang dampaknya luar biasa. Klub dirugikan itu sudah pasti. Sponsor pun akan berteriak. Karena mereka sudah menyusun jadwal juga untuk sebuah promosi," ujar CEO Arema Cronus, Iwan Budianto seperti rilis yang diterima Liputan6.com

"Bahkan penjual kaki lima dan tukang parkir di stadion pun jelas terkena imbasnya. Karena mereka jauh-jauh hari berharap dapat penghasilan tanggal 21 Februari akhirnya tidak jadi. Apa Menpora dan Bopi berfikir sampai situ?".

Sejak awal, klub sangat berharap kompetisi diputar sesuai jadwal. Menpora pun diharapkan bisa membantu klub untuk lebih cepat menjadi profesional dengan aturan yang mendukung.

"Menteri Kelautan saja memberikan banyak kemudahan kepada nelayan agar lebih cepat sejahtera. Begitu juga menteri yang lain. Harusnya Menpora juga memberikan kemudahan kepada klub sepakbola. Karena klub ini masih dalam proses menuju profesional. Tapi sekarang, justru mereka mempersulit pemasukan klub dengan menunda kompetisi," lanjutnya.

Sebenarnya Arema sangat berharap Menpora dan BOPI bisa terjun langsung ke klub untuk terlibat bagaimana susahnya mengelola klub sepakbola. "Menpora kan punya banyak staf. Bagi saja mereka ke 18 klub ISL. Biar tahu juga secara langsung mengelola klub. Kalau memang klub belum bagus manajemennya, itu dibenahi sambil kompetisi berjalan," tegas Iwan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini