Sukses

Fans Persija Ramalkan Kematiannya Lewat Gambar di Buku Tulis?

Pendukung Persija, Muhammad Fahreza diduga tewas dikeroyok polisi saat hendak menyaksikan Persija Vs Persela di Senayan.

Liputan6.com, Jakarta Kepergian Muhammad Fahreza, pendukung Persija Jakarta yang diduga tewas akibat pengeroyokan polisi menyisakan duka yang mendalam bagi keluarga. Apalagi belakangan terungkap, remaja yang baru berusia 16 tahun tersebut seakan sudah mengetahui kejadian tragis yang akan menimpanya. 

Tubuh Farheza sudah melemah saat kakaknya, Suyatna, tiba di sektor 2 Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Senayan, Jakarta, Sabtu dinihari (14/5/2016). Melihat kakaknya datang, Fahreza langsung memeluknya. Dengan suara lirih, dia merengek minta segera diantar pulang ke rumah. 

 

Baca Juga

"Ia bilang kepada saya bahwa ia dipukul polisi," kata Suyatna kepada Liputan6.com belum lama ini. 

Suyatna tidak akan pernah melupakan kejadian tragis yang menimpa adiknya, Fahreza. Keinginan mereka bersenang-senang mendukung tim kesayangan Persija Jakarta, harus berakhir dengan duka.

(Simak kronologis kematian Fahreza pada berita: Duka Keluarga Fahreza, Pecinta Sejati Persija).

Pihak keluarga tidak punya firasat buruk saat Fahreza dan kakaknya berangkat ke SUGBK untuk menyaksikan pertandingan Persija Jakarta melawan Persela Lamongan, Jumat lalu. Begitu juga dengan korban. Fahreza sama sekali tidak menunjukkan keanehan saat meninggalkan rumah.

Namun menurut keluarga, Fahreza ternyata sempat menggambar di buku tulis sekolah sebelum nasib nahas menimpanya. Guratan-guratan itu mirip dugaan insiden yang menimpanya di Senayan. Seorang pria tampak terjebak di tengah-tengah bentrokan antara fans garis keras dan polisi.



Tak hanya itu, ia juga sempat menulis sebuah kalimat "Bisikan Kematian". Dari pengakuan Suyatna, gambar-gambar tersebut ditemukan adik korban di kamarnya.

Coretan lain di buku itu juga membuktikan betapa besar kecintaan Fahreza kepada Persija. Menurut keluarga, Fahreza memang sudah aktif menonton setiap pertandingan Persija sejak kelas 6 SD.

Fahreza mengembuskan napas terakhir pada Minggu (15/5/2016). Hingga saat ini belum diketahui penyebab pasti kematian remaja berusia 16 tahun tersebut. Pihak kepolisian yang diduga bertanggung jawab atas kejadian ini juga tengah melakukan penyelidikan. 

Kemarin, Rabu (18/5/2016) Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Awi Setiyono mengatakan, pihaknya telah menerjunkan tim untuk mencari fakta-fakta di lapangan terkait kematian Jakmania itu.‎ Polisi juga telah memeriksa CCTV di sekitar GBK. (Lihat berita selengkapnya pada tautan ini).

Pihak keluarga tidak ingin memperpanjang kasus ini. Ayah korban, Syamsudin, mengaku ikhlas dengan kepergian putranya, Fahreza. "Saya tak ingin mengganggu ketenangan putra saya yang sudah beristirahat dengan tenang. Jika teman-teman dari The Jakmania ingin mengusut tuntas, saya mempersilakan. Namun, dari keluarga saya menyatakan sudah ikhlas," kata Syamsudin.

"Ini sudah takdir," beber Syamsudin saat ditemui di kediamannya, Cipedak, Jakarta Selatan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.