Sukses

Ali Dia: Kisah Penyerang Terburuk Dunia

Karena nama besar George Weah, Souness mengambil risiko mengontrak Ali Dia.

Liputan6.com, Jakarta - November 1996... Graeme Souness tengah mempersiapkan latihan tim asuhannya saat telepon di markas Southampton, Milton Road, berdering. "Halo..saya George Weah...," terdengar suara berat di seberang sana, saat Souness mengangkat gagang telepon.

Pelatih Southampton itu sempat tertegun sekejap, sebelum akhirnya membalas sapaan sang legenda sepak bola Afrika. Pembicaraan pun berlangsung cair, hangat. "George Weah" dalam pembicaraan itu merekomendasikan "sepupunya" yang berasal dari Senegal. Ali Dia namanya. "Weah" menyebutnya sebagai penyerang berbakat di Afrika.

Baca Juga

  • Pesta Gol Barcelona, Pesta Assist Messi
  • Wenger Cemas dengan Teror Duet Striker Watford
  • Clean Sheet Buffon Kini Samai Durasi 7 Seri Film Star Wars

Ali Dia, kata "Weah" pernah membela klub elite Prancis, Paris Saint Germain (PSG). "Weah" juga menuturkan bahwa Ali Dia pernah 13 kali membela tim nasional Senegal. "Weah" pun meminta Souness memberi Ali Dia kesempatan untuk uji coba alias trial.

Hebatnya, Souness seperti terhipnotis. Mantan bintang Liverpool itu pun memberi Ali Dia kontrak selama satu bulan. Keterbatasan informasi saat itu dan nama besar George Weah membuat Souness berani mengambil risiko mengontrak Ali Dia, yang sama sekali tak pernah dia lihat kemampuannya.

Maklum, ketika itu nama George Weah memang tengah menjulang. Pemain asal Liberia itu baru memenangkan Serie A bersama AC Milan. Sebelumnya, dia juga menoreh sukses besar di Prancis bersama PSG.

Souness tidak tahu, yang menelepon dia sesungguhnya bukanlah George Weah. Melainkan kawan Ali Dia. Jelas, Souness terjebak. Sialnya, Ali Dia pun menangkap peluang itu dengan suka cita.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Bahan Tertawaan

Tanpa pikir panjang, Ali Dia terbang ke Inggris menjemput mimpinya sebagai bintang Liga Primer. Maka, yang terjadi akhirnya pun bisa ditebak. Ali Dia malah jadi bahan tertawaan dan hujatan suporter Southampton.

Di hari pertama latihan saja, sebenarnya para pemain Southampton sudah melihat gelagat kebohongan Ali Dia. Sang bintang baru, ternyata sama sekali tak mengerti cara bermain bola yang benar. Mereka pun tak ingin pemain seperti Ali Dia memperkuat Southampton.


Penampilannya benar-benar buruk. Dia menggantikan saya. Tapi, dia tak tahu posisi mana yang harus dia mainkan. Rasanya dia tidak bisa bermain bola.
Matthew Le Tissier

Kebohongan Ali Dia akhirnya benar-benar terbongkar, saat dia diturunkan dalam laga lawan Leeds United, 23 November 1996. Ketika itu, kebetulan, banyak sekali pemain Southampton yang cedera, sehingga Souness memasukkan nama Ali Dia dalam list cadangan.

Pada menit ke-32, penyerang bintang Southampton, Matthew Le Tissier, cedera. Souness tak punya pilihan selain menurunkan Ali Dia menggantikan Le Tissier. Dan, ini menjadi laga pertama sekaligus terakhir Ali Dia membela Southampton.

Penampilan Ali Dia benar-benar mengecewakan. Dia hanya berlari ke sana ke mari, tanpa tahu apa yang harus dilakukan di lapangan. Tak pelak, suporter pun mencemoohnya. Souness geram. Dua puluh dua menit kemudian dia kembali menarik Ali Dia.

"Penampilannya benar-benar buruk. Dia menggantikan saya. Tapi, dia tak tahu posisi mana yang harus dia mainkan," ujar Le Tissier. "Rasanya dia tidak bisa bermain bola."

3 dari 3 halaman

Hengkang ke Klub Amatir

Tak menunggu lama, keesokan harinya, Souness langsung memecatnya. Ali Dia kemudian bergabung dengan klub lokal, amatir, non-liga, Gateshead. Di klub ini, dia sempat tampil delapan kali dan mencetak dua gol.

Kisah Ali Dia ini sempat ramai jadi pembicaraan. Dia jadi pemain yang selalu masuk dalam daftar penyerang terburuk dan rekrutan terburuk. Bahkan, oleh The Times, Ali Dia ditempatkan di urutan pertama dalam daftar "50 Pemain Terburuk di Dunia".

Kini, tidak diketahui keberadaan Ali Dia. Namun, oleh suporter Southampton, namanya akan selalu dikenang, dalam konotasi buruk, tentunya. Bahkan, namanya masih sering diteriakkan suporter Southampton untuk mengingat kebohongannya. “Ali Dia, is a liar, is a liar” alias "Ali Dia adalah pembohong, pembohong".

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini