Sukses

Sistem Deposit Dongkrak Nilai Jual Piala Presiden

Setidaknya, hingga babak penyisihan grup rampung digelar, nyaris tidak ada kerusuhan berarti dan kontroversi membetot perhatian publik.

Liputan6.com, Jakarta Perhelatan Piala Presiden 2015 berjalan mulus. Setidaknya, hingga babak penyisihan grup rampung digelar, nyaris tidak ada kerusuhan berarti dan kontroversi yang membetot perhatian publik.

Keputusan Mahaka menerapkan sistem deposit guna mencegah kericuhan di pertandingan terbukti efektif. Mereka menahan Rp 200 juta dari total Rp 600 juta yang bakal dikucurkan ke klub atas keikutsertaan di babak penyisihan grup. 

CEO Mahaka Sports and entertainment, Hasani Abdulgani tidak menyangkal sistem tersebut ikut meningkatkan kualitas turnamen. Sebelum turnamen bergulir, Mahaka telah mengultimatum bakal memangkas dana Rp 50 juta bagi tim yang terlibat perkelahian.

"Semoga dianggap Piala Presiden turnamen yang bersih. Tidak hanya pendanaan tapi juga di lapangan," ucap Hasani di sela-sela drawing Perempat Final Piala Presiden 2015 di Hotel Royal Kuningan, Jumat 11 September 2015.

Hasani berharap banyak, terobosan yang dilakukan pihaknya mampu membuat kompetisi di Indonesia memiliki daya jual tinggi. "Sepakbola di Indonesia pasarnya sangat tinggi, tapi imej-nya rendah," sambung Hasani. "Yang dirindukan malah menjadi barang busuk. Imej turun karena fans sendiri, misalnya bertengkar di lapangan atau wasit yang diserang."

Dia menyatakan, kualitas Piala Presiden ikut dibarengi dengan kepemimpinan wasit yang berintegritas. Dia menjamin, seluruh pertandingan dari babak penyisihan grup terbebas dari skandal pengaturan skor dan intimidasi terhadap sang pengadil. "Dari pandangan kami, tidak ada wasit yang dibeli. Dan sudah seharusnya, pemain dewasa begitu juga pengurus."

Minimnya masalah yang terjadi tidak lepas dari sikap profesional Mahaka yang bersikap profesional. Terutama dalam membayarkan hak pemain dan klub. Menurut Hasani, Senin 14 September 2015 mendatang pihaknya bakal membayar lunas match-fee. "Tentu tidak akan 200 juta kalau tim itu dapat kartu merah atau kuning," (Rjp/Rco)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini