Sukses

5 Klub dengan Tim Pemandu Bakat Terbaik

Peran pemandu bakat juga menjadi kunci sukses seperti yang terlihat pada Leicester City.

Liputan6.com, Jakarta - Prestasi yang didapat oleh klub sepak bola ternyata tidak hanya karena manajer atau tim semata. Belakangan, peran pemandu bakat juga menjadi kunci sukses. Seperti yang terlihat pada Leicester City.

Meski tanpa deretan pemain hebat, The Foxes mampu menjadi pemuncak klasemen Liga Inggris untuk sementara. Mereka mampu menyisihkan Manchester City, MU, Arsenal, dan Chelsea yang dikenal royal mengeluarkan uang untuk belanja pemain.

Baca Juga

  • Ketika Hazard Kembalikan Ingatan Fans Amnesia Chelsea
  • Pakai Kokain, Eks Bomber Mitra Kukar Lolos dari Hukuman Penjara
  • Klopp Butuh Waktu Datangkan Prestasi Untuk Liverpool


Tak heran Arsenal bergerak cepat menyikapi tren ini. Mereka langsung membajak pemandu bakat Leicester, Ben Wrriglesworth yang menemukan talenta Riyad Mahrez, Jamie Vardy, dan N'Golo Kante. Lalu klub mana sajakah yang juga punya tim pemandu bakat hebat, berikut ulasannya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Leicester City

Performa Leicester yang menguasai puncak klasemen Liga Inggris memang di luar dugaan. Maklum tidak ada deretan pemain hebat yang ada dalam tim yang diasuh Claudio Ranieri ini.

Siapa yang mengenal N'Golo Kante, Riyad Mahrez, atau Jamie Vardy sebelumnya? Faktanya, tiga pemain ini menjadi kunci bagi kebangkitan Leicester musim 2015/16.

Hebatnya, ketiga pemain itu ditemukan dua pemandu bakat Leicester, Ben Wrigglesworth dan Steve Walsh. Leicester hanya mengeluarkan dana 7 juta pound bagi tiga pilar tim tersebut.

Saat ini pemandu bakat menggunakan data statistik dan rekaman video untuk mencari pemain. Jika dinilai ada pemain yang cocok maka mereka baru menyaksikan penampilan pemain secara langsung sebelum direkomendasikan pada tim pelatih.

3 dari 6 halaman

2. Shakhtar Donetsk

Shakhtar Donetsk merupakan contoh lain klub yang punya pemandu bakat hebat. Mereka mampu mengubah pemain yang sebelumnya tidak terpantau klub besar menjadi pemain mahal.

Tim pemandu bakat Shakhtar memang memfokuskan pencariannya di Brasil sama seperti klub besar lain. Bedanya, mereka mencari pemain berbakat di area-area pinggiran yang tidak terjamah oleh pemandu bakat tim besar.

Douglas Costa menjadi salah satu contoh suksesnya. Kepindahannya ke Bayern Muenchen memberikan keuntungan bagi Shahktar hingga 24 juta euro.

Demikian juga pemain yang baru pindah ke Liga Tiongkok, Alex Teixeira. Shakhtar hanya membelinya dengan harga 6 juta euro ketika Teixeira berusia 19 tahun. Sekarang ia laku hingga 38 juta euro.

4 dari 6 halaman

3. Borussia Dortmund

Pada awal 2000-an, Dortmund sempat mengalami kesulitan keuangan dan terancam bangkrut. Mereka terjebak dalam situasi ini karena terlalu sering membeli pemain asing dengan harga mahal.

Namun kedatangan Jurgen Klopp pada 2008 mengubah segalanya. Dengan bantuan tim pemandu bakat yang hebat, mereka fokus mencari bibit pemain Jerman di akademi atau klub-klub yang lebih rendah divisinya.

Perubahan kebijakan itu tidak sia-sia, dari hasil penjualan beberapa pemain seperti Nuri Sahin dan Mario Gotze keuangan klub kembali stabil. Bahkan Gotze yang dibeli dari Akademi Eintracht Hombruch dijual ke Bayern Muenchen dengan harga 37 juta euro.

Salah satu pemain lain yang punya potensi menjadi sumber keuangan klub adalah Pierre Emerick-Aubameyang. Dibeli dengan harga 11 juta euro dari St Etienne, kini Aubameyang ditaksir punya harga 50 juta euro.

5 dari 6 halaman

4. Southampton

Sama seperti Dortmund, Southampton juga merupakan tim yang mengandalkan darah muda karena keterbatasan finansial. Namun keterbatasan dana inilah yang membuat The Saints menjelma menjadi klub pemasok pemain mahal.

Hal ini tidak lepas dari kepiawaian tim pemandu bakat di level remaja. Mereka sukses merekrut Adam Lallana, Gareth Bale, dan Theo Walcott sebelum dijual dengan harga yang fantastis.

Pemain lain, yakni Rickie Lambert juga ditemukan oleh tim pemandu bakat Sunderland dari klub kecil, Bristol Rovers. Dibeli dengan harga 1 juta pounds, Soton melepasnya ke Liverpool dengan harga 4 juta pounds pada 2014.

Temuan lain yang dinilai sukses adalah Sadio Mane dan Graziano Pelle. Keduanya luput dari pengamatan tim pemandu bakat klub-klub besar karena hanya bermain di Feyenoord dan Red Bull Salzburg.

6 dari 6 halaman

5. Atletico Madrid

Atletico Madrid juga tercatat sebagai klub dengan tim pemandu bakat terbaik. Menariknya, tim pemandu bakat Atletico spesialis mencari bibit penyerang.

Dalam beberapa musim terakhir kiprah penyerang Atletico memang layak jadi sorotan. Mulai dari Fernando Torres, Sergio Aguero, Diego Costa, dan Radamel Falcao merupakan striker yang ditakuti pertahanan lawan.

Selain itu pemandu bakat Atletico juga berjasa mendatangkan kapten Diego Godin. Meski tidak punya prestasi apa pun, tim pemandu bakat yakin Godin punya potensi menjadi pemimpin di lapangan yang terbukti benar.

Satu-satunya kesalahan tim pemandu bakat adalah pada musim panas lalu. Mereka membeli Jackson Martinez yang akhirnya gagal bersinar. Beruntung Martinez mendatangkan keuntungan hingga 7 juta euro setelah dijual ke Guangzhou Evergrande awal bulan lalu. (Adyaksa Vidi)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini