Sukses

Menghitung 4 Kerugian Serius ISL Ditunda

Dari segi manajemen, durasi kontrak pemain dengan tim bakal lebih panjang, sementara kompetisi memasuki reses.

Liputan6.com, Jakarta Gelaran kompetisi tertinggi di Indonesia, Indonesia Super League (ISL) resmi ditunda. Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) tidak menerbitkan izin menggelar pertandingan karena mayoritas klub dianggap belum bisa memberikan jaminan, krisis finansial tidak akan kembali terulang musim 2015.

Jumat (20/2/2014) lusa lalu sejumlah klub ISL membuat Deklarasi Bandung yang menyatakan PT Liga Indonesia selaku regulator kompetisi tetap menjalankan kompetisi pada April mendatang. Isi deklarasi tersebut antara lain berisi, menolak BOPI dan tetap menjalankan kompetisi ISL pada April mendatang.

Stakeholder sepakbola di Indonesia merasa dirugikan terkait pembatalan tersebut. Sponsor menjadi kekhawatiran utama mayoritas tim. Dari segi manajemen, durasi kontrak pemain dengan tim bakal lebih panjang, sementara kompetisi memasuki reses.

Sesuai deklarasi Bandung yang telah disepakati 18 klub ISL, mereka sepakat kompetisi dimulai April sesuai rekomendasi PT Liga Indonesia. PT Liga menilai, itu menjadi waktu ideal untuk memutar kompetisi. Praktis, kompetisi dipastikan "molor" selama sebulan.

Tentu, terlepas dari sepakbola di Indonesia yang belum sepenuhnya menjadi industri, keputusan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) tidak memberikan izin penyelenggaraan ISL telah memberikan dampak serius bagi kompetisi.

Apa saja dampak yang ditimbulkan dari penundaan tersebut? Berikut ulasannya dikumpulkan Liputan6.com dari berbagai sumber

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 5 halaman

Sponsor

Tidak dapat dipungkiri, sponsor menjadi sumber pemasukan utama para peserta kompetisi. Tidak heran bila Persib Bandung, menjadi tim yang paling dirugikan untuk masalah itu. Seperti diketahui, Maung Bandung menjadi tim yang paling banyak menggaet sponsor musim ini.

Direktur Pemasaran PT Persib Bandung Bermartabat, Muhammad Farhan mengaku cemas bila sponsor akan "kabur" di musim depan bila kompetisi tidak menemui kejelasan. Farhan mengungkapkan, sampai saat ini pembatalan itu tidak ada. "Hanya saja mereka bertanya mengenai kepastian brand mereka dapat dipromosikan lewat Persib," kata pria yang juga presenter kondang itu.

Dia mencurigai ada pihak tertentu yang sengaja menunda kompetisi untuk mencapai tujuan tertentu. "Sepakbola seperti ajang tarik-menarik kekuasaan. Tapi saya berharap, semua pihak mampu mengedepankan kepentingan klub dan pembinaan pemain."

Selanjutnya, berkaitan dengan ikatan kerja pemain>>

3 dari 5 halaman

Kontrak Pemain Bakal Lebih Panjang

Dari segi finansial klub, otomatis klub harus membayar gaji tambahan pada pemain, tidak seperti kontrak yang telah disepakati. Rata-rata klub mengikat pemain selama satu musim, terhitung mulai dari Februari hingga November 2015; rencana semula kompetisi. 

Manajer Persegres Gresik United, Bagoes Cahyo mengungkapkan, sebagian pemain telah mendapat Down Paymet (DP) sebesar 25 persen.

"Kalau sampai kompetisi ISL ditunda tanpa kejelasan. Tentunya klub merugi. Sebab,sebagian besar pemain yang didaftarkan sudah mendapat DP 25 persen dari nilai kontrak yang telah disepakati. PT Liga Indonesia harus tegas juga. Jadi jangan sampai saling membenturkan," ujar Bagoes.

Hal serupa sama dengan Semen Padang. Manajer Semen Padang, Asdian mengungkapkan. banyak pemain yang telah berakhir masa kontrak pada November. Rencana tersebut telah disesuaikan dengan program ISL yang akan berakhir pada November.

"Sekarang kami harus mengubah perencanaan keuangan karena sebagian uang sudah pasti keluar untuk menambah durasi kontrak pemain," ujar Direktur Bali United, Yabes Tanuri.

Penundaan tersebut berpengaruh pada klub dan Timnas, berikutnya>>

4 dari 5 halaman

Agenda Pertandingan Menjadi Padat

Penudaan ISL jelas membuat agenda pertandingan menjadi padat karena mengejar waktu penyelesaian waktu kompetisi. Bila berasumsi kompetisi digelar pada April, PT Liga harus merancang waktu, agar kompetisi selesai paling lambat Desember 2015.

Pertimbangan utama PT Liga selaku regulator kompetisi adalah, agenda pertandingan FIFA pada Juli, September, Oktober dan November Timnas akan bertanding di Kualifikasi Piala Asia.

"Jadwal pasti padat karena kompetisi baru dimulai bulan April ini. Apalagi ada agenda FIFA pada bulan Juli, September, Oktober, dan November karena timnas akan bertanding di kualifikasi Piala Asia," ujar CEO PT Liga Indonesia sekaligus Sekretaris Jendral PSSI, Joko Driyono.

Bila melihat kemungkinan tersebut, dilema besar sudah pasti dirasakan pemain dan klub.

Terakhir, mempengaruhi iklim kompetisi pemain>>

5 dari 5 halaman

Sulit Pertahankan Iklim Kompetisi Pemain

Pelatih Arema Cronus, Suharno mengaku kecewa dengan penundaan jadwal tersebut. Pasalnya, Singo Edan telah memasuki fase kompetisi. Pelatih veteran itu merasa, sulit menjaga iklim kompetisi para pemain. Akibatnya, dia harus menyusun rencana ulang program Arema ke depan, padahal dia telah menyusunnya sejak jauh hari.

"Penundaan ini begitu mepet dan ini berpengaruh besar kepada para pemain kami yang sudah bersiap memasuki fase kompetisi. Jelas tidak gampang mempertahankan kondisi mereka dengan keputusan ini," keluh Suharno dalam rilis yang diterima wartawan.

Bila mengacu jadwal semula, Arema sudah bertanding Sabtu kemarin (21/2/2015)."Terus terang saya kecewa. Kini saya harus memutar otak lagi agar para pemain tetap di atas performa  dan tetap berada pada atmosfer kompetisi," kata Suharno.

Baca juga:

Aktris Porno Paruh Baya Buka Cerita Seks Bersama Olahragawan

Thierry Henry Resmi Latih Arsenal

6 Pemain Benua Amerika yang Gagal Bersinar di MU

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini