Sukses

Penunjukan Tuan Rumah PD 2018 dan 2022 Harus Diusut

Begitu juga dengan politik uang yang terjadi dalam setiap Kongres Pemilihan Presiden FIFA.

Liputan6.com, Beragam tanggapan terkait penangkapan pejabat tinggi FIFA di Zurich, Swiss pertengahan pekan ini karena dugaan kasus korupsi langsung memunculkan sejumlah komentar miring.

Salah satu komentar datang dari Mantan Presiden Konfederasi sepakbola Eropa (UEFA), Lennart Johansson. Menurut dia, penunjukan Rusia dan Qatar masing-masing sebagai tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022 harus ditinjau ulang. Bagi pria 85 tahun itu, terpilihnya dua negara itu menghelat Piala Dunia sarat korupsi.

Berbicara pada koran Swedia, Sportbladet, dia mengungkapkan tidak terkejut dengan berita penangkapan petinggi FIFA karena kasus Korupsi jelang Kongres FIFA pada 29 Mei 2015 mendatang. Sebab, dia sudah menduga FIFA memang "sarang mafia".

Selain itu, Johansson meminta pihak berwenang mengusut politik uang yang berpotensi besar terjadi dalam setiap pemilihan Presiden FIFA, minimal sejak 1998, tahun di mana Blatter menjabat pertama kali terpilih sebagai orang nomor 1 di tubuh sepakbola dunia itu.

"Blatter jelas bisa memastikan kemenangan di Pemilu Presiden FIFA," kata Johansson; yang kalah oleh Blatter dalam pemilu Presiden FIFA 1998 lalu.

Johansson memandang, kemenangan Rusia menjadi host-country Piala Dunia 2018 penuh taktik kotor. Terutama setelah dua anggota Komite Eksekutif FIFA yang memiliki hak suara justru tidak memberikan dalam proses pemilihan. Mereka diduga menerima suap untuk mengurangi suara Inggris menggelar turnamen akbar 4 tahunan itu.

Inggris, Johansson melanjutkan, Inggris memiliki kesempatan untuk menggelar Piala Dunia 2018. Sebab, negara yang dianggap kiblat sepakbola modern itu terakhir kali menghelat Piala Dunia 1966 lalu. Atau empat dekade lebih, Piala Dunia tidak digelar Inggris. "Mereka pantas mendapatkan perhatian."

Selain itu, aroma konspirasi juga mewarnai pemilihan Qatar sebagai penyelenggara Piala Dunia tujuh tahun mendatang.

"Blatter telah mengatakan keputusan membawa Piala Dunia ke Timur Tengah tidak tepat. Saya yakin, kini ada inisiatif untuk membuat keputusan baru," ucap Larsson dilansir dari Reuters.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.