Sukses

Celoteh Ranieri Permainkan Emosi Skuat Leicester

Liputan6.com, Leicester - Manajer Leicester City Claudio Ranieri meminta para pemain untuk punya mental nekat seperti musim lalu dan menyangkal bahwa dirinya adalah pelatih pilihan ke-24 sebelum menduduki jabatan manajer di klub.

Baca Juga

  • Liga Inggris Pekan Ini Sisakan 6 Pelajaran Berharga
  • 6 Fakta Menarik Tercipta dalam Duel Chelsea Vs Manchester United
  • 10 Fakta Aneh Super Bowl: Aksi Mesum di Ruang Publik Meningkat

Mantan pelatih Juventus, AS Roma, dan Inter Milan tersebut telah mengubah Leicester secara luar biasa. The Foxes adalah juara divisi Championship musim 2013/14 yang finis di peringkat 14 musim lalu. Klub ini pernah memecat beberapa pemainnya gara-gara video seks berbau rasis ketika tur musim panas di Thailand tahun lalu.

Dalam sebuah wawancara dengan radio Italia, Radio Anch’io Lo Sport, seperti yang dilansir dari Football Italia, Senin (8/2/2016) malam, Ranieri memberi kebebasan pada striker Jamie Vardy untuk 'meledakkan' kemampuannya.

"Apa saya pilihan ke-24 musim panas lalu? Saya tidak perpikir itu benar, tapi di sini, di Inggris, memang keadaannya begitu (gampang memecat atau mengganti manajer)," tutur Ranieri.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bakar Semangat Pemain

Vardy dan kawan-kawan baru saja membungkam Manchester City 3-1, pada Sabtu (6/2) akhir pekan lalu. Hasil tersebut makin memperkokoh posisi mereka sebagai pemuncak klasemen sementara di Liga Premier Inggris, sebuah fenomena yang langka sebagai tim perusak kekuatan tim-tim besar.

"Semua orang mengumpulkan daftar nama pelatih dan kemudian memangkasnya sampai bawah dua atau tiga sebelum mewawancarai mereka hingga memilih yang terbaik. Saya berbicara tentang ide-ide saya dan jelas saya telah meyakinkan mereka (manajemen klub)," tutur manajer 64 tahun tersebut.

Ranieri mengatakan tekad untuk menang para pemainnya dibentuk dengan cara membayangkan beberapa pertandingan terakhir di liga pada musim lalu. Bedanya, taktik permainan mereka sudah berbeda.

"Dengan sistem permainan yang berbeda, mereka memberikan segalanya. Saya sadar sesuatu harus diubah, tapi secara bertahap. Saya mengatakan kepada pemain saya kalau saya selalu ingin melihat mereka 'putus asa', seperti kondisi mereka di akhir musim lalu. Dan perlahan tapi pasti mereka sudah meraih kepercayaan diri," katanya lagi.

3 dari 3 halaman

Leicester Harus Juara

Leicester bisa saja terpeleset di akhir musim karena pekerjaan rumah mereka masih banyak. The Foxes masih harus melawan tim kuat seperti Arsenal, Manchester United, hingga Chelsea di pekan ke-38 Liga Premier.

"Musim Leicester? Kami melakukannya dengan baik meski tim lain menempel ketat. Saya katakan pada para pemain: (juara) tahun ini atau tidak sama sekali," tutur Ranieri.

Dalam 10 laga terakhir The Foxes di Liga Premier, mereka hanya menelan kekalahan sekali. Ranieri mengatakan betapa para pemainnya benar-benar menginginkan kemenangan di tiap pertandingan.

"Vardy mencetak gol di divisi yang lebih rendah. Empat tahun lalu Leicester membelinya dengan 1 juta pound sterling dan ini tampak seperti kegilaan. Tahun ini saya sudah meninggalkan dia dengan kebebasan untuk meledak, sama seperti saya sudah mencoba untuk membatasi kecerobohan kami," tuturnya mengakhiri.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini