Sukses

Dinda, Pemanah Cantik Indonesia yang Kalahkan Ibu Sendiri

Karena kecantikannya, Dinda mendapat tawaran akting dan bintang iklan.

Liputan6.com, Jakarta - Nama Dellie Threesyadinda mungkin masih jarang terdengar di telinga. Namun, patut diketahui bahwa wanita cantik yang lebih akrab disapa Dinda ini adalah pemanah andalan Indonesia.

Bicara olahraga panahan, sosok pemanah asal Jawa Timur ini termasuk familiar di Tanah Air. Itu karena ia mampu merangkai berbagai prestasi nomor compound perseorangan maupun beregu nasional dan internasional sejak usia muda.

Baca Juga

  • Soal Negosiasi dengan Mourinho, PSG Salip MU
  • Kumpulkan Dana Lewat SMS, Rio Haryanto Disindir Media Luar Negeri
  • Vidal Minta Sanchez Tinggalkan Arsenal dan Gabung Muenchen

Di event nasional, ia sudah menjadi andalan Jatim sejak di PON XVI-2004. Saat itu, di usia 14 tahun, ia sukses mempersembahkan 3 emas dan 3 perunggu buat Jatim.

Di event internasional, ia mewakili Indonesia sejak SEA Games XXV-2007. Dari Thailand saat itu, ia membawa oleh-oleh berupa 2 perak. Di Asian Grand Prix 2007 Iran dan Piala Dunia Panahan 2007, dara yang sedang menimba ilmu di Fakultas Hukum Unair Surabaya ini sukses merengkuh perak dan perunggu beregu putri.

"Awalnya dari orangtua karena mereka juga pemanah. Kakek dan nenek juga. Saat masih 5 tahun, aku sering diajak ke lapangan. Usia 7 tahun, aku sudah ikut kompetisi. Pra Junior di Bojonegoro 1997. Aku sukses meraih emas. Dari situ aku punya keinginan untuk dapat medali lagi," kata Dinda kepada Liputan6.com.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Setia dengan Panahan

Dengan olahraga lain, wanita kelahiran 12 Mei 1990 ini juga sempat mencoba. Mulai dari menembak hingga golf. Namun, itu hanya sebatas rasa penasaran Dinda saja. Hingga kini, Dinda masih setia dengan panahan.

Dinda pun sempat mengalami momen unik yang membahagiakan. Ia sempat melawan ibu kandungnya, Lilies Handayani, dalam final sebuah kejuaraan internasional pada 2007.

"Saat itu mama yang menang. Tapi, selisihnya hanya sedikit. Bukan karena mengalah, tapi mama memang lebih jago. Namun, aku juga sempat beberapa kali mengalahkan mama meski bukan dalam laga final," ujar Dinda.

Banyak pihak yang menyebut memanah sebagai olahraga mahal. Dinda tak setuju dengan anggapan itu. Menurutnya, memanah adalah olahraga yang bisa dilakukan masyarakat pada umumnya.

3 dari 3 halaman

Panahan Bukan Olahraga Mahal

"Dulu mungkin iya sebelum ada terobosan terbaru, itu memang mahal. Tapi, papa saya menemukan cara untuk membuat sendiri busur dengan paralon. Semua orang bisa membuatnya. Sekarang sudah ada banyak cara. Masyarakat luas juga bisa. Kita enggak perlu membeli alat karena sudah banyak yg menyewakan," papar Dinda.

Soal fisik, Dinda adalah pemanah yang cukup mencolok. Itu karena Dinda memiliki paras yang cantik dan postur yang seksi. Itu mengapa Dinda sempat beberapa kali muncul di layar kaca untuk berakting.

Soal itu, Dinda memiliki pendapatnya sendiri. Ia hanya menjadikan akting sebagai pengalaman saja. Tapi, ia tak menutupi keinginannya untuk bermain sinetron atau film dengan peran sebagai pemanah.

"Saya sudah pernah main film dengan judul 3 Srikandi. Tapi, hanya sebatas pemeran pembantu. Itu buat pengalaman aja. Setelah mencoba, memanah dan akting memiliki tingkat kestresan yang berbeda. Bahkan, terkadang akting jauh lebih melelahkan dari olahraga," ucap Dinda.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini