Sukses

GP Bahrain: 5 Pembalap Rival Berat Rio Haryanto

Mereka adalah pembalap yang paling berpotensi menjadi pesaing Rio Haryanto.

Liputan6.com, Jakarta Rio Haryanto, pembalap Manor Racing kebanggaan Indonesia, berharap meraih hasil lebih baik pada GP Bahrain 2016. Namun, Rio harus mewaspadai beberapa pembalap yang bisa menjadi rivalnya.

Hasil yang lebih baik adalah target utama Rio saat melakoni balapan GP Bahrain 2016, 3 April 2016.Rio tak ingin mendapatkan hasil yang mengecewakan seperti pada GP Australia 2016.

Baca Juga

  • 5 Fakta Menarik Jelang Semifinal Arema Vs Sriwijaya FC
  • Formula 1: Menuju GP Bahrain, Tim Rio Haryanto Benahi Ban
  • Di Bahrain, Tim Rio Haryanto Bisa Lebih Kompetitif

Seri perdana F1 yang juga menjadi momen debutnya itu gagal dimaksimalkan Rio untuk unjuk gigi. Pembalap kelahiran Surakarta itu terpaksa keluar dari balapan di lap 17.

Kini, fokus Rio sudah dialihkan pada GP Bahrain. Namun, Rio juga dipastikan akan mendapatkan perlawanan sengit dari beberapa pembalap. Liputan6.com coba merangkum lima pembalap yang berpotensi menjadi pesaing utama Rio Haryanto dalam mengejar zona poin. Berikut detailnya:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Jolyon Palmer

Seperti Rio Haryanto, Palmer adalah pembalap debutan di F1 2016. Ia adalah pembalap tim Renault Sport. Palmer tercatat sebagai putra mantan pembalap F1 Jonathan Palmer.

Sejak dulu, pria kelahiran 20 Januari 1991 itu memang sudah turun di beberapa kompetisi balapan. Mulai dari T Cars, Formula Palmer Audi, FIA Formula Two, hingga berkarier di GP2 Series pada 2011-2014.

Artinya, Palmer memang sudah menjadi salah satu pesaing Rio sejak 2012. Itu adalah saat di mana Rio mulai balapan di GP2 Series. Nama Palmer muncul ke permukaan setelah memenangi GP2 Series 2014.

Palmer akhirnya meninggalkan GP2 Series setelah dikontrak menjadi test driver Lotus di musim 2015. Namun, ia baru mencicipi debutnya pada GP Australia 2016. Ia mendapatkan hasil bagus pada debutnya, yakni finis di urutan 11.

3 dari 6 halaman

2. Felipe Nasr

Meski baru berusia 23, Nasr termasuk pembalap yang disegani di lintasan F1. Tak percuma Sauber memutuskan untuk mengontraknya sebagai pembalap utama sejak musim 2015.

Nasr pun sempat mencicipi petualangan di GP2 Series pada 2012-2013. Catatan terbaiknya adalah finis di urutan 3 klasemen pembalap musim 2014.

Mulai 2014, juara Formula BMW Europe 2009 dan British Formula 3 2011 itu dijadikan sebagai test driver tim Williams. Namun, debutnya justru didapat bersama Sauber pada 2015. Meski menjalani musim perdana, rapor Nasri cukup bagus di musim 2015.

Ia finis di urutan 13 klasemen pembalap setelah menghasilkan 27 poin dari 21 seri. Catatan terbaiknya adalah saat finis di posisi 5 GP Australia. Namun, ia malah finis di urutan 15 pada GP Australia 2016.

4 dari 6 halaman

3. Marcus Ericsson

Ericsson adalah salah satu pembalap papan bawah F1. Setelah mengecap petualangan di GP2 Series 2010-2013, Ericsson resmi membela tim Caterham di F1 2014.

Sayang, musim perdananya dilewati dengan hasil yang cukup buruk. Lima kali gagal finis dan tak pernah masuk 10 besar, Caterham pun menutup musim tanpa meraih poin.

Performanya sedikit membaik di musim 2015. Keputusannya hijrah ke Sauber berbuah hasil positif. Setidaknya, pembalap asal Swedia itu bisa merangkai 9 poin. Namun, ia tetap hanya bisa duduk di peringkat 18 klasemen akhir pembalap.

Pada GP Australia 2016, Ericsson menjadi salah satu pembalap yang gagal mencapai garis finis. Ericsson terhenti saat baru melahap 38 dari total 57 lap di Sirkuit Albert Park.

5 dari 6 halaman

4. Kevin Magnussen

Sejatinya, Magnussen memiliki bakat hebat di lintasan F1. Ketika tengah menjalani musim perdananya di F1 2014, ia sukses finis di urutan 11 klasemen akhir pembalap.

Itu berkat kesuksesannya meraih 55 poin. Catatan terbaiknya adalah saat menjadi runner up GP Australia 2011. Anehnya, McLaren malah menjadikan Magnussen sebagai pembalap cadangan di musim 2015.

Itu yang membuat Magnussen memutuskan hengkang ke Renault Sport untuk musim 2016. Ketika melakoni GP Australia 2016, hasil yang didapat terbilang lumayan. Ia finis di urutan 12 di belakang Jolyon Palmer.

Kini, Magnussen berharap bisa mencapai garis finis di Bahrain untuk kali pertama. Balapan Magnussen di Bahrain sebelumnya diakhiri dengan kegagalan menyentuh garis finis. Pada GP Bahrain 2014, Ericsson terhenti di lap 33.

6 dari 6 halaman

5. Pascal Wehrlein

Tentu saja, Wehrlein adalah pembalap utama yang harus diwaspadai Rio di Bahrain. Tak hanya sebagai rekan setim, Wehrlein adalah pembalap yang paling realistis dijadikan Rio sebagai rival.

Saat ini nama Wehrlein sedikit lebih bersinar ketimbang Rio. Itu berkat kesuksesannya menorehkan hasil lumayan pada debutnya di Australia. Saat banyak pembalap yang lebih berpengalaman berguguran, Wehrlein finis di urutan 16.

Kepercayaan diri Wehrlein tentu sedang meninggi. Karenanya, Rio harus mencari cara agar bisa finis di depan Wehrlein. Untung, Rio punya sedikit keunggulan karena mengenal Bahrain International Circuit.

Bahkan, Rio sempat menorehkan tinta emas di sana. Tepatnya di musim 2015 saat Rio masih berjibaku di GP2 Series bersama Campos Racing. Pada hari pertama di kategori Feature Race, Rio mampu menempati posisi runner up. Hari selanjutnya pada kategori Sprint Race, Rio jadi yang tercepat.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini