Sukses

Sulitnya Mencari Susi Susanti Baru Indonesia

Selama audisi, Maria memantau bibit-bibit potensial dari berbagai kota di Indonesia, terutama tunggal putri sebagai penerus Susi Susanti.

Liputan6.com, Kudus - Maria Kristin Yulianti mengungkapkan masih sulit mencari bibit-bibit unggul pebulutangkis di nomor tunggal putri. Setidaknya ini ia rasakan saat jadi anggota tim pencari bakat bersama 13 legenda bulu tangkis Indonesia dalam audisi umum Djarum Beasiswa Bulu Tangkis 2015 yang digelar di sembilan kota.

Selama audisi umum, ia memantau bibit-bibit potensial dari berbagai kota di Indonesia, terutama tunggal putri sebagai penerus Susi Susanti. Namun, hal itu ternyata tidak mudah.

"Kalau lihat, dari putri masih standar, berbeda dengan putra yang sudah kelihatan. Biasanya kalau teknik pukulan sudah bagus, tapi fisiknya masih kurang atau sebaliknya," kata peraih medali perunggu Olimpiade Beijing 2008 di GOR Djarum, Jati, Kudus, Jawa Tengah, Rabu (2/9/2015).

Maria yang kini menjadi pelatih di PB Djarum untuk kelompor usia 13 tahun mengaku tidak mudah melatih para pemain putri yang sudah lolos audisi. "Kalau teknik bisa ditingkatkan, tapi semua tergantung bagaimana kemauan pemain," ucapnya.

"Ada juga yang saat audisi bagus, tetapi setelah masuk klub ini lupa motivasinya, tidak mau capek."

Maria mengaku tahun lalu melatih pemain yang memiliki teknik bagus. Sayang, pemain tersebut tidak memiliki motivasi untuk jadi pebulu tangkis.

"Setiap latihan, dia selalu mencari alasan agar tidak mau mengikuti instruksi saya, seperti lari dan lainnya," cerita Maria. "Setelah saya ancam besok tidak usah latihan lagi, dia baru mau mengikuti instruksi saya."

"Ternyata, dia lebih senang sekolah ketimbang jadi atlet bulu tangkis. Jadi pebulu tangkis merupakan keinginan bapaknya."

Sebagai pelatih, Maria ingin mencetak pemain berkualitas. Namun, hal itu tidak mudah dilakukan. "Melatih itu tidak gampang. Kalau pemain sudah tidak punya tujuan dan target, susah," tuturnya.

"Meski dilatih dengan pelatih hebat, jika pemainnya sudah tidak mempunyai semangat, tujuan, dan target, tetap tidak akan bisa."

"Karena kalau sudah di lapangan, itu semua tergantung pemain. Pelatih hanya sebagai pendamping." (Jnp/Ary)

Baca Juga

5 Transfer "Gagal di Menit Akhir" yang Paling Populer

5 Alasan Martial Bakal Bersinar di Manchester United

Jadwal Pertandingan Grup A Piala Presiden 2015

Melamar Go-Jek, Anang Ma'ruf Tetap Antre Diwawancara

5 Saudara Pesepakbola Terkenal yang Bernasib Sial

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.