Sukses

5 Laga Kontroversial Juventus vs Fiorentina

Meski berjarak jauh, duel Juventus lawan Fiorentina selalu panas.

Liputan6.com, Turin: Kota Turin dan Fiorentina memang terpaut jarak yang cukup jauh. 400 kilometer terbentang di antara mereka. Namun karena sepak bola, satu daerah dengan daerah lainnya kerap kali memiliki hubungan panas. Entah itu karena sebuah gol, seorang pemain atau bentrok antarsuporter.

Duel Juventus yang berdomisili di Turin dengan Fiorentina yang berada di daerah Florence adalah duel yang klasik. Kerap kali menghadirkan tensi pertandingan ketat dan alur permainan cepat, laga ini  patut ditunggu.

Berikut 5 pertandingan Juventus versus Fiorentina yang layak untuk dikenang dan kontroversial menurut Liputan6.com:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1

18 September 1960: Juventus 3-2 Fiorentina (Final Coppa Italia)

Jauh sebelum cendekiawan menemukan cara menghadirkan warna dalam kotak bernama televisi. 22 pemain Juventus dan Fiorentina sudah berlarian mengejar bola di lapangan yang masih berkualitas buruk.

4 dari 22 atlet itu diklaim sebagai pesepak bola terbaik dalam sejarah klub masing-masing, dua bagi Juventus adalah John Charles dan Giampiero Boniperti. Sementara itu, "La Viola" diperkuat Dino da Costa dan Miguel Angel Montuori, semuanya makin sulit bagi Juventus lantaran mereka kehilangan Omar Sivori yang diusir wasit di semifinal Coppa Italia kontra Milan.

Namun terlepas dari absennya Sivori, John Charles membawa Bianconeri berjaya. Penyerang asal Wales tersebut membuka angka lewat tendangan menggeledek dari luar kotak penalti. Tetapi Fiorentina berusaha bangkit dan gol dari Muntuori serta da Costa membuat mereka berbalik unggul.

Charles kembali membuat hati Juventini tenang karena golnya memaksakan laga harus berlanjut ke babak tambahan. Di masa perpanjangan, Giampiero Boniperti menembak bola dan itu terpantul ke badan pemain Fiorentina, Juventus pun meraih Coppa Italia yang ke-4.

Cuplikan videonya:

">

3 dari 6 halaman

2

11 Mei 1969, Juventus 0-2 Fiorentina (Serie A)

Partai kedua Juventus versus Fiorentina yang patut dikenang terjadi sembilan tahun pasca pertemuan pertama. Diwarnai penampilan Roberto Vieri (ayah dari Christian Vieri) dan pernyataan pelatih Viola, Bruno Pesaola yang kontroversial meramaikan duel ini.

Bruno saat diwawancarai oleh wartawan menjabarkan rasa optimismenya soal kekuatan pasukan Firenze: "Jika tim ini tidak mendapatkan Scudetto, maka saya akan menjadi biksu."

Janji Bruno akhirnya ditepati lantaran Viola pada akhirnya mendapatkan Scudetto kedua mereka, semuanya makin dikenang lantaran gelar itu didapatkan di Turin dengan skor 2-0 berkat gol Luciano Chiarugi dan Mario Maraschi. Si Nyonya Tua sendiri di musim 1968/1969 hanya duduk di posisi 5.

"Fiorentina adalah tim yang sangat hebat dan memenangkan Scudetto dengan gaya sepak bola kelas dunia. Mereka juga merupakan tim paling konsisten sepanjang musim, tidak ada keraguan soal itu."

Cuplikan Videonya:
"> 

4 dari 6 halaman

3

6 April 1991: Fiorentina 1-0 Juventus, Serie A

Roberto Baggio dianggap sebagai "Tuhan" oleh suporter Fiorentina tetapi di tahun 1990 statusnya diturunkan menjadi "Judas" lantaran pindah ke Juventus. Pertama kalinya Si Kuncir Abadi kembali ke Artemio Franchi terjadi April 1991, pria yang memeluk agama Buddha itu diejek penonton.

Di laga ini, Bianconeri tertinggal lewat tendangan bebas Diego Fuser dan Baggio mendapatkan hadiah penalti ketika dilanggar di kotak terlarang. Namun pemain yang mengakhiri karier profesionalnya di Brescia tersebut menolak untuk mengambil sepakan 12 pas.  

Pengeksekutor kemudian diberikan kepada Luigi De Agostini tetapi ia gagal menuntaskan tugasnya. Setelah laga, Baggio memberikan alasan mengapa dia menolak untuk mengambil tendangan penalti.

"Saya berlatih bersama (Kiper Fiorentina) Gianmatteo Mareggini selama bertahun-tahun dan ia tahu cara bagaimana saya mengambil penalti. Ejekan selama pertandingan? Itu wajar, mereka mengejek tetapi sebenarnya mereka cinta kepada saya," papar Baggio yang saat digantikan dengan pemain lain dilempari kaos Fiorentina dan kemudian memberikannya kepada wartawan.

Cuplikan Videonya:
">

5 dari 6 halaman

4

4 Desember 1994: Juventus 3-2 Fiorentina, Serie A

Di tengah-tengah kepulan asap cerutu yang diembuskan Marcello Lippi di pinggir lapangan dan Claudio Ranieri muda yang mencoba menahan rasa tegangnya, dua gol luar biasa terjadi di laga ini. Dalam laga yang digelar di Turin, Francesco Baiano membawa tim tamu unggul dan itu segera digandakan oleh tendangan roket indah dari Angelo Carbone.

Namun saat pertandingan menyisakan 17 menit, Juventus mengamuk dan mencetak tiga gol balasan. Dua gol Gianluca Vialli membawa semangat Juve berkobar dan tak mau kalah dari Carbone, Alessandro Del Piero mencetak gol yang sangat luar biasa.

Ex Padova itu menerima bola dari lini tengah dan dengan refleknya ia mengangkat kaki yang membelokkan arah si kulit bundar.

"Saya mencetak banyak gol dalam karier saya tetapi mungkin gol itu merupakan yang terindah," ucap Del Piero kepada wartawan usai pertandingan. Setelah menunggu selama sembilan tahun, Juventus akhirnya mendapat Scudetto lagi di musim 1994/1995 dan banyak orang mengatakan kalau kemenangan 3-2 atas Fiorentina menjadi pemicunya.

Cuplikan videonya:
">

6 dari 6 halaman

5

20 Oktober 2013: Fiorentina 4-2 Juventus, Serie A.

Sebelum laga kontra Fiorentina, Juventus diibaratkan sebagai mesin tank yang terus melindas lawan-lawannya. Akan tetapi saat berlaga di Artemio Franchi, gerigi penggerak Bianconeri macet total.

Mereka memang mengakhiri babak pertama dengan keunggulan dua gol berkat penalti Carlos Tevez dan Paul Pogba tetapi Lavecchia Signora seperti mengalami "blackout".

Kejutan pertama datang dari gol Giuseppe Rossi dari kotak penalti dan itu digandakannya 10 menit kemudian. Fiorentina tampil menggila setelah Joaquin yang sudah uzur melewati bek-bek Juve, mengelabui Gianluigi Buffon dan mengoper bola kepada Rossi yang berdiri bebas.

Partai ini kian dikenang karena pelatih Juventus kala itu, Antonio Conte terekam kamera menangis dan Buffon mencoba menahan air matanya.  Setelah pertandingan, Rossi mencoba menggambarkan perasaannya.

"Laga ini berjalan seru, kemenangan yang layak dikenang - bola pertandingan itu sudah berada di rumah dalam kabinet trofi saya," papar Rossi. (Deny Adi Prabowo)

Cuplikan videonya:
">

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini