Sukses

Deretan 5 Final Terbaik Liga Champions, Mana Pilihan Anda?

Beragam cerita suka maupun duka kerap tercipta di partai terakhir kompetisi elite antarklub di Eropa itu.

Liputan6.com, Final Liga Champions selalu meninggalkan drama. Beragam cerita suka maupun duka kerap tercipta di partai terakhir kompetisi elite antarklub di Eropa itu.

Setidaknya, dalam kurun waktu 16 tahun terakhir, Liga Champions selalu menghasilkan juara berbeda. Dan sepanjang sejarah, memang belum pernah ada tim yang sukses mempertahankan gelar juara. Cuma Bayern Munich dua kali beruntun melangkah ke partai puncak musim 2011-12 dan 2012-13.

Liputan6.com coba merangkum 5 deretan final terbaik dari rentang 1999 hingga kini. Penasaran final mana saja itu, berikut daftarnya.

Mana pilihan Anda...

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1

1. Final AC Milan vs Liverpool 2004-05

Milan sudah memimpin lebih dulu tiga gol di babak pertama. Namun, keunggulan itu bukan jaminan, Milan bakal mengangangkat trofi si Kuping Besar. Tiga gol I Rossonerri masing-masing disarangkan Maldini dan Hernan Crespo yang mencetak dua gol di paru pertama.

Liverpool bangkit dan mengejar ketinggalan menjadi 3-3. Gol Liverpool di paruh kedua masing-masing diciptakan oleh; Steven Gerrard, Vladimir Smicer dan Xabi Alonso.

Pertandingan harus berlanjut ke extra-time. Tidak ada gol tambahan, laga pun harus ditentukan lewat adu penalti. Milan kalah 3-4. Tidak tanggung-tanggung, tiga penendang Milan, Serginho, Andrea Pirlo, dan Andriy Shevchenko gagal menjalankan tugas dengan sempurna.

Sementara, John Arne Riise menjadi satu-satunya pemain Liverpool yang gagal mengeksekusi penalti.

Sampai saat ini, final AC Milan vs Liverpool di Istanbul itu menjadi final terbaik dalam rentang 15 tahun terakhir.

3 dari 6 halaman

2

2. Final Manchester United vs Bayern Munich 1998-99

Bayern Munich sudah memimpin 1-0 melalui gol tendangan bebas Mario Basler di menit awal pertandingan kontra  MU di final musim 1998-99. 

Dan skor tersebut bertahan hingga memasuki masa injury time.Kemenangan Bayern sudah tampak di depan mata.

Tapi The Red Devils yang ketika itu masih ditangani Sir Alex Ferguson menolak mengibarkan bendera putih. 

Dan benar saja, di masa injury-time MU tanpa diduga-duga menyengat lewat dua gol yang disarangkan Teddy Sheringham dan Ole Gunnar Solskjaer; yang sama-sama menjadi pemain pengganti.

Dua gol dari Sheringham dan Solskjaer mengubah kedudukan menjadi 2-1, berbalik untuk keunggulan Setan Merah. Skor bertahan hingga peluit panjang dibunyikan. MU berhak tampil sebagai pemenang.

Partai itu disebut-sebut menjadi final terbaik sepanjang sejarah Liga Champions di penghujung abad 20, setelah Milan vs Liverpool di awal abad 21, tepatnya musim 2005.

4 dari 6 halaman

3

3. Final Juventus vs AC Milan 2002-03

Pertandingan final menegangkan lainnya juga terjadi di musim 2002-03. All Italian Final terjadi antara Juventus vs AC Milan. Kedudukan imbang tanpa gol di waktu normal 2x45 membuat partai dilanjutkan ke babak ekstra-time.

Tapi gol yang ditunggu kedua kubu tidak kunjung tiba. Pertandingan berlanjut ke adu penalti. 

Tiga eksekutor Juventus, gagal menjalankan tugas dengan sempurna. Mereka adalah, David Trezeguet, Marcelo Zalayeta, dan Paulo Montero.

Milan hanya dua kali gagal mengeksekusi penalti melalui Clerance Seedord dan Kaka Kaladze. Milan berhak keluar sebagai juara dengan skor 3-2.

Dan 12 tahun kemudian, Juventus menyentuh final lagi. Kali ini, lawan yang mereka hadapi Barcelona.

5 dari 6 halaman

4

4. Final Real Madrid vs Atletico Madrid 2013-14

Pertama kali dalam sejarah Liga Champions derby sekota terjadi mempertemukan Derby El Madrinelo antara Madrid vs Atletico.

Atletico nyaris keluar sebagai juara. Pasalnya, jelang waktu normal berakhir, Atletico masih memimpin dengan skor 1-0. Tapi mimpi buruk datang, setelah Sergio Ramos menciptakan gol penyeimbang.

Gol dari pemain asal Spanyol itu langsung meruntuhkan mental bertanding Los Cholchoneros. Padahal, kurang dari 2 menit lagi Atletico merayakan gelar juara.

Sama kuat dengan skor 1-1 membuat pertandingan dilanjutkan ke extra-time. Di situ, menjadi titik balik perjuangan Los Galacticos. 

Madrid mencetak 3 gol susulan yang masing-masing  diciptakan Gareth Bale, Marcelo dan Cristiano Ronaldo.

Si Putih tampil sebagai juara dengan status La Decima alias mengantongi gelar Liga Champions ke-10. Resmi, Madrdi sebagai pengoleksi gelar Liga Champions terbanyak sepanjang sejarah.

6 dari 6 halaman

5

5. Final FC Porto vs AS Monaco 2003-04

Tidak ada yang memprediksi, FC Porto bakal melaju ke ke final. Begitu juga dengan AS Monaco. Namun, itulah realita final UCL 2004 yang digelar di Jerman.

Porto yang tampil lebih superior memetik kemenangan 3-0 atas Monaco. Gol Monaco masing-masing dicetak Carlos Alberto, Deco, dan Dmitri Alenichev.

Lewat sukses Porto itu, nama pelatih FC Porto, Jose Mourinho mulai dikenal publik. Begitu juga dengan Deco yang langsung direkrut Barcelona.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini