Sukses

Boaz dan Tugas Ganda di Persipura

Boaz mengutarakan permintaan maaf kepada para pendukung belum bisa memberikan sentuhan terbaik untuk Persipura.

Liputan6.com, Persipura - Performa Persipura Jayapura di gelaran Torabika Soccer Championship presented by IM3 Ooredoo mulai menjanjikan. Dalam dua partai terakhir, Persipura mendapatkan kemenangan atas Persela Lamongan dan Perseru Serui.

Hanya saja, Persipura masih memiliki pekerjaan rumah. Terutama sektor depan tim berjuluk Mutiara Hitam baru menghasilkan 3 gol hingga pekan ke-5 gelaran ini. Bahkan, dalam dua partai terakhir Persipura baru mendapatkan dua gol. Satu gol diantaranya dicetak dari titik putih ketika Persipura menjamu Persija Jakarta di Mandala. 

Baca Juga

  • Neymar Main Film XXX
  • Momen Piala Eropa: Selebrasi Dokter Gigi Si Pemabuk
  • Rossi-Lorenzo Kritik Perubahan Sirkuit Katalunya

Padahal, juru gedor Persipura dihuni pemain-pemain tinggi jam terbang dan pengalaman. Tercatat, mereka Boakkay Eddy Foday dan James Koko Lomell. Dua pemain tersebut sudah lama malang melintang di pentas sepak bola nasional. Selain dua nama tersebut, ikon Persipura, Boaz Solossa menjadi andalan.

Sukses Persipura hingga merebut gelar ISL 6 kali tidak lepas dari sosok Boaz. Striker yang identik dengan nomor 86 tersebut masih menjadi tulang punggung di barisan depan. Bahkan, di era ISL yang bergulir sejak 2008-09, Boaz mampu 3 kali menjadi top skorer yakni pada 2008/09, 2010/11, dan 2013.

Selama kompetisi terhenti, Boaz sempat keluar dari Persipura. Dia pernah berkostum Pusamania Borneo FC (PBFC) di ajang Piala Presiden tahun lalu. Boaz bahkan sempat mengadu nasib ke Timor Leste sebelum kembali ke pangkuan Persipura di Torabika Soccer Championship presented by IM3.

Kembali ke Persipura, pendukung harus menunggu lama untuk melihat Boaz merayakan selebrasi mencetak gol. Boaz mengutarakan permintaan maaf kepada para pendukung belum bisa memberikan sentuhan terbaik untuk Persipura. Menurut Boaz, salah satu alasan belum bisa mencetak gol adalah, strategi parkir bus lawan yang sangat ketat. Itu terjadi ketika Persipura bermain imbang tanpa gol kontra Bali United, awal Mei lalu.

"Ketika itu lawan lebih menunggu untuk melakukan serangan balik," kata striker Timnas Indonesia itu dilansir dari Antara.

Boaz tidak sepenuhnya bisa disalahkan, melihat kecenderungan tim-tim peserta Torabika Soccer Championship presented by IM3 yang cenderung menerapkan strategi bertahan total dan mengandalkan serangan balik untuk menekan lawan.

Terlepas dari performa sang bomber, menurut sang pelatih, Jafri Sastra, Boaz sosok penting di dalam skuat. Bukan semata gol yang ditunggu, lebih dari itu, Boaz memainkan peran ganda untuk membuat Mutiara Hitam semakin kompak dan solid.

Sejak 2004, pemain jebolan PON Papua itu tidak pernah tergantikan. Mengawali karier profesional dari tim junior Persipura, Boaz selalu menjadi pemain reguler Persipura hingga kini. Jafri memandang, sang pemain tidak tergantikan.

"Buat saya Boaz adalah seorang kapten Persipura, ada atau tidak ban kapten di lengannya. Dia memang sosok pemimpin dalam tim, karena senioritas atau pun pengalamannya," ujar mantan pelatih Mitra Kukar tersebut dilansir dari FourFourTwo. (Penulis: Indra Eka Setiawan)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini