Sukses

5 Bintang Ini Kariernya Rusak di Madrid

Liputan6.com, Madrid - Nama besar Real Madrid ternyata bukan jaminan bagi setiap pemain untuk bersinar. Memang banyak pemain yang namanya mencuat saat mengenakan seragam Los Blancos.

Namun, tidak sedikit dari mereka yang kariernya justru meredup saat diboyong ke Santiago Bernabeu, markas Madrid. Padahal di klub sebelumnya, pemain-pemain ini berstatus bintang.

Baca Juga

  • Belum Gabung, City Sudah Siapkan Suksesor Guardiola
  • Diego Costa Gagalkan Kemenangan MU
  • Guardiola Diprediksi Sulit Boyong Pemain Bintang ke City

Harga transfer selangit dan nama besar pemain sama sekali tak jadi jaminan sukses di Madrid. Banyak faktor lain yang ikut menentukan.

Masalah cedera dan tak cocok dengan sistem permainan yang dikembangkan menjadi penyebab redupnya karier mereka. Namun, ada juga masalah nonteknis yang  mengganggu, seperti tak cocok dengan pelatih atau gaya hidup sang pemain sendiri.

Siapa saja mereka? Berikut lima bintang lapangan hijau yang kariernya rusak  bersama Madrid:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Thomas Gravesen

Thomas Gravesen (kiri) (AFP/Javier Soriano)
5. Thomas Gravesen


Nama Thomas Gravesen sempat menjulang bersama Everton. Pada periode 2000-2005, pria asal Denmark ini jadi idola publik Goodison Park, yakni sebagai gelandang jangkar di lini tengah The Toffees.

Pada awal musim 2005/06 dia direkrut Real Madrid untuk mengisi kekosongan lini tengah yang ditinggalkan Claudio Makelele. Namun, Gravesen gagal bersinar di Madrid.

Sempat mencetak gol di debutnya saat Madrid menang 4-0 atas Espanyol, tapi gaya Gravesen dianggap tak cocok. Apalagi saat kursi kepelatihan Madrid jatuh ke tangan Fabio Capello.

Hanya semusim, Gravesen kemudian dilepas ke Celtic. Dia sempat kembali ke  Everton dengan status pinjaman, sebelumnya pensiun pada 2009.

3 dari 6 halaman

Jonathan Woodgate

Jonathan Woodgate
4. Jonathan Woodgate


Saat Madrid mengeluarkan 13,4 juta pound sterling (sekitar Rp 264 miliar) untuk memboyong Jonathan Woodgate pada 2004, banyak orang mengernyitkan dahi. Harga itu dianggap tak layak untuk eks pemain Newcastle United ini. Pasalnya, ketika itu Woodgate juga tengah bermasalah dengan cedera.

Benar saja. Woodgate yang sempat bersinar bersama Leeds United dan Newcastle gagal menunjukkan kemampuan terbaiknya di Bernabeu. Selain masalah cedera, gaya hidup Woodgate yang suka dugem menjadi kritik media Spanyol.

Pahitnya, Woodgate membuat gol bunuh diri dan mendapat kartu merah di debutnya bersama Madrid saat melawan Bilbao. Nyaris tiga tahun membela  Madrid, Woodgate hanya bermain di sembilan laga.

Setelah itu karier Woodgate benar-benar tenggelam. Dia sempat dipinjamkan  ke Middlesbrough, sebelum bergabung dengan Tottenham Hotspur dan Stoke  City.

4 dari 6 halaman

Antonio Cassano

Antonio Cassano (AFP/Philippe Desmazes)
3. Antonio Cassano

Antonio Cassano sempat disebut-sebut sebagai salah satu penyerang terbaik di Italia. Kariernya menjulang saat AS Roma merekrutnya dari AS Bari.

Cassano lalu direkrut Madrid bursa transfer musim dingin 2006. Dia sempat mencetak gol di debutnya lawan Real Betis di ajang Piala Super Spanyol.

Namun, setelah itu lebih banyak cerita kontroversial menyertai kiprah Cassano di Madrid. Salah satunya, dia kerap berfriksi dengan pelatih Fabio Cappelo, yang juga berasal dari Italia.

Cassano juga sering dikecam presiden klub, Ramon Calderon. Karena jarang main, di Madrid Cassano juga mengalami kelebihan berat badan.

Hebatnya, karier Cassano kinclong lagi saat kembali ke Italia. Dia sukses membawa Milan meraih scudetto 2010/11 dan hingga kini masih merumput  bersama Sampdoria.

5 dari 6 halaman

Emerson

Emerson (101greatgoals)

2. Emerson
Emerson sempat meraih prestasi terbaik saat membawa AS Roma juara Serie A  2000/01. Dia juga sukses besar saat direkrut Juventus.

Namun, begitu bergabung dengan Madrid, usai Juventus terlibat kasus Calciopoli pada 2006, nama Emerson langsung pudar. Dia memang ikut jadi bagian skuat yang memenangkan La Liga 2006/07. Namun, peran Emerson tak terlalu kentara.

Di Madrid dia hanya bertahan semusim. Emerson lalu kembali ke Italia dan  bergabung dengan AC Milan. Transfernya hanya 5 juta pound sterling, jauh  dibanding saat Madrid memboyongnya 16 juta pound sterling.

Di Milan, Emerson sempat mencicipi gelar Piala Dunia Klub. Dia lalu pulang kampung ke Brasil dan pensiun di Santos tahun 2009.

6 dari 6 halaman

Ricardo Kaka

Ricardo Kaka (AFP/Dani Pozo)

1. Ricardo Kaka
Saat masih berseragam AC Milan (2003-2009), Ricardo Kaka nyaris telah  memenangkan segalanya, termasuk scudetto dan Liga Champions. Namun peruntungannya berubah saat menerima pinangan Madrid pada 2009.

Dengan transfer 60 juta pound sterling, Kaka gagal memenuhi ekspektasi banyak orang. Selain masalah cedera, hubungan Kaka dengan Jose Mourinho, pelatih Madrid ketika itu, juga tak terlalu bagus.

Tiga musim membela Madrid, Kaka lebih banyak duduk di bangku cadangan. Gaya permainannya pun dianggap tak cocok dengan sistem yang dikembangkan Mourinho.

Kaka akhirnya kembali ke Milan. Namun, hanya semusim, 2013/14, sebelum dilego klub Liga Amerika Serikat, Orlando City. Dari Orlando, Kaka dipinjamkan ke klub lamanya di Brasil, Sao Paulo.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini