Sukses

Terlalu Agresif, Honda Kritik Calon Tandem Rossi

Vinales meraih posisi keempat pada MotoGP Catalunya 2016.

Liputan6.com, Barcelona - Kebanyakan pembalap muda MotoGP selalu memiliki karakter yang agresif. Begitu pula dengan pembalap Suzuki yang akan menjadi calon rekan Valentino Rossi di Movistar Yamaha, Maverick Vinales. Dinilai terlalu agresif, Vinales pun mendapat kritikan dari Honda.

Vinales adalah pembalap muda yang namanya jadi lebih sering diperbincangkan sejak diresmikan menjadi rider Movistar Yamaha untuk musim 2017. Sebelumnya, nama Vinales sangat asing terdengar di telinga.

Baca Juga

  • 10 Fakta Menarik Usai Inggris Ditahan Rusia
  • Kecelakaan di Kualifikasi, Bos Manor Tetap Percaya Rio Haryanto
  • Kecoa Ikut Ramalkan Pemenang Duel Jerman Vs Ukraina

Ia memang sempat mencuri perhatian saat masih tampil di Moto3 pada 2012-2013. Pasalnya, Vinales tampil begitu impresif dalam dua musim itu. Puncaknya adalah ketika ia merebut gelar juara dunia Moto3 2013. Ketika tampil di Moto2 2014, ia juga finis di posisi ketiga klasemen pembalap.

Namanya mulai muncul ke permukaan sejak diresmikan menjadi pembalap Suzuki di musim 2015. Sayang, rapornya saat itu tak cukup mengesankan. Ia hanya mampu finis di posisi ke-12 klasemen pembalap. Prestasi terbaiknya adalah saat finis di urutan keenam MotoGP Catalan dan Australia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Muda dan Disegani

Musim ini, Vinales berevolusi jadi pembalap muda yang begitu disegani. Namanya kian melambung setelah ia diumumkan akan menjadi rekan Rossi di musim 2017. Salah satu aksi terbaiknya diperlihatkan pada MotoGP Catalunya 2016.

Start dari urutan keenam, Vinales sempat bersaing dengan pembalap Repsol Honda, Dani Pedrosa, dalam perebutan podium ketiga. Sayang, kesalahan Vinales yang melebar saat menikung membuat Pedrosa mampu menjauh. Soal aksinya di Catalunya, ternyata Vinales mendapat kritikan dari bos Honda.

"Pedrosa mendapat kesulitan di awal balapan karena bersaing dengan Vinales. Menurut pendapat saya, beberapa momen memperlihatkan Vinales terlalu agresif. Itu adalah sesuatu yang tak baik untuk dilakukan dan bisa menghilangkan kesempatan untuk mengejar pembalap di depan," tutur Livio Suppo, Direktur HRC, seperti dikutip Speedweek.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.