Sukses

5 Pemain Bertalenta yang Kariernya Meredup

Siapa sajakah para pemain yang sempat bertalenta itu?

Liputan6.com, Jakarta Mempunyai talenta bejibun tak membuat karier pesepak bola muda ini lantas memilki karier yang cemerlang.  Beberapa diantara mereka memiliki masalah pribadi, alkohol, pesta gila-gilaan hingga pilihan karier yang salah.  

Masalah-masalah itu membuat kebintangan mereka meredup, sempat dikenal sebagai pemain berbakat, kini mereka hanya bisa menonton aksi-aksi para kompatriotnya beraksi di lapangan.  Berikut ini Liputan6.com kembali menghadirkan kabar lima pesepak bola yang mungkin pernah anda kagumi tapi kini seperti ditelan bumi.

Cari siapa tahu siapa saja 5 pemain bertalenta yang kini menghilang pada 5 halaman berikutnya:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Rafael Scheidt

Pria yang sekarang berusia 39 tahun itu dibeli oleh Celtic dari Gremio dengan harga £5 juta di musim 1998/1999 dan gagal memberikan kontribusi positif. Badai cedera yang tak pernah berhenti dan kesulitan beradaptasi membuatnya hanya tampil tiga kali dan kemudian dipinjamkan ke Corinthians.

Scheidt mengakui kalau ia pernah diceramahi Martin O'Neill satu waktu dan berkata, "Saya suka pesepak bola yang bermain tidak seperti anda. Saya suka pesepak bola yang bermain bagus. Media ternama Inggris, Guardian menyebut transfer Scheidt sebagai transfer kedua terburuk sepanjang sejarah sepak bola."

Percaya atau tidak Scheidt punya tiga caps bersama timnas Brasil jelang transfernya ke Celtic. Semua pertandingan ini merupakan persahabatan dan rumor menyebutkan kalau penampilan Scheidt di timnas Samba hanya untuk menaikkan daya jualnya. Di musim 2007/2008, dia mengakhiri kariernya bersama Shaanxi Baorong yang sekarang bermain di Liga Super Tiongkok.

3 dari 6 halaman

Scott Sinclair

Lahir dengan nama Scott Andrew Sinclair, kariernya meroket bersama timnas muda Inggris mulai dari U-17 sampai U-21, bahkan dia sempat memperkuat tim Britania Raya di Olimpiade 2012. Berstatus sebagai pemain kunci di Swansea City dari musim 2010-2012 yang berbuah dengan promosi yang didapatkan The Swans, pemain jebolan akademi Bristol Rovers itu membunuh kariernya dengan pindah ke Manchester City.

Semasa membela The Citizens, Sinclair hanya tampil sebagai pemain inti dua kali dalam tiga tahun kompetisi. Setelah itum ia dipinjamkan ke West Bromwich Albion dan sekarang Aston Villa. Tampaknya, City hanya bisa menunggu kontrak yang ditandatanganinya pada 2012 berdurasi empat tahun selesai.

"Saya tidak tahu apakah Scott menyesal melakukan tindakan itu, tetapi ia kemungkinan besar bermain lebih reguler andai tetap bertahan. Ia punya kemampuan dan kualitas untuk melakukannya," tutur Garry Monk, manajer Swansea kala itu.

 

4 dari 6 halaman

Francis Jeffers

Seperti tandem yang kita baca di komik Captain Tsubasa, Tachibana bersaudara, duet ini kerap kali merepotkan pertahanan lawan saat bertanding. Kesamaan ini bisa ditemukan dalam pasangan Francis Jeffers dan Wayne Rooney. Mereka memang tidak satu darah dan berbeda lima tahun tapi, keduanya berasal dari Everton, sama-sama mendapatkan debut di timnas Inggris dalam laga yang sama tapi karier mereka justru berbeda 180 derajat.

Semasa membela timnas Inggris U-21, dia mencetak 13 gol, jumlah itu sama dengan apa yang dicapai Alan Shearer. Di tahun 2001, dia pindah ke Arsenal, dalam satu wawancara dia berkata, "Saya berpesta dan menikmati hidup di malam hari- meninggalkan sesi latihan karena saya selalu berpikir kalau saya tidak akan bermain di akhir pekan. Sekarang saya hanya bisa mengenangnya dengan penyesalan. "

"Di fase itu seharusnya saya bisa bekerja lebih keras lagi, Arsene Wenger mengayomi saya sebagai pemain dan dia satu-satunya manajer yang memperlakukan saya seperti itu. Media sepertinya sangat tertarik pada kehidupan pribadi tapi saya seharusnya tidak mengakhiri karier dengan satu caps timnas Inggris dan 250 penampilan, tapi cedera menjadi alasan," ujarnya kepada Independent.

Di tahun 2014, Francis yang sudah gantung sepatu kesulitan mendapatkan pekerjaan dan bekerja untuk akademi Everton dengan sukarela.

5 dari 6 halaman

Massimo Donati

 Pemilihan klub menjadi salah satu langkah yang harus dicermati dalam seorang perkembangan karier pemain bertalenta. Namun Donati jelas-jelas mengambil pilihan yang salah. Didapuk sebagai "The Next Big Thing" di lini tengah timnas Italia pasca menuanya Demetrio Albertini dan Luigi di Biagio, Donati tampil prima bersama Atalanta.

Namun saat pindah ke San Siro dia mendapatkan tingkat persaingan yang ketat. Pantas saja, San Vito al Tagliamento 33 tahun lalu harus beradu dengan Fernando Redondo, Demetrio Albertini, Cristian Brocchi dan Gennaro Gattuso. Lantas Donati dipinjamkan ke Parma, Torino, Sampdoria, Messina (Serie B) dan Atalanta.  

Ia kemudian pindah ke Celtic untuk mencoba peruntungan tapi kembali gagal menampilkan performa maksimal selayaknya masa-masa di Atalanta. Satu-satunya yang bisa dikenang dari Donati semasa membela klub Skotlandia itu adalah ketika dia mencetak gol kontra Shakhtar Donetsk di menit ke-92 di Liga Champions.

Pada 26 Agustus 2014, Donati membela Bari di Serie B di mana ia menjadi kapten I Galletti.

6 dari 6 halaman

Stuart Taylor

Bagi anda penggemar gim simulasi Championship Manager (CM) yang sukses di tahun 2000-an, anda pasti pernah mengagumi atribut yang dimiliki Stuart. Tak jarang CM sukses memprediksi kehebatan seorang pemain bertalenta dan titel penerus David Seaman hanya bisa melambungkan namanya. Namun CM dan suporter Inggris hanya bisa gigit jari ketika pria bertinggi 196 cm itu gagal mengemban ekspektasi yang diterimanya.

Sepanjang kariernya, Stuart hanya menjadi cadangan mati di 11 klub yang pernah dibelanya. Sebagai bukti, delapan tahun membela Arsenal, Stuart hanya tampil 18 kali dan sempat membela klub semenjana macam Bristol Rovers, Crystal Palace, Peterbrough United, Leicester City, Cardiff City, Reading, Yeovil Town. Di sela-sela klub itu, Stuart pernah membela Aston Villa dan Manchester City, tapi di dua klub itu ia masih menjadi cadangan mati.

Pada 3 Juli 2014, Stuart menandatangani kontrak berdurasi satu tahun dengan Leeds United. Ia berharap bisa meraih tempat nomor satu, tapi lima hari kemudian Leeds memboyong Marco Silvestri dari Chievo Verona. Akhirnya Stuart diberi nomor punggung 13 dan baru berdebut ketika Leeds melawan Accrington Stanlet di piala Liga pada 12 Agustus 2014.

 

Baca juga:

5 Pesepakbola Bertalenta yang Hilang Ditelan Bumi (Bagian 2)

Menelusuri Keberadaan 5 Pemain Berbakat di Rimba Sepakbola

Tragis, Pegulat Tewas di Atas Ring

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini