Sukses

Mutiara Hitam Mulai Berkilau

Persipura yang sempat terdampar di papan bawah klasemen bersama klub-klub seperti Persiba, Persela hingga PS TNI kini mengintip papan atas.

Liputan6.com, Jakarta - Persipura Jayapura mulai menunjukkan taji sebagai klub elit di Indonesia. Tim berjuluk Mutiara Hitam ini sukses meraih kemenangan beruntun setelah sebelumnya mengalami rentetan hasil minor di Torabika Soccer Championship presented by IM3 Ooredoo.

Berstatus sebagai tim besar Indonesia, Persipura secara mengejutkan justru tak berkutik dalam tiga laga awal kompetisi bentukan PT Gelora Trisula Semesta ini. Skuat asuhan Jafri Sastra itu meraih dua hasil imbang melawan Persija Jakarta (1-1) dan Bali United (0-0). Sedangkan satu laga lain berakhir dengan kekalahan 0-2 dari Semen Padang.

Persipura yang sempat terdampar di papan bawah klasemen bersama klub-klub seperti Persiba Balikpapan, Persela Lamongan hingga PS TNI kini sudah mengintip papan atas.

Baca Juga

  • Nil Maizar Siap Melatih Timnas Indonesia, Asal....
  • 5 Kiper Garang di Bawah Mistar Gawang
  • Jika Latih Timnas Indonesia, Ini Target RD di Piala AFF 2016

Namun, enggan berlama-lama terbenam dalam keterpurukan, Jafri Sastra dan jajaran pelatih bertindak cepat melakukan evaluasi demi perbaikan permainan tim. Hasilnya pun sudah terlihat ketika Persipura meraih dua kemenangan beruntun atas Persela Lamongan dan Perseru Serui dengan skor akhir 1-0.

Posisi Boaz Solossa dkk. melesat. Kini ini berada di peringkat keenam dengan koleksi delapan poin. Mereka tertinggal dua poin dari pemuncak klasemen Arema Cronus yang mengoleksi 10 poin.

Liputan6.com mencoba mengulas berbagai faktor yang membuat Persipura bangkit dan kembali ke jalur kemenangan di Torabika Soccer Championship presented by IM3 Ooredoo.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Adaptasi Atmosfir Kompetisi

Adaptasi dengan Atmosfer Kompetisi
Persipura merupakan salah satu klub di Indonesia yang sempat terluntang-lantung nasibnya pasca-sanksi FIFA. Klub yang bermarkas di Stadion Mandala Jayapura bahkan sempat membubarkan tim dan mempersilahkan para pemain mencari klub lain.

Alhasil, beberapa nama pemain besar seperti Boaz Solossa, Robertino Pugliara hingga Immanuel Wanggai hengkang demi bisa bermain di turnamen. Kondisi ini membuat performa Persipura terus menurun.

Pada gelaran Piala Jenderal Sudirman, Persipura yang masih diasuh oleh Osvaldo Lessa gagal berbicara banyak usai terhenti di perempat final. Lalu, berlaga di Piala Bhayangkaran, Persipura justru makin melempem.

Bermain di Grup B bersama Arema, Bali United, PS Polri, dan Persija, Persipura tak meraih satu kemenangan saja dan membuatnya berada di dasar klasemen. Hasil itu pula yang membuat manajemen Persipura memutuskan untuk mendepak Osvaldo Lessa jelang turnamen ini.

Pada ajang Torabika Soccer Championship presented by IM3 Ooredoo, Persipura yang kembali diperkuat Boaz juga gagal bersinar di awal-awal kompetisi. Terlihat kekompakan antarpemain yang selalu menjadi senjata Persipura tak terjalin rapi.

Namun, perlahan tapi pasti, hal tersebut mulai bisa diminimalisir. Para pemain Persipura kian paham satu sama lain dan yang terpenting, fisik dan mental mereka mulai beradaptasi dengan kerasnya persaingan kompetisi yang hasilnya sukses meraih dua kemenangan.

3 dari 4 halaman

Taktik Jafri Sastra

Taktik dan Strategi Jafri Sastra Mulai Dipahami
Pasca-mendepak Osvaldo Lessa dari kursi kepelatihan Persipura, jajaran manajemen langsung bergerak cepat untuk mencari pelatih berkualitas yang bisa mendongkrak prestasi Mutiara Hitam. Nama, Jafri Sastra pun dipilih untuk mengisi kursi panas pelatih Persipura.

Nama Jafri mencuat setelah sukses mengantarkan Mitra Kukar menjuarai Piala Jenderal Sudirman. Tak hanya itu, pelatih yang bersahaja ini juga ahli dalam mengembangkan bakat pemain-pemain muda seperti Yogi Rahardian, Rudolof Yanto Basna dan Shahar Ginanjar.

Dua faktor tersebut disinyalir menjadi faktor utama Persipura mendapuk pelatih asal Sumatera Barat tersebut sebagai juru racik taktik. Sebab, Persipura memiliki segudang pemain muda bertalenta seperti Osvaldo Haay dan Ricky Kayame.

Jafri memiliki gaya melatih yang unik. Saat masih menangani Mitra Kukar, Jafri adalah pelatih yang mengandalkan dua filosofi yakni penguasaan bola dan umpan panjang.

Melawan Arema Cronus, di babak semifinal Piala Jenderal Sudirman, Jafri menerapkan strategi bertahan dan serangan balik lewat umpan panjang. Hasilnya, hanya dengan menaruh Patrick Dos Santos sendirian di depan, Mitra Kukar berhasil mengalahkan Arema lewat drama adu penalti.

Strategi umpan panjang sangat jarang digunakan di Persipura. Ketika masih ditangani oleh Jacksen Tiago, Boaz Solossa sangat piawai memainkan umpan pendek dan penguasaan bola. Hal ini yang tampaknya sempat menjadi kendala Jafri dalam beberapa laga awal di Torabika Soccer Championship (TSC) presented by IM3 Ooredoo.

Namun, seiring berjalannya waktu, Jafri mulai bisa menerapkan strategi dan taktiknya sesuai dengan karakter para pemain Persipura. Hasilnya, dua kemenangan beruntun mereka raih.

4 dari 4 halaman

Mental Juara Kembali Bangkit

Mental Juara Mulai Bangkit
Hanya ada beberapa klub Indonesia yang memiliki mental juara. Salah satunya adalah Persipura.

Namun uniknya saat Persipura berlaga di Torabika Soccer Championship (TSC) presented by IM3 Ooredoo hal itu tidak terlihat. Para pemain Persipura seperti kurang motivasi untuk bermain garang seperti biasanya.

Jafri sadar betul permasalahan ini. Dia kini lebih mengutamakan untuk bisa segera beradaptasi dengan kultur Papua agar mendapatkan kepercayaan dari para pemain. Salah satunya dengan mengikuti ibadah rutin.

Kini setelah dia mendapatkan kepercayaan itu, Jafri pun mulai bisa menerapakan startegi dan taktiknya. Perkataannya juga mulai didengar oleh para pemain.

Pelatih berdarah Minang ini sempat mengatakan kemenangan 1-0 atas Perseru Serui berkat motivasi yang dia berikan yang membuat para pemain bekerja keras di lapangan. Sebelum pertandingan, Jafri mengatakan bahwa orang Papua sangat mencintai sepak bola dan memiliki motivasi tinggi saat bermain, dia lalu ingin para pemain membuktikan itu saat di lapangan. (Penulis: Yosef Deny Pamungkas)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.