Sukses

Akhir Cerita Piala Gubernur Kaltim dan Dilema Ponaryo

Pusamania Borneo FC (PBFC) sukses menjuarai Piala Gubernur Kalimanta Timur (Kaltim) 2016.

Liputan6.com, Samarinda - Pusamania Borneo FC (PBFC) sukses menjuarai Piala Gubernur Kalimantan Timur (Kaltim) 2016. Pesut Eta --julukan PBFC-- mengalahkan Madura United dengan skor 1-0 di Stadion Palaran, Samarinda, Minggu malam WIB, 13 Maret 2016.

Gol tunggal Pesut Etam dicetak oleh Ponaryo Astaman pada menit ke-98. Sepakan kaki kanannya usai mengeksekusi tendangan bebas mengecoh penjaga gawang Madura United, Hery.

Baca Juga

  • Rossi: Tahun Ini Saya Sulit Dikalahkan
  • Barcelona Perpanjang Kontrak Lionel Messi
  • Rossi Gabung Manor, Manajer Rio Haryanto Angkat Bicara

 

Kemenangan ini membuat PBFC berhak membawa pulang uang Rp 1,5 miliar. Sedangkan MU yang berada di posisi kedua Piala Gubernur Kaltim mengantongi Rp 1 Miliar. Sementara Arema Cronus yang berada di posisi ketiga berhak mendapatkan hadiah sebesar Rp 500 juta.

Partai puncak Piala Gubernur Kaltim juga menyisakan sejumlah cerita menarik. Salah satunya terkait, kisah pahlawan PBFC, Ponaryo Astaman. Selain dramatis lewat gol tunggalnya di masa injury time, awal kehadiran Ponaryo di tim Pesut Etam sebenarnya terbilang dilematis. 

Seperti diketahui, Ponaryo merupakan Ketua Asosiasi Pesepak Bola Profesional Indonesia (APPI). Gerah dengan situasi persepakbolaan yang tak menentu, APPI sempat mengeluarkan sikap menolak berbagai bentuk turnamen yang bersifat sementara. Ponaryo dan APPI menginginkan kompetisi.

Pusamania Borneo FC berhasil menjuarai Piala Gubernur Kaltim usai mengalahkan Madura United 1-0 di Stadion Palaran, Samarinda, Minggu (13/3/2016). (Instagram Borneo FC)

Namun saat Piala Gubernur Kaltim bergulir, Ponaryo ternyata ikut ambil bagian. Mantan kapten timnas tersebut bahkan berhasil menjadi pahlawan bagi kemenangan Pesut Etam di turnamen ini.

Kemenangan atas MU menjadi trofi kedua bagi PBFC. Sebelumnya, Pesut Etam juga pernah mengangkat trofi juara saat tampil di pentas Divisi Utama pada tahun 2014. Kemenangan atas MU juga menjadi tiket gratis bagi PBFC untuk tampil di Piala Bhayangkara 2016. Pesut Etam bakal bergabung dengan Grup A bersama Persib Bandung, PS TNI, Mitra Kukar, dan Sriwijaya FC.

Ponaryo Astaman bersama Bambang Pamungkas hadir saat APPI meminta turnamen segera dihentikan dan diganti dengan kompetisi.

Sementara itu, Piala Gubernur Kaltim juga membawa hoki bagi dua amunisi asing, Tarik Boschetti dan Edilson Tavares. Kedua jebolan Liga Serie A Brasil itu langsung mengangkat trofi bersama PBFC. Sebelumnya, Boschetti bermain untuk tim Atletico Paranaense dan Tavares di Palmeiras.

Selain keluar sebagai juara, PBFC juga panen gelar individu. Setidaknya dua gelar individu berhasil disabet pemain-pemain Pesut Etam. Salah satunya adalah pemain muda terbaik yang jatuh ke Arphani. Sedangkan pemain PBFC lainnya, Terens Owang Puhiri dinobatkan jadi pemain terbaik.

Namun ada yang unik dari gelar yang diberikan kepada kedua pemain ini. Sebab, Arphani yang menjadi pemain muda terbaik, usianya ternyata justru lebih tua dari Terens Owang. Arphani saat menerima gelar tersebut berumur 21 tahun, sedangkan Terens baru berusia 19 tahun.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.