Sukses

KOLOM: Kota Milan Diserang Demam Final Liga Champions

Namun demikian, bisa dibilang, final musim ini tetap bernuansa Italia.

Liputan6.com, Milan - Demam final Liga Champions semakin terasa di kota Milan, Italia, yang akan menjamu pagelaran akbar final Liga Champions 2016, Sabtu (28/5/2016). Laga puncak ini akan mempertemukan dua tim asal Spanyol: Real Madrid vs Atletico Madrid.

Final Liga Champions tidak hanya sebuah pertandingan di stadion, namun juga trasformasi kota Milan menjadi sebuah kota olahraga. Kota  ini jadi penuh dengan ajang-ajang dan hiburan untuk para pecinta sepak bola dan masyarakat pada umumnya.

Baca Juga

  • Jelang Final Liga Champions, Ronaldo Sindir Barcelona
  • Bukan Trio BBC, Pemain Madrid Ini Paling Berbahaya bagi Atletico
  • Cuplikan 2 Pertemuan Madrid dan Atletico Musim Ini

Gaung final Liga Champions 2016 tetap terasa. Antusiasme dari masyarakat Italia tetap ada, meskipun final yang akan dilangsungkan di Italia ini, tidak satu tim Italia pun yang berhasil lolos. Semua wakil Italia gugur di fase awal. Bahkan tidak berhasil menembus semifinal Liga Champions, setelah musim lalu, Juventus melaju ke final dan kalah dari Barcelona.

Pada awalnya, ketika diumumkan Final Liga Champions 2016 akan dilangsungkan di kota Milan, masyarakat Italia sebenarnya sangat berharap, salah satu tim yang melaju adalah wakil mereka. Namun sangat disayangkan dan ironisnya tidak satu tim asal Italia masuk ke final musim ini. Sehingga kali ini mau tidak mau, masyarakat Italia harus puas menjadi penonton saja.

Namun, sekali lagi, antusiasme itu tetap ada.Atmosfer kota Milan, dengan dekorasi-dekorasi dan  poster-poster pertandingan akbar Final Milano 2016, nampak menghiasi berbagai sudut kota Milan. Selain itu, diselenggarakan pula festival Liga Champions di pusat kota Milan.

Raffaele, seorang warga Milan, berujar, "Sebagai seorang Italia, saya prihatin dan sedih bahwa tidak ada klub Italia di final nanti. Tapi, sebagai pecinta sepak bola, saya yakin akan menjadi final yang sangat menarik dan indah, karena klub-klub Spanyol pada periode ini merupakan tim-tim yang terkuat. Lihat saja di Europe League, klub Spanyol; Sevilla yang berjaya..."

Suasana Kota Milan menyambut final Liga Champions 2016, Sabtu (28/5/2016). (Liputan6.com/Heny Pratiwi)
Sebagian besar masyarakat Italia pada dasarnya menyayangkan absennya tim asal Negeri Pizza tersebut. Namun, mereka tetap menanti dan akan menikmati pertandingan tersebut sebagai pecinta sepak bola, dimana sebagian besar masyarakat Italia merupakan pecinta sepak bola, sebuah negara dimana sepak bola seperti agama.

Namun demikian, bisa dibilang, final musim ini tetap bernuansa Italia, dikarenakan baik Zinedine Zidane (pelatih Real Madrid), ataupun Diego Simeone (pelatih Atletico Madrid) keduanya juga merupakan jebolan Liga Italia. Zidane sempat jadi bintang klub Juventus. Sedang Simeone sempat menjadi salah satu bintang Inter Milan, serta Lazio. Dia pernah juga bermain di Pisa.

Sebelum melatih Atletico Madrid, Simeone juga pernah menangani Catania di Liga Italia, yang merupakan klub Eropa pertama yang dilatihnya. Terdapat pula Mateo Kovacic yang dibeli oleh Real Madrid dari Inter dengan nilai 40 juta Euro, meski Kovacic tidak mendapatkan ruang yang cukup di Madrid untuk menjadi pemain inti. Begitu pula Stefan Savic yang dibeli Atletico dari Fiorentina.

Jadi, Italia tampaknya tetap layak ikut berpesta. Sebab, final Liga Champions ada pagelaran akbar yang ditunggu para pecinta sepak bola di seluruh penjuru dunia. So, selamat menyaksikan dan menikmatinya! Arrivederci!

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.