Sukses

Agum: FIFA Tetap Akui KLB PSSI di Surabaya

FIFA dan AFC hari ini juga bertemu Presiden Jokowi.

Liputan6.com, Jakarta - FIFA dan AFC tetap mengakui hasil Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI di Surabaya, Jawa Timur, usai berkunjung ke kantor induk organisasi sepak bola Tanah Air itu di Jakarta, Senin (2/11/2015). FIFA juga berencana menyatakan hal tersebut kepada Presiden Republik Indonesia Joko Widodo dalam pertemuan yang juga digelar hari ini.

Suasana pertemuan FIFA dan PSSI berlangsung santai. Para perwakilan tampak saling bertegur sapa dan melempar senyum sebelum masuk ke ruang pertemuan.

Baca Juga

  • Marquez Merasa Dilecehkan 2 Jurnalis Italia
  • Baru Nikah 4 Bulan, Eks Pemain MU Dicampakkan Penari Seksi
  • Chelsea Pecat Mourinho di Ruang Ganti?

Di akhir pertemuan tampak keakraban di antara kedua belah pihak. PSSI, AFC, dan FIFA menyempatkan diri berfoto bersama di lobi kantor PSSI. Para pengurus PSSI juga mengantar perwakilan FIFA dan AFC sampai mereka naik mobil yang akan menuju Istana Negara.

Ketua Dewan Kehormatan PSSI, Agum Gumelar, ikut dalam pertemuan PSSI dengan perwakilan AFC dan FIFA di Kantor PSSI. Agum mengungkapkan, FIFA berencana bakal menjelaskan kepada Presiden Jokowi bahwa pemerintah mesti menghormati Statuta FIFA.

"FIFA tetap mengakui hasil KLB PSSI di Surabaya pada 18 April 2015. FIFA akan jelaskan itu ke presiden bahwa pemerintah harus berpegangan pada statuta. PSSI sudah melaporkan hal itu," kata Agum kepada wartawan usai pertemuan di Kantor PSSI, Jakarta, Senin (2/11/2015).

"Kita juga jelaskan, PSSI kesulitan untuk menggelar kegiatan baik di level senior maupun grassroot, karena mesti meminta rekomendasi dari Tim Transisi bentukan Kemenpora," sambungnya.

Akan tetapi, bila pertemuan FIFA dan AFC dengan Presiden Jokowi tidak juga menemukan solusi, PSSI mengaku takut akan satu hal. Menurut Agum, sanksi FIFA untuk Indonesia bisa hanya dicabut lebih lama jika pemerintah Indonesia dan FIFA tidak mencapai kata sepakat.

"Kalau sekarang tidak ada solusi dari pemerintah, takutnya sanksi kita dibawa ke Kongres Tahunan FIFA. Kalau sudah begitu, sanksi cuma bisa dicabut setahun sekali, yang berarti Indonesia akan lebih lama terkena sanksi FIFA," beber mantan Ketum PSSI ini. (Win/Rco)*

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini