Sukses

Tiga Drama Transfer Terunik di Liga Indonesia

Di Indonesia cerita transfer menggelikan hingga berbau penipuan pernah terjadi.

Liputan6.com, Bursa transfer di Eropa ditutup dengan drama kegagalan transfer kiper David De Gea ke Real Madrid dan Manchester United (MU). Keterlambatan memasukkan dokumen membuat Madrid urung mendatangkan pemain asal Spanyol tersebut. Kesalahan sepele ini membuat rencana transfer Real Madrid berantakan.

Kisah transfer ternyata bukan hanya terjadi di Eropa, di Indonesia cerita transfer menggelikan hingga berbau penipuan pernah terjadi. Berikut cerita tersebut dikumpulkan Liputan6.com dari berbagai sumber:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

1

1. Mister 'Cepek' Indrianto Nugroho

Cerita transfer ini terjadi 19 tahun lalu, atau tepatnya Maret 1996. Ketika itu, Indrianto Nugroho pulang dari Italia setelah mengikuti program PSSI Primavera. Sebelum berangkat ke Italia, Indrianto merupakan pemain binaan Arseto Solo. Namun, PSSI sebagai induk organisasi tiba-tiba mengeluarkan keputusan, kalau semua pemain eks-Primavera bakal dilepas ke klub yang berani mengajukan tawaran tertinggi.

Indrianto pun ikut berkomentar di sebuah media, kalau dia merasa tidak dibesarkan Arseto. Kemudian, pemain yang sempat memperkuat Persepam Madura United itu berlatih bersama Pelita Jaya.

Nirwan Bakrie yang menjabat sebagai Direktur Komite Tim Nasional PSSI sekaligus penyandang proyek Primavera serta merangkap pemilik Pelita Jaya, menyatakan kalau Indrianto tidak terikat kontrak dengan Arseto, meskipun sang pemain tercatat sebagai pemain untuk tim yang berbasis di Solo ini.

Arseto; yang notebene dimiliki Keluarga Cendana ini tidak terima. PSSI akhirnya turun tangan meredakan konflik Arseto vs Pelita Jaya gara-gara Indrianto. PSSI mempertemukan kedua klub tersebut pada 29 Maret 1996 di kantor PT Liga. Disepekati, Pelita bersedia membeli Indrianto. Arseto pun geram. Mereka siap menjual Indriato dengan harga Rp 100. Pelita menuruti kemauan Arseto dan membayar transfer Indrianto hari itu juga dengan nominal yang telah diminta.

Mulai saat itu, Indrianto mendapatkan julukan sebagai 'mister Rp 100'. "Saya kira lebih baik bebas transfer daripada dihargai Rp 100," ucap Indrianto.

3 dari 4 halaman

2

2. Dibayar Pakai Tanah dan Mobil

Pada September 2008, pelatih sekaligus pemain Nasional, Bambang Nurdiansyah sempat menjadi pemberitaan luas. Bukan karena prestasi melatihnya, tetapi karena pembayarannya menggunakan tanah dan mobil. Sedangkan, setiap bulannya, Bambang juga mendapatkan gaji bulanan.

General Manajer PSIS, Yoyok Sukawi memang sangat berharap, Banur, panggilan Bambang Nurdiansyah, bisa melatih Mahesa Jenar. Bambang sendiri tidak mempersoalkan, gajinya dihargai tanah dan mobil. Gayung bersambut. Banur memberikan lampu hijau bakal melatih PSIS. Bambang pun rela, gaji yang diterima di PSIS lebih kecil dibanding di Arema.

Kedekatan dengan Yoyok berada di balik keputusan Bambang berlabuh ke PSIS dari Arema Indonesia. Dia cuma meminta pembayaran yang pantas.

"Saya ingin sekali membantu PSIS. Terlebih, hubungan saya dan Yoyok selama ini sangat baik. Karena itu, saya hanya ingin gaji yang wajar dan pantas," ujar Bambang ketika itu.

4 dari 4 halaman

3

3. Agu Casmir

Pemain naturalisasi Singapura, Agu Casmir sempat menjadi buah bibir di Liga Indonesia karena kabur setelah menerima pembayaran uang muka dari Persija Jakarta pada 2006. Ketika itu, Agu telah menerima uang sebesar Rp 186 juta. Agu kabur setelah melihat kondisi rumput Stadion Lebak Bulus yang tidak layak. Ketika itu, Agu justru terbang ke Rusia.

Karena tindakan tidak sportif ini, dokumen transfer Agu berupa International Transfer Certificate (ITC) ditahan oleh PSSI. Dia dicekal. Masalaah ini mereda setelah Agu mengembalikan uang DP sebesar Rp 186 juta. Tapi lima tahun lalu, Agu merapat di Persija. Pada 2013 lalu, Agu sempat memperkuat Persebaya Surabaya.

Di negaranya, Singapura, pemain kelahiran Nigeria ini mendapat hukuman sebesar USD 20 ribu. Pemain yang pernah memperkuat Woodlands Wellington ini mendapat hukuman larangan tampil selama 1 tahun di timnas Singapura. (Rjp/Rco)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini