Sukses

Menguak Tabir Badai Cedera Terus Hantam AC Milan

Filippo Inzaghi kerap dipusingkan dengan cedera pemainnya.

Liputan6.com, Jakarta AC Milan dikenal sebagai tim kuat di Italia, bahkan Eropa. Mereka sempat meraih sukses di banyak kompetisi, baik lokal maupun internasional.

Bila orang-orang membicarakan Serie A, tentu nama Milan akan disejajarkan dengan Juventus, Inter Milan, AS Roma, dan Lazio. Namun dalam beberapa tahun terakhir, klub yang bermarkas di San Siro ini seperti kehilangan daya magisnya.

Rossoneri terakhir meraih gelar Serie A pada 2010/2011. Total tim tersebut sudah mengemas 18 gelar Serie A sepanjang kiprahnya.

Mereka juga berhasil menjadi salah satu raja Eropa dengan raihan tujuh gelar Liga Champions. Jumlah tersebut menjadikan Milan berada di posisi kedua peraih gelar terbanyak Liga Champions di bawah Real Madrid yang sudah mendapatkan 10 gelar (La Decima).

http://cdn0-a.production.liputan6.static6.com/medias/740803/original/080303200_1411385888-AC_Milan_vs_Juventus__foto_5_.jpg

Namun dalam empat tahun terakhir, performa Rossoneri kian merosot. Milan berhasil mendapatkan gelar terakhir pada 2010/2011 di era kepelatihan Massimiliano Allegri. Sesudah itu, tidak ada pelatih baru yang mampu membawa tim ini berjaya.

Kini masalah baru Milan muncul. Badai cedera menghampiri tim yang kini ditukangi Filippo Inzaghi. Sudah jelas kondisi pemain menjadi salah satu kunci sukses Rossoneri untuk menyabet prestasi.

http://cdn1-a.production.liputan6.static6.com/medias/740089/original/097178100_1411244965-000_Par7982322.jpg

Kabar terakhir, Milan harus memarkir Adil Rami akibat cedera betis. Hal ini tentu menambah daftar pemain Rossoneri yang cedera setelah Mattia de Sciglio, Cristian Zapata, dan Stephan el Sharaawy harus absen.

Bahkan Wakil Presiden AC Milan, Adriano Galliani, sangat geram dengan inkonsistensi yang menghinggapi timnya. Pasalnya cedera membuat Milan harus tertatih-tatih bersaing di tangga klasemen.

Lantas apa saja penyebab badai cedera tidak mau pergi menjauhi Milan? Berikut beberapa ulasannya.

Klik selanjutnya>>

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Usia pemain relatif tua

Dalam skuat AC Milan, kini masih banyak pemain yang cukup berusia senja. Nama penjaga gawang Christian Abbiati, masih masuk dalam daftar pemain, padahal ia sudah berusia 37 tahun. Selain Abbiati, masih ada Diego Lopez, dan Agazzi, yang juga berusia 33 dan 30 tahun.

Untuk barisan pemain belakang, Philipe Mexes, Alex, Christian Zaccardo, dan Danielle Bonera, sudah berusia di atas 30 tahun. Sementara bek lainnya juga sudah memasuki rentang usia 25 hingga 29 tahun.

Di lini tengah, Sulley Muntari, Michael Essien, Ricardo Montolivo, dan Nigel de Jong, juga sudah berusia 30 tahun ke atas. Namun Inzaghi masih mempercayai mereka untuk tampil secara reguler. Sayang, Milan sepertinya masih santai dengan lini tengah yang keropos tergerus usia.

Barisan penyerang Milan memang  masih relatih muda. Hanya satu penyerang yang sudah memasuki usia 30 tahun, Gianpaollo Pazzini. Namun peran Pazzini, sangat vital di lini depan Rossoneri.

Lantas apa lagi faktor cedera Milan>>

3 dari 4 halaman

Minim Variasi Pemain

Pelatih Filippo Inzaghi sepertinya terlalu memaksakan skema yang tetap. Beberapa pemain kunci kerap ia pasang sehingga tidak memiliki waktu istirahat.

Ambil contoh, Jeremy Menez. Dia sudah tampil dalam 24 pertandingan musim ini. Dia menjalani peran sebagai penggedor di lini serang dan nyaris tak tergantikan.

Sementara itu, Alex yang sudah berusia 32 tahun, harus bekerja keras dalam 15 laga yang sudah ia lakoni bersama Milan. Sementara pemain muda, Albertazzi, belum mendapat kesempatan bermain sama sekali di Serie A, sejauh ini

Jika menengok lini tengah, Andrea Poli, Sulley Muntari, dan Michael Essien, serta Nigel de Jong, memang menjadi nama-nama yang kerap mengisi starting eleven Inzaghi. Namun ternyata hal tersebut membuat beberapa pemain lain harus absen.

Apakah ada faktor eksternal di balik masalah tersebut, selengkapnya>>

4 dari 4 halaman

Ke mana Milan Lab?

AC Milan sebenarnya memiliki salah satu terobosan bagus untuk pembangunan skuatnya. Mereka telah membuat Milan Lab yang didirikan pada tahun 2002 untuk membantu mengangkat performa tim.

Milan Lab berfungsi untuk memonitor kondisi para pemain di lapangan maupun di luar lapangan. Mereka bertujuan untuk membuat tim mengetahui data kondisi pemain dari awal bergabung hingga pensiun nanti.

Diketahui, fasilitas tersebut ternyata mampu membuat pemain "renta" bisa tetap tampil bugar. Tapi belakangan, Milan Lab seperti tidak mampu menjawab tantangan di depan.

Seharusnya, bila Milan Lab berfungsi optimal, skuat asuhan Filippo Inzaghi itu tidak perlu kesulitan memantau kondisi para pemainnya atau setidaknya mengurangi risiko cedera pemain.

Atau jangan-jangan Milan Lab sudah kewalahan menjaga  kebugaran pemain Milan yang sudah terlalu berumur.

Bagaimana Silvio Berlusconi?

http://cdn1-a.production.liputan6.static6.com/medias/817580/original/034665600_1424888865-Milan_Lab_logo.JPG

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini