Sukses

Tanpa Izin Polisi, Tarkam di Banyuwangi Dipastikan Batal

Polisi menurunkan water cannon di sekitar stadion untuk mencegah kericuhan.

Liputan6.com, Banyuwangi - Turnamen sepakbola bertajuk Sunrise of Java Cup 2015 di Stadion Diponegoro, Banyuwangi, Jawa Timur resmi dibatalkan. Guna mengantisipasi kekecewaan penonton, ratusan aparat dari kesatuan Polres Banyuwangi langsung diterjunkan.

Polisi menurunkan water cannon di sekitar stadion untuk mencegah kericuhan. Turnamen yang rencananya diikuti oleh 4 tim, Persewangi Banyuwangi, Pusam Bali United, Arema Cronus dan Garuda All Star (Timnas U-23) batal digelar karena Polres setempat tidak mengeluarkan izin keamanan.

Kepala Bagian Operasional, Polres Banyuwangi, Kompol Sujarwo mengungkapkan, anggotanya disiagakan guna mengantisipasi kericuhan lantaran massa yang telah membeli tiket. "Pertandingan resmi dibatalkan," kata Sujarwo.

Sejauh ini, menurut Sujarwo, memang belum ada pergerakan massa dalam jumlah besar yang mendatangi stadion. Namun, pihaknya tetap berjaga-jaga sampai suasana kondusif.

Rencananya, pertandingan perdana digelar pada 30 Juni 2015 malam ini mempertemukan Persewangi vs Garuda All Stars yang bermateri pemain Timnas U-23. Namun karena tidak mendapat izin Kepolisian, turnamen yang sedianya rampung pada 5 Juli mendatang terpaksa dibubarkan.

Di lain pihak, Panitia Pelaksana pertandingan, Aliong Heryanto mengaku kecewa berat lantaran Kepolisian tidak memberikan izin pertandingan. Padahal, dia telah menjalankan prosedur menggelar turnamen sejak sebulan lalu. Mulai meminta rekomendasi Kepolisian ke Polres Banyuwangi hingga meminta rekomendasi ke Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI).

Alasan Polres tidak mengeluarkan izin pertandingan, menurut Aliong adalah, sejumlah ormas Islam seperti Islam, MUI, NU tidak setuju Turnamen berlangsung bulan puasa. Mereka tidak mau ibadah puasa terganggu. Padahal, penyelenggara sudah mendapat izin dari Bupati Banyuwangi. Seharusnya, instansi terkait jauh-jauh hari tidak menerbitkan izin. "Sehingga penyelenggara tidak menanggung kerugian material dan moril."

Dia mengaku kerugian material akibat pembatalan turnamen ini menyentuh angka Rp 500 juta. Uang sejumlah itu untuk membayar DP Hotel dan kontrak sejumlah pemain. Aliong; selaku pemilik Persewangi ini memang mengontrak pemain ISL memperkuat timnya menghadapi turnamen ini.

Aliong sendiri heran mengapa Polisi tidak mengeluarkan rekomendasi keamanan karena kelompok suporter tidak setuju. "Suporter mana yang tidak setuju?,"tanyanya. Padahal,dia sudah bertemu dengan fans Persewangi sebelum menggelar turnamen.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini